Scan barcode
mheffner3031's review against another edition
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? It's complicated
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.0
Graphic: Child death, Death, Genocide, Gun violence, Sexual assault, Violence, Xenophobia, Blood, Antisemitism, Grief, Death of parent, Pregnancy, and War
Moderate: Rape
celery's review against another edition
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? Yes
3.75
Graphic: Ableism, Animal cruelty, Child abuse, Child death, Confinement, Death, Genocide, Gun violence, Hate crime, Misogyny, Racism, Rape, Sexism, Sexual assault, Sexual violence, Violence, Forced institutionalization, Xenophobia, Blood, Vomit, Police brutality, Antisemitism, Medical content, Grief, Mass/school shootings, Medical trauma, Death of parent, Murder, Pregnancy, Abandonment, Sexual harassment, Colonisation, War, Injury/Injury detail, Classism, and Deportation
fluture's review against another edition
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
The point of view were taken from four different people with different characteristics yet it wouldn't confuse you to read it. Every chapter flows just like a river and very enjoyable to read. A page-turner book, beautiful yet tragic.
Graphic: Body horror, Death, Violence, Xenophobia, Blood, Medical content, Murder, War, and Injury/Injury detail
Moderate: Child death, Genocide, Gun violence, Hate crime, Infertility, Antisemitism, and Grief
Minor: Forced institutionalization, Vomit, and Stalking
taracloudclark's review against another edition
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? It's complicated
- Flaws of characters a main focus? Yes
5.0
Graphic: Child death, Death, Blood, Antisemitism, Death of parent, and War
Moderate: Child abuse, Emotional abuse, Genocide, Gore, Gun violence, Hate crime, Homophobia, Mental illness, Racial slurs, Racism, Rape, Sexual assault, Sexual violence, Violence, Vomit, Grief, Murder, Pregnancy, and Injury/Injury detail
Minor: Animal cruelty
clavishorti's review against another edition
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.0
Dalam membuka halaman-halaman awal Salt to the Sea karya Ruta Sepetys, musim dingin yang menusuk hingga ke jiwa segera menciptakan atmosfer kengerian dan keputusasaan yang mencekam. Dengan mendalam memadukan unsur sejarah dan fiksi, Ruta Sepetys merinci kisah tragis kapal Wilhelm Gustloff pada masa Perang Dunia II, mengundang pembaca untuk tenggelam dalam kegelapan cerita.
Hal yang pertama kali meraih hati saya adalah kecermatan Ruta Sepetys dalam menggambarkan harapan penumpang kapal untuk mencicipi esensi dari kebebasan. Ironisnya, kebebasan yang seharusnya menjadi hak setiap individu malah menjadi suatu paradoks yang merobek harapan.
Kapal Wilhelm Gustloff, yang semula dianggap sebagai benteng perlindungan, berubah menjadi panggung tragedi besar yang menyaksikan ribuan jiwa merasakan penderitaan dan kehilangan dalam Perang Dunia II. Ruta Sepetys membawa pembaca pada perjalanan mendalam melalui perjuangan pengungsi, menggambarkan tantangan ekstrem baik secara fisik maupun mental. Upaya melarikan diri dari kekerasan dan kehancuran menghasilkan empati yang mendalam, sementara trauma perang dan kesulitan hidup menghadapi ancaman konflik bersenjata dipaparkan dengan kedalaman yang cukup mengesankan.
Selain itu, Salt to the Sea menjelajahi isu-isu rumit mengenai hubungan antar karakter dari latar belakang yang berbeda. Di tengah konteks Nazi, buku ini menggambarkan kebingungan dan ketidaksetujuan masyarakat terhadap rezim otoriter. Ada yang berusaha melarikan diri dari cengkeraman kekuasaan, sementara yang lain menanggung beban kehancuran moral sebagai bagian dari sistem penyebab penderitaan besar.
Serangan militer merebak dalam perjalanan sulit para pengungsi, menciptakan atmosfer tekanan di mana ketidakpastian dan ancaman menjadi bayang-bayang konstan. Para pengungsi tidak hanya harus menghindari serangan musuh, tetapi juga harus bersiap untuk menghadapi ancaman yang tak terduga.
Lebih dari itu, Salt to the Sea juga menyelami ketidakpastian moral dan etika di tengah-tengah perang, menggambarkan pertempuran batin karakter. Dalam narasi yang kompleks, Salt to the Sea mengungkap bagaimana perang tidak hanya merusak fisik, tetapi juga menggoyahkan nilai-nilai kemanusiaan.
Pendekatan penyampaian yang unik melalui bab-bab pendek dengan sudut pandang empat karakter utama—Joana, Florian, Emilia, dan Alfred—merupakan daya tarik utama Salt to the Sea. Ruta Sepetys dengan penuh kecerdikan membawa saya masuk ke dalam pikiran dan perasaan masing-masing karakter, menciptakan keterlibatan emosional yang mendalam.
Keempat karakter ini, dengan rahasia dan perasaan pribadi yang kompleks, bersatu secara dramatis di kapal Wilhelm Gustloff, membawa beban emosional yang beraneka, mulai dari rasa bersalah hingga ketakutan yang mencekam. Dinamika ini tidak hanya menghiasi pengalaman membaca, tetapi juga merajut lapisan emosi yang memperdalam dan memperkaya kisah ini, menciptakan ketertarikan dan keingintahuan yang sulit untuk dilewatkan.
Namun, dalam beberapa bagian cerita, terutama saat rahasia kelam terungkap, saya menemukan kekurangan dalam eksekusi yang menghadirkan kekurangan kepuasan. Mungkin karena bab-bab yang singkat, adegan pembongkaran rahasia kadang terasa seperti tergesa-gesa, menahan potensinya secara penuh. Meskipun begitu, kelemahan ini tidak merusak daya tarik utuh buku. Buku ini tetap mengundang ketertarikan meski terdapat elemen-elemen yang mungkin bisa ditingkatkan.
