Scan barcode
moilady's review
dark
emotional
informative
inspiring
fast-paced
3.75
Ini adalah kali pertama membaca buku karya Mochtar Lubis. Awalnya karena iseng cari buku di ipusnas, dan muncul buku ini sebagai rekomendasi. Buku ini sangat menarik, walaupun penyampaiannya terbilang lawas, tapi masih bisa dimengerti dengan mudah.
Selama baca buku ini, jujur, aku sedikit merinding karena membayangkan sebuah negara yang sekarang terlihat sangat maju, bisa sangat terlihat hancur pada saat itu. Mayat ada di mana-mana, bau darah hingga kotoran manusia yang dijadikan pupuk tanaman. Belum lagi kebingungan dua pihak yang sulit membedakan mana warga Korea Selatan dan mana warga Korea Utara.
Penyampaiannya juga sangat menarik, menurutku. Di mana pembaca diajak untuk melihat dari dua sisi, gak condong ke salah satu negara, semua dibuat netral. Buku ini bisa dibilang berfokus pada kehidupan yang dijalani oleh warga di sana, dan kesedihan-kesedihan yang mengiringi langkah mereka menuju pengungsian maupun tempat-tempat lain mencari perlindungan. Berbeda dengan wartawan/pres lain (yang disebutkan di dalam buku), mereka mencari dan meliput kekuatan serdadu masing-masing untuk diberitakan, tetapi beliau benar-benar berusaha untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Situasinya sunggung kelam, dan gelap. Aku sendiri banyak merinding dan sedikit-banyak antara percaya dan gak percaya dengan keadaan di sana waktu itu. Tapi, mungkin itulah kebenarannya. Siapa yang tahu?
Tapi, pesan yang disampaikan dalam buku ini menurutku tersalurkan dengan baik dalam bahasa yang sederhana.
Selama baca buku ini, jujur, aku sedikit merinding karena membayangkan sebuah negara yang sekarang terlihat sangat maju, bisa sangat terlihat hancur pada saat itu. Mayat ada di mana-mana, bau darah hingga kotoran manusia yang dijadikan pupuk tanaman. Belum lagi kebingungan dua pihak yang sulit membedakan mana warga Korea Selatan dan mana warga Korea Utara.
Penyampaiannya juga sangat menarik, menurutku. Di mana pembaca diajak untuk melihat dari dua sisi, gak condong ke salah satu negara, semua dibuat netral. Buku ini bisa dibilang berfokus pada kehidupan yang dijalani oleh warga di sana, dan kesedihan-kesedihan yang mengiringi langkah mereka menuju pengungsian maupun tempat-tempat lain mencari perlindungan. Berbeda dengan wartawan/pres lain (yang disebutkan di dalam buku), mereka mencari dan meliput kekuatan serdadu masing-masing untuk diberitakan, tetapi beliau benar-benar berusaha untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Situasinya sunggung kelam, dan gelap. Aku sendiri banyak merinding dan sedikit-banyak antara percaya dan gak percaya dengan keadaan di sana waktu itu. Tapi, mungkin itulah kebenarannya. Siapa yang tahu?
Tapi, pesan yang disampaikan dalam buku ini menurutku tersalurkan dengan baik dalam bahasa yang sederhana.
Moderate: Blood and War