Reviews tagging 'Murder'

Re: dan Perempuan by Maman Suherman

2 reviews

clavishorti's review against another edition

Go to review page

challenging dark emotional reflective sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

Pernah kutanya,
adakah surga untuk Re: yang bergelimang dosa?
Jawabmu, semua orang berkalung salah dan dosa.
Tak ada yang bisa jangkau surga,
kecuali karena ampunanNya.
Re:, katamu, Tuhan bagi siapa saja!
 
 
Buku Re: dan peRempuan karya Maman Suherman merupakan sebuah karya yang menghadirkan gambaran mendalam tentang sudut-sudut kehidupan yang sering terpinggirkan dalam masyarakat. Terbagi dalam dua bagian, “Re:” dan “peRempuan”, Maman Suherman mengajak pembaca untuk menyelami realitas yang sering kali tak tersentuh dengan berbagai perspektif. 
 
Bagian “Re:” membawa kita ke dalam kehidupan Re:, seorang pelacur lesbian perempuan tangguh, dan kisah perjuangannya. Maman Suherman menekankan bahwa cerita ini berakar dari kisah nyata, memberikan dimensi autentisitas yang menyentuh. Di bagian “peRempuan”, fokus sedikit beralih pada Melur, wujud nyata dari habis gelap terbitlah terang
 
Salah satu aspek yang ditekankan di dalam Re: dan peRempuan adalah kondisi seorang anak yang lahir dari hubungan di luar nikah dan terusir dari masyarakat, bahkan keluarganya sendiri. Kehidupannya yang terbungkus tanda tanya, tanpa kehadiran sosok ayah, memunculkan temuan tentang stigmatisasi dan ketidakadilan yang kerap dialami oleh anak-anak dalam situasi serupa. Buku ini menyuguhkan refleksi tentang perjuangan individu dalam menemukan identitas dan tempatnya dalam masyarakat yang kadangkala tak selalu ramah terhadap keberadaannya. 
 
Buku ini juga mengungkapkan pahitnya eksploitasi terhadap individu yang rentan dan membutuhkan bantuan, seperti yang dialami oleh Re: ketika Mami Lani dengan baik hati memberikan pertolongan kepada Re: di kota, namun ternyata meminta pembayaran atas bantuan yang diberikannya. Hal ini mencerminkan ketimpangan sosial yang mengharuskan mereka yang terpinggirkan membayar mahal untuk bantuan yang semestinya mereka dapatkan tanpa syarat, bahkan dipaksa dengan cara yang tidak bermoral. 
 
Perdagangan manusia, termasuk eksploitasi non-seksual dan seksual seperti pelacuran, merupakan isu penting dalam buku ini. Maman Suherman dengan tajam menggambarkan realitas kelam di mana banyak perempuan dan bahkan lelaki, dari yang muda hingga yang tua, terperangkap dalam lingkaran gelap pelacuran. Ironisnya, beberapa orang tua dan orang terdekat mereka menyadari keadaan ini namun memilih untuk memendam rasa putus asa, ketakutan, atau bahkan acuh tak acuh. Bahkan lebih menyedihkan, para dalang utama, yang acap disebut sebagai Mami dan Papi, yang menjajakan nasib para korban ini, tampaknya kebal terhadap hukum. Tak ketinggalan, bahkan beberapa elite berjubah Yang Mulia pun terlibat dalam jaringan-jaringan kejahatan ini. 
 
Stigma terhadap para pelacur juga disoroti dengan tajam dalam buku ini. Maman Suherman mengupas paradoks yang menghiasi realitas mereka, di mana para pelacur, meskipun tidak mengambil hak orang lain, sering kali menjadi sasaran hinaan dan cacian dari masyarakat. Di sisi lain, penjahat licik seperti koruptor, yang jelas-jelas merugikan masyarakat, kadang-kadang lepas dari jerat hukuman atau bahkan menerima sanksi yang jauh lebih ringan. 
 
Dalam narasi yang kuat, Maman Suherman membawa pembaca melalui kisah-kisah tragis para pelacur yang terperangkap dalam lingkaran eksploitasi. Mereka adalah individu yang seringkali terpinggirkan, terjebak dalam situasi sulit tanpa banyak pilihan. Namun, ironisnya, masyarakat seringkali memilih untuk menyalahkan dan mencaci mereka, tanpa mempertimbangkan latar belakang dan tekanan yang menghadapi. Stigma ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari para pelacur, membatasi akses mereka terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan peluang ekonomi lainnya. Mereka terpaksa hidup dalam bayang-bayang masyarakat, terus-menerus menghadapi diskriminasi dan pengucilan. 
 
