Reviews

El misterio del solitario by Jostein Gaarder

lilisa_miller's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging emotional funny hopeful inspiring lighthearted reflective relaxing slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

prahayu's review against another edition

Go to review page

3.0

Review juga dapat dibaca di http://prayrahayusbook.blogspot.co.id/2016/10/misteri-soliter-by-jostein-gaarder-book.html#more

Misteri Soliter: Filsafat dalam Setumpuk Kartu Remi
Aku tak mengerti bagaimana mungkin ada sesuatu yang muncul begitu saja dari ketiadaan. Hans Thomas, hlm. 239

By Jostein Gaarder
3.5 of 5 stars

Sebenarnya, aku cukup penasaran dengan karya-karya Jostein Gaarder. Baiklah, sepertinya aku harus mengakui kalau aku belum berhasil membaca Dunia Sophie sampai selesai. Bukan. Bukan karena bukunya jelek atau apa. Akan tetapi, aku belum sanggup mencerna berbagai macam filsafat yang ditawarkan oleh Gaarder.

Cerita dalam cerita dalam cerita
Membaca Misteri Soliter, membuatku sadar, pasti cerita yang disajikan tidak akan pernah sederhana. Embel-embel filsafat melekat erat di buku ini. Tentunya, aku yang sudah berhasil membaca setengah bagian dari Dunia Sophie, dapat menebak kalau cerita di dalam buku ini akan membuat kita berpikir keras. Apa yang ditawarkan oleh Gaarder dengan tokoh-tokohnya.

Secara garis besar, ada dua cerita yang disampaikan oleh Gaarder. Pertama mengenai perjalanan Hans Thomas dan ayahnya ke Yunani untuk mencari ibunya. Sejak kecil, Hans Thomas telah ditinggal oleh ibunya. Selama delapan tahun, Hans Thomas menjalani kehidupan tanpa kasih sayang seorang ibu. Banyak yang menyatakan bahwa ibu Hans Thomas sedang berusaha mencari jati diri. Dalam perjalanan menuju Yunani, seorang bertubuh pendek memberikan sebuah kaca pembesar untuk Hans Thomas. Awalnya, Hans Thomas tidak mengetahui apa-apa mengenai kaca pembesar itu, Akan tetapi, pada akhirnya Hans Thomas mengerti kegunaan dari kaca pembesar yang diberikan oleh orang tersebut.
Tapi, kehadiran mereka menjelaskan bahwa aku bukan berada di negara yang tertera di peta mana pun. Itu sama seramnya dengan bertemu orang tanpa wajah. Hans Tukang Roti, hlm. 138.

Di sisi lain, ada cerita yang dituliskan di buku roti kadet. Cerita mengenai kisah Hans Si Tukang Roti. Ia menceritakan pada Albert bahwa ia pernah terdampar di sebuah pulau ajaib. Di sanalah Hans Si Tukang Roti bertemu dengan orang-orang yang memiliki identitas sendiri-sendiri. Mereka seperti setumpuk kartu yang hidup. Ada empat hati, lima keriting, raja sekop, dan juga tiga wajik. Well, di sana juga ada Joker yang selalu konyol dan nyentrik. Diceritakan pula kisah tentang hari joker dan perayaannya. Tentunya, soda pelangi juga tak akan ketinggalan.

Ide yang unik dan tidak biasa
Jujur saja, membaca novel dengan tema filsafat termasuk hal yang baru bagiku. Apalagi, filsafat bukanlah cabang ilmu pengetahuan yang terlalu aku dalami. Akan tetapi, terkadang aku kepo dengan cabang ilmu ini. Terlalu nyentrik dan bikin penasaran pembahasan-pembahasan yang ada. Lagipula, di dalam hatiku yang terdalam, aku ingin bisa memahami filsafat tapi dengan cara yang menyenangkan. Membaca novel bernapaskan filsafat menjadi satu hal yang aku pilih sebagai cara untuk mempelajari filsafat secara tidak langsung.
"Aku setuju bahwa itu misteri. Ada lima miliar orang yang hidup di planet ini. Tapi kau jatuh cinta pada satu orang tertentu, dan kau tidak akan menukarnya dengan orang lain." Pa, hlm. 141.

Meskipun demikian, terkadang aku kurang bisa menghubungkan antara satu cerita dengan yang lainnya. Maksudku, seolah-olah Gaarder sengaa membuat kebetulan dimana-mana. Menurutku, terkadang hal itu too much dan menjadi hambar saat dibaca. Bukan berarti aku tidak menyukai konsep yang Gaarder bawa, akan tetapi, terkadang memang terlalu banyak kebetulan yang diungkap meskipun ada penjelasannya secara filsafat.

Penampilan fisik si novel filsafat
Kalau aku dihadapkan dengan semua novel karangan Jostein Gaarder versi Indonesia, maka aku akan menyatakan bahwa sampul dari Misteri Soliter cukup menggugah rasa penasaranku. Aku suka dengan konsep sampulnya. Topi Joker menjadi salah satu pusat perhatian dan memang menegaskan inti cerita novel ini. Selain itu, perpaduan warnanya yang biru dan hijau cukup membuatku bersedia membaca novel ini dengan ceria.

Tebal novel ini pun menurutku pas. Tidak terlalu melelahkan dan ukuran huruf yang digunakan pun nyaman untuk dibaca. Menurutku, Mizan berhasil membuat penampilan fisik novel ini menjadi ciamik dan mudah dibaca.

Pada akhirnya, aku menyukai novel ini. Meskipun terkadang aku masih tidak setuju dengan kebetulan-kebetulan yang seolah dipaksakan, novel ini memberikan bentuk penyegaran untuk memahami filsafat dalam skala kecil.

3.5 bintang untuk Joker yang selalu ceria.

ropey's review against another edition

Go to review page

3.0

a slow burn of magical realism, reads like alice in wonderland set in a ghibli movie

kavuyo's review against another edition

Go to review page

adventurous reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

4.25

seta7esh's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging emotional funny hopeful inspiring lighthearted mysterious relaxing medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

maevefly's review against another edition

Go to review page

3.0

a slow burn of magical realism, reads like alice in wonderland set in a ghibli movie

palmics18's review against another edition

Go to review page

adventurous inspiring lighthearted reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes

4.75

I loved it. It has elements of philosophy, fairytale, family, history. I just couldn't put it down. It invloves fantasy while also being well rounded, smart and mysterious. It makes you think while also being fun and lighthearted, very easy to read. 

negar_s's review against another edition

Go to review page

3.0

سه و نیم.
کتاب یه جمله ی فوق العاده داشت که واقعا می خواستم متن رو با اون شروع کنم، ولی متاسفانه کتابو ندارم و هر چیز دیگه ای شبیه اون بنویسم احتمالا حق مطلب رو ادا نمی کنه.
این کتاب عالی عالی نبود. شاید عالی هم نبود حتی. ولی باید خوندنش. خود متن کتاب رو هر کس باید یه بار بخونه تا جوکر باشه. هر کس یه بار باید بخونه تا اگه شده، حتی چند ثانیه، توی کل عمرش فکر کنه، ما از کجا اومدیم، ما کی هستیم؟
دوستش داشتم، همین!
+ بخونیدش!

anitaboeira's review against another edition

Go to review page

4.5

It was one of my favorite books I read as a teenager. Reading it two decades later I think it’s only nostalgia that makes me still like this book. 

kokeshi8's review

Go to review page

3.0

Me pasa algo con Gaarder. El principio de sus libros siempre me encanta, pero a medida que llegamos al final me desilusiona.