Scan barcode
moilady's review against another edition
emotional
hopeful
inspiring
reflective
sad
fast-paced
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? N/A
- Flaws of characters a main focus? Yes
5.0
Jadi awalnya aku udah lama banget gak baca bukunya Kak Prisca, setelah aku sebelumnya baca yang French Pink, tiba-tiba aku pengen baca bukunya Kak Prisca lagi. Alhasil setelah menyelam aplikasi baca buku digital, aku melihat buku ini.
Sampulnya yang terlihat simple tapi manis ini jadi salah satu alasan terbesar aku baca buku ini. TAPI, ternyata memang kita nggak boleh judge the book by it's cover. Sampulnya yang manis, tapi ternyata isinya betul-betul menguras perasaan mengingat buku ini adalah buku ketiga yang bikin aku nangis di bulan ini.
Awalnya aku sempat dibuat kesal sama Rachel yang menurutku sangat terkesan self centered, tapi kemudian dibuat kesal juga sama sikap teman-temannya, eh beberapa menit kemudian justru aku merasa seperti, "Oh, ya, temennya nggak salah-salah banget." Dan pada akhirnya aku dibuat kesal sama mereka semua dan pertemanan mereka yang nggak tau kenapa menyebalkan tapi juga cukup nyata terjadi di kehidupan nyata.
Aku suka sama alur buku ini yang menceritakan gimana proses perjalanan hidup tiap-tiap orang. Betul-betul dikupas tuntas masalah-masalah yang terjadi di sana (kecuali Yuya yang menurutku masih sangat misterius). Mulai dari Rachel, Fumio dan Toshio, Kara sampai ke Toichiro. Gimana mereka saling menyembuhkan luka masing-masing dan bagaimana pada akhirnya mereka saling terikat.
Dengan bahasa yang juga ringan, hal-hal yang mungkin ingin disampaikan sama Kak Prisca menurutku tersalurkan dengan sangat baik. Aku sendiri jadi merasa dibawa untuk melihat dengan sudut pandang yang lebih luas, seolah diajak dan diingatkan bahwa semua orang punya masalahnya masing-masing, dengan tingkat kesulitan yang juga berbeda. Dan kita, nggak bisa membandingkan atau bahkan menganggap bahwa masalah kita lebih besar dari mereka. Karena bagaimanapun masalah yang kita alami, menjalani masalah itu dan menghadapinya untuk terus maju adalah sebuah solusi yang benar. Bukan malah mengeluh tapi nggak melakukan apa-apa.
Tapi walaupun ada beberapa bagian yang bikin aku sedikit tergelitik (lovingly), seperti contoh pelafalan nama Rachel menjadi Rashieru dan River menjadi Riba dalam bahasa Jepang yang rasanya asing waktu aku bacanya, keseluruhan buku ini aku suka banget! Apalagi waktu ada beberapa tempat seperti Neuschwanstein Castle dan lagu-lagu The Beatles yang belum pernah aku dengar ada di dalam buku, rasanya seperti dikenalin sama hal-hal baru lewat buku ini.
Worth to read.
Sampulnya yang terlihat simple tapi manis ini jadi salah satu alasan terbesar aku baca buku ini. TAPI, ternyata memang kita nggak boleh judge the book by it's cover. Sampulnya yang manis, tapi ternyata isinya betul-betul menguras perasaan mengingat buku ini adalah buku ketiga yang bikin aku nangis di bulan ini.
Awalnya aku sempat dibuat kesal sama Rachel yang menurutku sangat terkesan self centered, tapi kemudian dibuat kesal juga sama sikap teman-temannya, eh beberapa menit kemudian justru aku merasa seperti, "Oh, ya, temennya nggak salah-salah banget." Dan pada akhirnya aku dibuat kesal sama mereka semua dan pertemanan mereka yang nggak tau kenapa menyebalkan tapi juga cukup nyata terjadi di kehidupan nyata.
Aku suka sama alur buku ini yang menceritakan gimana proses perjalanan hidup tiap-tiap orang. Betul-betul dikupas tuntas masalah-masalah yang terjadi di sana (kecuali Yuya yang menurutku masih sangat misterius). Mulai dari Rachel, Fumio dan Toshio, Kara sampai ke Toichiro. Gimana mereka saling menyembuhkan luka masing-masing dan bagaimana pada akhirnya mereka saling terikat.
Dengan bahasa yang juga ringan, hal-hal yang mungkin ingin disampaikan sama Kak Prisca menurutku tersalurkan dengan sangat baik. Aku sendiri jadi merasa dibawa untuk melihat dengan sudut pandang yang lebih luas, seolah diajak dan diingatkan bahwa semua orang punya masalahnya masing-masing, dengan tingkat kesulitan yang juga berbeda. Dan kita, nggak bisa membandingkan atau bahkan menganggap bahwa masalah kita lebih besar dari mereka. Karena bagaimanapun masalah yang kita alami, menjalani masalah itu dan menghadapinya untuk terus maju adalah sebuah solusi yang benar. Bukan malah mengeluh tapi nggak melakukan apa-apa.
Tapi walaupun ada beberapa bagian yang bikin aku sedikit tergelitik (lovingly), seperti contoh pelafalan nama Rachel menjadi Rashieru dan River menjadi Riba dalam bahasa Jepang yang rasanya asing waktu aku bacanya, keseluruhan buku ini aku suka banget! Apalagi waktu ada beberapa tempat seperti Neuschwanstein Castle dan lagu-lagu The Beatles yang belum pernah aku dengar ada di dalam buku, rasanya seperti dikenalin sama hal-hal baru lewat buku ini.
Worth to read.