Di samping itu, melalui tangan cermat Putri Septiana Kurniawati, alih bahasa Salt to the Sea ke dalam bahasa Indonesia, kekuatan dan keindahan cerita ini berhasil dipertahankan dengan apik. Terjemahan ini tidak hanya mentransmisikan kata-kata, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam kepada para pembaca yang memilih mengeksplorasi penuh warna sejarah di tengah tantangan pengungsi di kapal Wilhelm Gustloff. Dengan penuh apresiasi, terima kasih kepada Putri Septiana Kurniawati yang telah mengantarkan keindahan dan makna Salt to the Sea ke dalam bahasa Indonesia dengan penuh keahlian.
Dengan kekuatan yang memukau, Salt to the Sea tidak hanya mewujudkan kisah bersejarah di kapal Wilhelm Gustloff, tetapi juga menjadi simbol kuat tentang keberanian, ketahanan, dan kewajiban kita untuk merawat kenangan sejarah. Dalam kata-kata Ruta Sepetys yang menggema, “Saat para penyintas telah tiada, kita tidak boleh membiarkan kebenaran hilang bersama mereka.” Terhubung dengan esensi memahami dan menceritakan sejarah, karya ini melampaui batas menjadi panggilan untuk menjaga api kebenaran tetap menyala. Sebagai pembaca, saya merasa terhormat dan terinspirasi oleh perjalanan emosional yang telah saya alami melalui halaman-halaman Salt to the Sea. Karya ini bukan hanya sebuah buku; ini adalah panggilan untuk menjaga abadi sejarah yang tak boleh dilupakan, memelihara makna kemanusiaan, dan merayakan kekuatan manusia dalam menghadapi ketidakadilan.
Graphic: Child death, Death, Gore, Gun violence, Blood, Death of parent, and War
Moderate: Rape, Medical content, and Pregnancy
Minor: Animal death, Panic attacks/disorders, Physical abuse, and Murder
erebus53's review against another edition
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? No
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
3.25
The book was slow. It was the first time that I have ever noted the similarity between the stories of apocalyptic zombie survival, and those of refugees. There is a lot of cross country wandering.. hoping you are going in the right direction, not knowing if anyone you run into is going to be friend or foe, not knowing if you will find food or shelter, and coming up with a Plan to hold a ragtag bunch of travelers, of different ages and backgrounds, together long enough that they might get someplace safe.
This is the second story I have read recently with a blind girl in a world war. It was hard to read this book and not be occasionally reminded of "All The Light We Cannot See" by Anthony Doerr. This is also because in both stories there is a viewpoint of a German soldier as counterpoint to what is going on with those fleeing. The depiction of the main German character is interestingly unsympathetic, as he turns out to be a jumped up coward, universally disliked by his fellows, and radiating hot waves of obsessive, sociopathic Incel Energy. I'm sure this jab is a lot more meta, than useful for building the story, but he is certainly a part of this book that I won't forget in a hurry.
The story was ..ok. I didn't dislike it, but it's not something that would bob to the top of my recommendations list.
Graphic: Animal cruelty, Bullying, Gun violence, Hate crime, Sexual violence, Blood, Pregnancy, and War
corriejn's review against another edition
4.75
Graphic: Child death, Death, Gun violence, Violence, and War
Moderate: Sexual harassment and Injury/Injury detail
Minor: Rape
katrinaburch's review against another edition
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? No
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.5
It's sad, I've read a lot and studied a lot of World War 2 history and I've never heard of this disaster! So I'm glad Sepetys used it.
Moderate: Death, Genocide, Hate crime, Rape, Vomit, Death of parent, Murder, Pregnancy, and War
Minor: Bullying, Child death, Gore, Gun violence, Violence, Blood, Antisemitism, Religious bigotry, Murder, and Injury/Injury detail
gladys_enmarte's review against another edition
4.0
La historia se narra en primera persona por los cuatro personajes principales: Joana, enfermera lituana; Florian, soldado prusiano; Emilia, una joven polaca de quince años y Alfred, un marino alemán. El libro comienza con varios de ellos huyendo juntos por el nevado bosque. Tratan de sobrevivir compartiendo la poca comida que tienen. Cada uno tiene sus motivos para huir y embarcarse en el Gustloff. Vamos conociendo sus historias y secretos poco a poco a medida que se van alternando los breves capítulos. Llegado un punto de la historia los caminos de todos estos personajes se cruzan. No logré conectar con todos ellos pero sí con varios, como Joana, Emilia, Florian y Heinz. Tanto los personajes principales como los secundarios están muy bien construidos.
Me gustó mucho la historia lograda por la autora, el libro está bien escrito, no obstante, sentí el final muy apresurado, en muy pocas páginas se resuelve uno de los misterios que habían quedado inconclusos y te deja además con otros interrogantes. Me gustó también cómo la autora logró intercalar muy bien ficción con hechos verídicos, como la Operación Aníbal y la Cámara de Ámbar, uno de los tesoros perdidos de la SGM y que se vio por última vez en el año 1944.
Resumiendo, este es un libro ideal para las personas que recién comienzan a leer ficción histórica. Tiene capítulos cortos y hasta incluye al inicio la lista de los cuatro personajes principales y sus características, lo que facilita la lectura.
Graphic: Death, Gun violence, and Murder
juliamb's review against another edition
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
4.25
Graphic: Child death, Death, Gun violence, Hate crime, Misogyny, Physical abuse, Rape, Suicide, Violence, Xenophobia, Vomit, Stalking, Death of parent, Murder, Pregnancy, Sexual harassment, War, and Injury/Injury detail