Reviews

Absolute Justice, by Rikako Akiyoshi

4deruby's review

Go to review page

challenging dark emotional medium-paced

3.5

ainay's review

Go to review page

challenging dark mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

bila_'s review

Go to review page

4.0

Duh, buku ini harus ku review seperti apa ya? Jujur bingung. Sepanjang membaca buku ini, aku emosi banget. Astaga. Apalagi kalau udah melihat si tokoh utama muncul.

Pada intinya, buku ini menceritakan mengenai pembunuhan terhadap Takaki Noriko oleh 4 orang sahabatnya, yaitu Kazuki, Reiko, Yumiko, dan Riho. Namun, beberapa tahun kemudian, mereka mendapatkan surat dengan nama Noriko sebagai pengirimnya. Tentunya mereka kaget karena mereka mengira telah berhasil membunuh Noriko. Mengapa mereka sampai tega membunuh sahabatnya sendiri? Itu lah yang akan dikupas oleh penulis dalam buku ini.

Setiap tokoh mendapat babnya sendiri-sendiri untuk mengungkapkan alasan kekesalan mereka terhadap Noriko. Namun, Noriko sendiri tidak mendapatkan bagian untuk bercerita dari sudut pandangnya. Walaupun begitu, Akiyoshi-sensei menghubungkan cerita setiap tokoh dengan sangat apik sehingga menjadi satu cerita keseluruhan.

Jangan terlalu berharap akan ada plot twist yang mantap seperti Holy Mother karena itu tidak akan ada. Namun, Absolute Justice secara keseluruhan akan lebih memainkan emosi dan pikiran para pembaca hingga membuat pertanyaan besar "apa sebenarnya kebenaran yang sempurna itu?" "Bagaimana yang bisa disebut sebagai kebenaran?"

Dari novel ini, saya dapat melihat bahwa keadilan yang tidak dibarengi dengan kemanusiaan akan sangat berbahaya.

Saya harus berterimakasih kepada teman saya Lia karena sudah merekomendasikan buku ini. Benar-benar buku yang menguras emosi di awal tahun, hahaha.

goldenslog's review

Go to review page

4.0

benar-benar membuat pembaca bisa mengerti perasaan para karakter di buku itu.
aku ngerti banget rasanya kalau ada di posisi para karakter, dan perasaannya juga sama seperti mereka.
sekali lagi novel akiyoshi rikako ga mengecewakan.

cocopeia's review

Go to review page

5.0

Belum habis setengah, bukunya sudah kulempar. Siapa yang mau punya teman seperti Noriko?

readbyal's review

Go to review page

challenging dark emotional mysterious reflective tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

 Kata org2 AJ itu menguras emosi atau termasuk top 3 karyanya Akiyoshi Rikako, awalnya w skeptis sampai w coba baca..

Dr blurb nya yg g sampe 2 kalimat w kira tentang hantu gentayangan gt😅 tpi ga hehe. Awal2 w baca respon w adalah 'hmm oke, keren jg nih org' tapi lama2 mulai g waras.

Btw novel ini menceritakan kisah persahabatan 5 cwe dr masa SMA sampe kerja/menikah. Maka tiap cwe punya bagian tertentu yg menceritakan masa SMA sampai masa kerja/menikahnya yg tentu saja ditutup dgn tingkah "kebenaran maha benar" -nya si monster. Krna jumlahnya ada 4 (kecuali si monster) dan lumayan panjang per orangnya sampai di pertengahan w mulai lost krna udh lupa tokoh sblmnya itu ada kejadian apa aja, tapi jgn khawatir krna di bab2 mendatang akan diangkat lagi.. pokoknya begitu terus sampe semua kisah 4 cwe itu selesai dan keliatan benang merahnya, dannnn alurnya cepet koq, ada bagian2 kehidupan sehari-hari yg b aja tapi mnrt w itu bisa digunakan sbg momentum utk "bernapas" dr kegilaan yg mendatang.

