Scan barcode
duhitaap's review
adventurous
informative
tense
fast-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? No
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
2.0
I guess this book is not for me. Mungkin salahnya karena langsung baca tanpa tahu apa-apa tentang cerita buku ini, hanya lihat blurb di belakang buku: 'Tentang persahabatan, tentang cinta, tentang melupakan, dan tentang hujan.' Ternyata ada unsur futuristik, sci-fi dan dystopia.
Mungkin buku ini akan cocok untuk yang prefer plot over character, sebenernya bingung juga plotnya apa, karena buku ini 90% dipenuhi dengan gambaran-gambaran masa depan setelah terjadi letusan gunung Toba (supervolkano). Dampaknya akan iklim di bumi, dan teknologi-teknologi yang terbentuk untuk mengatasi masalah itu, dsb.
By reading only the blurb (because there's no synopsis on the back), I expect something more ordinary; story that focuses on character's lives, tapi ternyata tidak begitu didapatkan dari buku ini.
Why 2☆:
- Awal-awal buku sangat repetitif deskripsinya. Apalagi bagian yang menyatakan bayi ke-10 milyar telah lahir di dunia. Sampai gregetan sendiri bacanya.
- Bagian Lail dan perawat pasti selalu dibuka dengan 'di ruangan 4x4 m2'. Tidak ada variasi lain yang membuka bagian itu.
- Buku ini dipenuhi dengan deskripsi tentang keadaan dunia di tahun 2044 itu, tapi dampaknya kepada manusia kurang terasa. Apalagi kita hanya mengikuti sudut pandang Lail dan Maryam yang tinggal di kota tergolong maju, bisa pulih dari bencana dahsyat hanya +/- 2 tahun, kondisi hampir kembali normal seperti semua (padahal deskripsi bencana itu efeknya mengurangi populasi manusia jadi tinggal 10%).
- Overall terasa flat dan robotik. Penggambaran dampak bencananya bagi manusia, terutama psikologisnya, kurang tergambarkan (kesulitan karakter dalam menghadapi kehilangan atau beradaptasi dengan keadaan dunia yang berubah drastis tidak terasa).
- Bagian tentang kelas saraf manusia yang membahas depresi is a bit insensitive, I feel.
Mungkin buku ini akan cocok untuk yang prefer plot over character, sebenernya bingung juga plotnya apa, karena buku ini 90% dipenuhi dengan gambaran-gambaran masa depan setelah terjadi letusan gunung Toba (supervolkano). Dampaknya akan iklim di bumi, dan teknologi-teknologi yang terbentuk untuk mengatasi masalah itu, dsb.
By reading only the blurb (because there's no synopsis on the back), I expect something more ordinary; story that focuses on character's lives, tapi ternyata tidak begitu didapatkan dari buku ini.
Why 2☆:
- Awal-awal buku sangat repetitif deskripsinya. Apalagi bagian yang menyatakan bayi ke-10 milyar telah lahir di dunia. Sampai gregetan sendiri bacanya.
- Bagian Lail dan perawat pasti selalu dibuka dengan 'di ruangan 4x4 m2'. Tidak ada variasi lain yang membuka bagian itu.
- Buku ini dipenuhi dengan deskripsi tentang keadaan dunia di tahun 2044 itu, tapi dampaknya kepada manusia kurang terasa. Apalagi kita hanya mengikuti sudut pandang Lail dan Maryam yang tinggal di kota tergolong maju, bisa pulih dari bencana dahsyat hanya +/- 2 tahun, kondisi hampir kembali normal seperti semua (padahal deskripsi bencana itu efeknya mengurangi populasi manusia jadi tinggal 10%).
- Overall terasa flat dan robotik. Penggambaran dampak bencananya bagi manusia, terutama psikologisnya, kurang tergambarkan (kesulitan karakter dalam menghadapi kehilangan atau beradaptasi dengan keadaan dunia yang berubah drastis tidak terasa).
- Bagian tentang kelas saraf manusia yang membahas depresi is a bit insensitive, I feel.
Content Warnings
Graphic: Death and Death of parent
Minor: Mental illness
earthquake, supervolcano eruption, tsunami