Moderate: Suicidal thoughts and Suicide
ruonilie's review against another edition
emotional
funny
inspiring
lighthearted
relaxing
fast-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.5
prahayu's review against another edition
4.0
Review lengkap dapat dibaca di http://prayrahayusbook.blogspot.co.id/2016/07/evergreen-by-prisca-primasari-book.html
Yeay. Akhirnya aku bisa membaca novel ini. Mengisahkan kehidupan Rachel pasca pemecatannya dari Sekai Publishing. Aku suka gaya menulis Kak Prisca. Novel ini berhasil membuatku terbuai dan hampir menitikkan air mata :( Aku suka konsep ceritanya dan seperti nggak rela novel ini berakhir begitu saja :3 Aku memang sempat sebal dengan Rachel. Kesannya kok egois sekali. Tapi semakin ke belakang, aku bisa melihat perubahan dari Rachel. Aish. Aku tidak menyesal pokoknya sewaktu membaca buku ini :O
Yeay. Akhirnya aku bisa membaca novel ini. Mengisahkan kehidupan Rachel pasca pemecatannya dari Sekai Publishing. Aku suka gaya menulis Kak Prisca. Novel ini berhasil membuatku terbuai dan hampir menitikkan air mata :( Aku suka konsep ceritanya dan seperti nggak rela novel ini berakhir begitu saja :3 Aku memang sempat sebal dengan Rachel. Kesannya kok egois sekali. Tapi semakin ke belakang, aku bisa melihat perubahan dari Rachel. Aish. Aku tidak menyesal pokoknya sewaktu membaca buku ini :O
ann_17's review against another edition
emotional
funny
hopeful
informative
inspiring
lighthearted
reflective
relaxing
sad
medium-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
5.0
shanya's review against another edition
3.0
This book taught me not to be selfish. Help people. Be there for them. Be happy for them-and you will feel their happiness.
juliaaz's review against another edition
inspiring
lighthearted
relaxing
fast-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
3.75
anotasikertas's review against another edition
adventurous
emotional
hopeful
reflective
sad
fast-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
4.0
andilintang's review against another edition
5.0
Full review: https://wp.me/p5wqUC-ei
Aku iseng-iseng search nama kak Prisca di Ijak, dan muncullah buku ini. Dari covernya, wah lucu😻 apa ini cerita cinta yg romantis, ya?!
Dan, aku salah😅
Ini kisah tentang Rachel, seorang editor yang dipecat dari penerbit tempatnya bekerja karena 'hal sepele', pikirnya. Hidupnya setelah itu awut-awutan. Gelas kaca abis dilemparin ama dia😂 tapi keadaannya berangsur pulih saat menemukan cafe Evergreen.
Menggunakan 3rd POV, dan berlatar negara Jepang😻 tapi kelemahanku adalah.. susah mengingat nama-nama jejepangan😂 jd kadang bolak-balik halaman, takut salah orang huhu😂
Aku suka semua tokohnya, yang mana semuanya berkutat pada Evergreen. Ada Yuya, Gamma, Fumio, Toshi, Kari, dan Toishiro. Dan, aku malah 'mad' ama Rachel si tokoh utama ini😂
Yang kusuka dari novel ini, adalah fakta di endingnya yang jadi twist😱 awalnya berasa fast paced dan banyak pertanyaan. Tapi terjawab sudah di beberapa bab terakhir.
Sedikit koreksi di versi I-Jak ini adalah font-nya yang kecil dan ramping. Aku kesusahan bacanya😞 aku tidak tahu apakah font di buku sama atau beda. Lucu sih, tapi aku kurang nyaman. Selebihnya sukakk😻
Aku iseng-iseng search nama kak Prisca di Ijak, dan muncullah buku ini. Dari covernya, wah lucu😻 apa ini cerita cinta yg romantis, ya?!
Dan, aku salah😅
Ini kisah tentang Rachel, seorang editor yang dipecat dari penerbit tempatnya bekerja karena 'hal sepele', pikirnya. Hidupnya setelah itu awut-awutan. Gelas kaca abis dilemparin ama dia😂 tapi keadaannya berangsur pulih saat menemukan cafe Evergreen.
Menggunakan 3rd POV, dan berlatar negara Jepang😻 tapi kelemahanku adalah.. susah mengingat nama-nama jejepangan😂 jd kadang bolak-balik halaman, takut salah orang huhu😂
Aku suka semua tokohnya, yang mana semuanya berkutat pada Evergreen. Ada Yuya, Gamma, Fumio, Toshi, Kari, dan Toishiro. Dan, aku malah 'mad' ama Rachel si tokoh utama ini😂
Yang kusuka dari novel ini, adalah fakta di endingnya yang jadi twist😱 awalnya berasa fast paced dan banyak pertanyaan. Tapi terjawab sudah di beberapa bab terakhir.
Sedikit koreksi di versi I-Jak ini adalah font-nya yang kecil dan ramping. Aku kesusahan bacanya😞 aku tidak tahu apakah font di buku sama atau beda. Lucu sih, tapi aku kurang nyaman. Selebihnya sukakk😻
lavenive's review against another edition
emotional
funny
inspiring
fast-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? It's complicated
4.0
"Kalau kau memberikan yang terbaik, kau akan mendapatkan yang terbaik juga..."
Bukunya ringan, setelah sekian lama aku bisa baca buku selesai dalam sehari.
Kisahnya ringan, beberapa hal udah bisa ketebak olehku dari sakitnya Toshi hingga alasan keberadaan Toichiro. Banyak hal yang bisa diambil dari buku ini, tentang hubungan dalam masyarakat hingga usaha untuk menghargai orang lain.