Di pertangahan cerita w jg mulai g kaget klo dia lah biang keroknya, malah lbh ke "apa? Apalagi alasannya?". Dan makin lama makin rada gjls ini monster, yg mnrt org2 g manusiawi tpi mnrt dia sah krna tidak ada hukum yg mengatur, begitupun sebaliknya.

Penggambaran karakternya kuat bgt apalagi bagian si biang kerok. Bisa dibilang campuran pahlawan, dingin, dan gila. Even pembaca (baca: gw) bs perlahan2 ngerti senyum khasnya itu kyk apa dan gmn rasanya.

Endingnya gila sih, eksekusinya jg bagus, bikin w berekspektasi tinggi eh gataunya ada twist kcl yg emg dr awal sengaja g ditonjolkan penulis.. kayaknya biar pembaca g sadar. Yg diujungnya malah b000m makin jelas gilanya, g mandang bulu/usia/status seseorang.

Imo, kelemahannya adalah g dijelaskan se-detail 4 cwe yg lain knp si monster bs sedingin ini. I mean, pasti ada alesannya.. g mungkin tb2 jd justice freak gt. Makin menuju ending novel makin berharap ada bab tersendiri yg ngejelasin knp dia bs begitu, tapi ternyata tdk ada. Mungkin ada sedikit part di novel yg menceritakan alasannya, tapi kayak kurang gt. Plus, I think gada bagian suaminya si monster menceritakan kisahnya, jd bikin w bertanya2 "apa suaminya dpt special treat?"

Overall, it was such a fun ride. Novel yg membuat w bertanya2 dan membuka pandangan baru "apa benar kebenaran itu selamanya dan seutuhnya baik? Terlepas dr terikat/tdk terikatnya dgn hukum"
.
.
.
P.s. monster Itu g mati seutuhnya hehe 

marinazala's review

Go to review page

4.0

** Books 84 - 2018 **

Buku ini untuk menyelesaikan Tsundoku Books Challenge 2018

3,6 dari 5 bintang!


Wahh tidak aku sangka ternyata ada sedikit plot twist yang cukup mengejutkan dibalik sikap Noriko. Karya Rikako Akiyoshi sensei ini masuk kedalam urutan ketiga setelah holy mother dan girls in the dark yang paling aku suka ceritanya

Alkisah hiduplah di suatu kota teman satu geng yang terdiri dari Kazuki, Yumiko, Reika dan Riho yang berteman dengan Noriko yang baru saja memasuki SMA mereka.. Noriko ini ceritanya selalu menegakkan kebenaran dimanapun dan kapapun ia berada. Itu inti dari cerita di buku ini. Saya gak mau cerita lebih banyak nanti jadinya makin spoiler LOL

habis membaca buku ini aku jadi mempertanyakan diriku juga kalau aku diposisi yang sama seperti teman Noriko akankah melakukan hal yang sama? Sesungguhnya setiap manusia sudah memiliki bibit-bibit kebencian atau kegelapan di hatinya meskipun itu kecil

booktarius's review

Go to review page

5.0

Buku ini menyabet tahta tertinggi "Buku Akiyoshi Paling Menguras Emosi" versi aku
Bagaimana tidak? Penggambaran karakter yang sangat detil dan apik, mampu membuat pembaca dapat merasakan emosi yang ditampilkan oleh para tokoh dengan sangat baik.
Blurbnya sangat singkat, namun aku rasa blurb tersebut sudah bisa menggambarkan keseluruhan isi cerita.
Buku ini menceritakan tentang seorang wanita—Noriko, yang mendapat julukan dari keempat sahabatnya (Cyborg Kebenaran, Monster Kebenaran, Kebenaran Tanpa Busana, dan Iblis Kebenaran).
Dari julukan tersebut, mungkin kalian sdh bisa menebak bagaimana karakter Noriko yang diceritakan dalam buku ini. Dengan karakter seperti itulah, jauh di dalam benak para sahabatnya terdapat niat gelap terhadap Noriko.
Jika ditilik kembali, banyak hubungan sebab akibat di dalamnya. Hal ini menambah kesan realistis pada kisah setiap tokoh.
Seperti khas Akiyoshi, setiap bab nya, menceritakan kehidupan dari POV yang berbeda-beda. Dari para sahabat, dan orang terdekat Noriko. Hal ini menjadikan kita dapat lebih memahami perasaan setiap tokoh dengan lebih dalam.
Dibandingkan dengan Holy Mother yang menekankan pada twist di dalam twist, atau Girls in The Dark yang menekankan tentang alibi para pembunuh, Absolute Justice lebih menekankan ke "Alasan kuat mengapa pembunuh dapat memiliki niat gelap terhadap Noriko".
Twistnya mudah ditebak, namun tetap dituliskan dengan sangat apik dan mengesankan.
Sebenarnya aku menunggu POV dari Noriko, namun Akiyoshi sensei tidak menambahkannya, mungkin POV dari orang terdekat (bagian Epilog) dirasa sudah cukup untuk menggambarkan alasan Noriko memiliki karakter tersebut, namun tetap, penekanan lebih lanjut dirasa dibutuhkan.
Jika kalian ingin meluapkan emosi yang berlebih, buku ini kurasa cocok

