Reviews tagging 'Injury/Injury detail'

The Shrunken Head by Lauren Oliver, H.C. Chester

1 review

renpuspita's review against another edition

Go to review page

adventurous mysterious fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

Setelah entah puluhan tahun gue ga pernah pergi ke perpus kota/daerah dan baca disana (ya karena koleksi dan timbunan gue gila banyak banget), akhirnya di tahun 2023 gue main ke Perpus di Cikini. Itu juga setelah 12 tahun kerja di Jakarta baru sekali ini juga main di daerah Cikiniii...ke Gondangdia (malah nyanyi). Kenapa kok tahu-tahu ke perpus? Karena ada yang ngajakin dan gue akhir2 ini suka ikutan acara bookish walau ya hanya dateng kalau penyelanggaranya kenal. Maklum, anak INFP (apa hubungannya? A lot, sadly)

Namanya juga baca di perpus dan jamnya terbatas karena cuma sampai jam 12 acara library date dan silent readingnya (baca di perpus kan harus tenang ya bestie), dimana gue nyampe perpus jam 9, maka milih bukunya yang ga tebel2 banget (under 300 halaman), terjemahan (gue baca buku dalam bhs Inggris tuh lama) dan kalau bisa genre yang gue suka. Akhirnya setelah ngider milih2 dan sejujurnya gue seneng plus galau mau baca buku mana (banyak banget buku2 referensi dari DK!) gue milih buku The Shrunken Head yang ditulis Lauren Oliver (penulis beneran) dan Hester J.C (kagak jelas bionya. Diterjemahkan oleh Mizan Fantasy dan sejujurnya gue juga ga tahu sama buku ini dimana pas gue lihat stempel perpus di bukunya ternyata tahun 2019? Mungkin Mizan udah males masarinnya karena toh PJO yg paling laris dan juga karya Rick Riordan lainnya. Gue beruntung juga nemu buku ini karena cuma 1 eksemplar dan juga ini buku pertama.

Singkat cerita, karena keterbatasan waktu dan walau namanya silent reading tapi gue masih sempat ngobrol cekikikan ma Mba Yuska, Mba Treez, Febri dan Marina yg duduk deket gue (wkwk kelakuan emang eyke ini), gue berhasil menuntaskan baca buku ini dalam waktu dua jam. Mungkin karena isinya juga termasuk ringan dan terjemahannya sendiri dan luwes dibacanya plus minim typo. The Shrunken Head sendiri adalah buku pertama dari seri The Curiosity House, menceritakan tentang sebuah Museum berisi hal-hal ganjil dan orang2 unik yang mempertunjukkan kemampuan mereka bak orang sirkus. Dipimpin oleh Mr Dumpfrey yang bak sales tulen, buku ini berfokus sama anak - anak belia yang usianya mungkin masih di kisaran belasan tahun. Ada Thomas yang cerdas dan bisa melipat - lipat tubuhnya. Ada Phillippa atau Pip yang bisa menerawang apa yg ada di kantongmu dan belakangan ternyata dia mulai bisa membaca pikiran manusia. Lalu ada Samson atau akrab dipanggil Sam yang sangat kuat bisa menghancurkan dinding atau mengangkat benda berat tapi juga sangat pemalu. Terakhir ada Mackenzie atau Max, anggota terakhir yang bergabung dengan Museum Mr Dumpfrey, ahli melempar pisau tapi suka berkata sinis dan kleptomania.

Keempat tokoh kita jelas bukan anak - anak biasa. Mereka juga ga akur, terutama Pip dan Max. Tapi ketika sebuah artefak bernama Kepala Mengerut disinyalir membuat beberapa orang terbunuh dan Mr Dumpfrey dicurigai sebagai pembunuh, keempat anak ini berusaha menyelidiki siapa yg mencuri Kepala Mengerut dan menuduh Mr Dumpfrey. Mulai dari sini memang ceritanya lebih condong ke misteri whodunnit ala Nancy Drew dan gue akuin element misterinya yang membuat gue bisa baca dengan cepat. Selain itu ternyata ada juga misteri di balik kemampuan khusus para anak-anak yang nantinya akan sedikit terungkap di akhir cerita. 

The Shrunken Head cukup membuat gue teringat akan cerita Miss Peregrine's Peculiar Children tapi juga semacam digabungkan dengan Freak Showsnya P.J.Barnum. Tidak ada petunjuk waktu yang menunjukkan pada era apa buku ini ditulis, dan ilustrasi yang ada di dalam bukunya terasa modern. Meski banyak orang aneh di buku ini, cerita memang hanya berkutat pada Thomas, Sam, Pip dan Max. Masing - masing cukup menarik dengan personalitas yg beda-beda. Thomas yg jail tapi optimis, semacam pemimpin tidak resmi, Sam yang takut2 kalau kekuatannya akan melukai seseorang, Pip yang kaku dan hobi berantem dengan Max yang semaunya sendiri. Gue merasa ceritanya lebih fokus ke Thomas, sementara Pip jauh lebih banyak diceritakan bermusuhan sama Max walau mendekati akhir cerita mereka mulai akur. Para orang dewasanya juga campuran antara kebapakan (Mr Dumpfrey) atau yang menyebalkan sekalian seperti wartawan bernama Bill Evans yang artikel-artikelnya suka menyudutkan museum. Bagi gue misterinya cukup solid tapi agak membingungkan pada akhir cerita yang juga membuka kemungkinan ada cerita selanjutnya.

Buku ini cocok dibaca untuk sekali duduk. Dilengkapi dengan ilustrasi yang menurut gue cukup unik dan bergaya gothic dan alurnya juga cukup cepat. Misterinya ga terlalu sulit, gue sebenarnya udah bisa nebak siapa pelaku di balik menghilangnya Kepala Menyusut. Walau sayangnya Kepala Menyusut ini, alih2 sebagai judul, sebenarnya lebih ke arah plot device aja. Kalau suka sama buku anak dengan element misteri yg cukup kental dan sedikit bumbu fantasy, buku ini boleh dicoba. 

Expand filter menu Content Warnings
More...