suakamuara's review
emotional
inspiring
lighthearted
fast-paced
- Plot- or character-driven? N/A
- Strong character development? N/A
- Loveable characters? N/A
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
3.5
clodiodi's review against another edition
2.0
Beberapa puisi sangat menarik dan indah, bahkan menjadi favorit saya, namun banyak juga yang saya tidak paham maknanya. Mungkin memang tidak berjodoh dengan selera saya saja atau mungkin juga karena pemahaman saya mengenai puisi masih dangkal.
inkedinsummer's review against another edition
4.0
Favorite pieces: Saudade, Erratum, Inferno & Purgatario, Sebelum Aeschylus, Teman Jiwa, Merebus Mie Instan di Ujung Pelangi.
marinazala's review against another edition
3.0
** Books 107 - 2016 **
3,2 dari 5 bintang!
Review menyusul yaa :3
3,2 dari 5 bintang!
Review menyusul yaa :3
gitadine's review against another edition
5.0
I didn't understand every one of them, but tonight I was made to laugh and cry by the sometimes too familiar themes.
dreeva's review against another edition
3.0
173 - 2019
Membaca puisi Norman dalam buku ini rasanya gimana ya, menarik dan sebenarnya bikin penasaran.
Ada puisi yang berujudul Curriculum Vitae, berisi seperti curahan hati seorang gay yang tak diterima oleh orangtuanya sendiri, keluarganya hingga teman-temannya. Seperti sesak membacanya. Satu lagi yang berjudul Aubade.
Paradiso
Ia ada di sini
bersama segala
Yang Hilang & yang tak pernah
Ia punya.
Membaca puisi Norman dalam buku ini rasanya gimana ya, menarik dan sebenarnya bikin penasaran.
Ada puisi yang berujudul Curriculum Vitae, berisi seperti curahan hati seorang gay yang tak diterima oleh orangtuanya sendiri, keluarganya hingga teman-temannya. Seperti sesak membacanya. Satu lagi yang berjudul Aubade.
Paradiso
Ia ada di sini
bersama segala
Yang Hilang & yang tak pernah
Ia punya.
awallhidayat's review against another edition
4.0
It's really great experience that I finished the book just after I watched Norman's session in Ubud Writers and Readers Festival. In all way, i do knew how and whay he wrote this poem collection pretty much.
To be honest, i have no idea about Sergius or Bacchus. But, I thought, they're based on Christian belief, just like what Norman has in faith. Correct me if I'm wrong, ya!
There are a lot of poem I adore so much. The first and even more importantly though, the last one are also my favorite. This one got me so full of sorrow: "Waktunya berhenti memungkiri segalanya hanyalah lakon. Dan kau adalah aktor yang buruk, tanpa naskah menjadikannya kehidupan panggungmu", from Puisi. Also, "Pada suatu titik menjelang ulang tahun kedua puluh tiga, tanpa alasan yang ia pahami, ia merasa adalah seorang laki-laki, dan ia pikir itu bukanlah hal yang buruk" from Curriculum Vitae.
Anyways, I've been tending to more subjective in this marks. Since like I said before, i read the book after closer relationship with Norman. He's so humble and warmhearted. Wish he keeps continuing his works, so many Indonesia writing will enrich our literary. But first, spread love, not hate!
To be honest, i have no idea about Sergius or Bacchus. But, I thought, they're based on Christian belief, just like what Norman has in faith. Correct me if I'm wrong, ya!
There are a lot of poem I adore so much. The first and even more importantly though, the last one are also my favorite. This one got me so full of sorrow: "Waktunya berhenti memungkiri segalanya hanyalah lakon. Dan kau adalah aktor yang buruk, tanpa naskah menjadikannya kehidupan panggungmu", from Puisi. Also, "Pada suatu titik menjelang ulang tahun kedua puluh tiga, tanpa alasan yang ia pahami, ia merasa adalah seorang laki-laki, dan ia pikir itu bukanlah hal yang buruk" from Curriculum Vitae.
Anyways, I've been tending to more subjective in this marks. Since like I said before, i read the book after closer relationship with Norman. He's so humble and warmhearted. Wish he keeps continuing his works, so many Indonesia writing will enrich our literary. But first, spread love, not hate!