sunflouer's review

Go to review page

4.0

"Seharusnya monster itu sudah mati..."

Menceritakan tentang seorang gadis bernama Noriko yang selalu mengelu-elukan kebenaran. Sekecil apapun kesalahan orang lain bahkan temannya sendiri, ia akan tetap berpihak pada yang namanya kebenaran.

Hanya menilai sesuatu berdasarkan benar atau salah. Tidak memahami perasaan orang. Tidak salah lagi, Noriko adalah cyborg dingin yang tidak memiliki hati. - [hlm. 74]

Karena sifat tak punya hati itulah, Kazuki, Yumiko, Riho, dan Reika, yang semula menghormati Noriko karena sifat keren yang dimilikinya, menjadi gelap mata setelah menjadi korban 'keadilan' Noriko. Mereka berempat tanpa merencanakan apapun mencoba untuk membunuh Noriko setelah pulang reuni SMA. Mereka juga yakin bahwa Noriko telah meninggal sejak kejadian itu. Tapi anehnya, 5 tahun kemudian, mereka berempat mendapat surat undangan pernikahan dari seseorang bernama Takaki Noriko.

—

Dengan alur cerita yang maju mundur ini tak sekalipun halaman per halaman membuatku akhirnya bernapas lega. Menggunakan sudut pandang dari keempat tokoh, persis seperti kisah Girls In The Dark. Meskipun ceritanya jauh dari nuansa horor, entah kenapa membaca novel ini aku menjadi was-was terhadap kata-kata yang diucapkan oleh Noriko, atau kejadian apa selanjutnya yang akan terjadi. Bawaannya stres jika ingat-ingat tingkah Noriko ini.

Tapi, after all, membunuh orang pun tak baik juga, kan? Lalu, siapa orang baik dalam novel ini? Itu bisa kalian temukan dalam novel ini. Dan pada akhirnya, novel ini berakhir dengan aku yang mengutuk-ngutuk novel ini. Well done, Mrs. Akiyoshi Rikako.

yourandahh's review

Go to review page

5.0

I can't imagine when at the end of the story I was surprised by the plot. Memang isi hati manusia tidak ada yang tahu. Kita tidak bisa mengandalkan seseorang seperti teman, bahkan keluarga sendiri. Baca di awal kyk "huh kok bisa?!" "Loh kok gini?!" Ending yg sangat sangat plot twist sekali wkwkwk. Di buat tercengang, geram, emosi. Ketika baca buku ini selalu mkir "emang ada ya org kyk gni?!" Ternyata buanyaaak bgt. Bahkan saya seperti mengaca pada diri sendiri. Tapi sebenci nya kita sama orang, jangan lah sampai niat atau melukai seseorang. Apalagi melukai dg cara pembunuhan berencana. Wlwpun itu tidak sengaja. Karma pasti akan dtg. Buku ini memberikan pelajaran yg sangat berharga. Cara penyampaian di setiap POV "ngena" sekali di bikin emosi.