Buku ini juga menggambarkan dengan penuh kekejaman perlakuan terhadap para pelacur dan orang-orang yang sering kali dianggap sebagai ‘sampah masyarakat’. Pembunuhan terhadap kelompok ini sering kali tidak mendapatkan perhatian serius dari pihak berwenang, bahkan terkadang dianggap sebagai bentuk ‘pembersihan’ yang patut diucapkan terima kasih. Ini adalah potret kejam dari seberapa jauh keadilan bisa terbungkam ketika korban merupakan orang-orang yang marginal di mata masyarakat. 
 
Selain itu, buku ini juga mengajukan pertanyaan yang mendalam mengenai peran media massa dan integritas jurnalis dalam menyajikan fakta. Maman Suherman dengan tajam mengkritik praktik korupsi yang merajalela di dunia jurnalistik, menggambarkan betapa uang mampu memutar arah berita, bahkan mengubah kebenaran menjadi komoditas tawar-menawar. Para elite berkuasa dengan mudah menyembunyikan kesalahan mereka dengan uang, sehingga citra mereka kembali bersih dan cemerlang di mata publik. Para jurnalis dan media massa terkadang lebih tertarik pada gosip-gosip murahan, seperti kisah asmara para penghias layar kaca atau skandal yang sengaja diangkat untuk mencuri perhatian. Sungguh ironis, suara-suara mereka yang tercekik keadilan tidak diberikan ruang, dan dunia terus mengabaikan rintihan mereka. Dengan penulisan yang kuat dan penuh makna, Maman Suherman mempertanyakan integritas dan tanggung jawab profesi jurnalis, serta menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan suara-suara yang terpinggirkan di tengah sorotan publik. 
 
Bukan hanya sekadar menggugah, buku ini juga menghadirkan kisah kasih sayang seorang ibu yang tak terbatas. Meskipun Re: hidup dalam bayang-bayang pelacuran, dedikasinya terhadap kebahagiaan anaknya tidak pernah surut. Ia rela mengorbankan dirinya demi memastikan bahwa buah hatinya tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang terlindungi. Kasih sayang ini memancar sepanjang masa, membangun pondasi kokoh bagi pertumbuhan anaknya, dan mengajarkan kita bahwa cinta sejati tak mengenal batas, bahkan di tengah kesulitan dan keterbatasan kehidupan sehari-hari. 
 
Saya terpesona oleh keindahan dan kedalaman yang tersemat dalam setiap halaman buku ini. Awalnya, saya memilih buku ini secara acak, namun ternyata buku ini adalah sebuah harta karun tak terduga. Maman Suherman mampu memukau saya dengan kecerlangan dalam penyampaian ceritanya. Setiap kalimat terasa begitu dekat dan mengajak saya untuk sepenuhnya terhanyut dalam alur yang disajikan. 
 
Diksi yang digunakan oleh Maman Suherman sungguh memukau, menghiasi setiap kalimat dengan keindahan dan kekuatan emosional. Setiap bait puisi yang dihadirkan dalam buku ini memberikan dimensi ekstra, memperdalam pengalaman membaca saya. Saya sering kali terhanyut dalam cerita, bahkan ada beberapa adegan yang mengundang air mata saya untuk mengalir, memaksa saya untuk merenung dalam-dalam. 
 
Buku ini membawa saya melalui sebuah perjalanan emosional yang mendalam, mengeksplorasi sudut-sudut gelap dari kehidupan perempuan yang sering kali terpinggirkan dalam masyarakat. Maman Suherman menggambarkan dengan jelas realitas yang tidak selalu nyaman untuk dihadapi, mengajak pembaca untuk melihat lebih dalam dan mempertanyakan norma-norma yang sering kali memberikan tekanan kepada individu yang terpinggirkan. Lebih dari sekadar kisah-kisah perempuan, buku ini mengupas tema-tema yang relevan dan mendesak, dari perdagangan manusia hingga keadilan sosial. Maman Suherman dengan lihai mengaitkan semua elemen ini menjadi sebuah narasi yang kaya dan mengesankan. 
 
Tak hanya itu, menurut saya, akhir dari cerita di dalam buku ini bukan hanya sekadar penutup, tapi sebuah penegasan yang memuaskan dari seluruh perjalanan emosional ini. Sebagai kesimpulan, Re: dan peRempuan adalah sebuah karya sastra yang memotret kehidupan dari sudut pandang yang jarang dieksplorasi. Maman Suherman tidak hanya menghadirkan cerita-cerita yang mendalam, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan penting yang seharusnya tidak terabaikan oleh masyarakat. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada siapa saja yang ingin terlibat dalam perjalanan emosional yang mendalam dan memikat. 

Expand filter menu Content Warnings

letterlight's review

Go to review page

dark emotional sad fast-paced

4.25

Got lost di endingnya. Bingung dikit

Expand filter menu Content Warnings
More...