nachtvlucht's review
dark
mysterious
sad
slow-paced
- Strong character development? No
- Loveable characters? No
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? No
3.0
readingisadoingword's review
3.0
The original detective story apparently. An epistolary mystery, good fun if a little obvious from early on.
lnatal's review
4.0
From FreeLiterature:
The Notting Hill Mystery (1862-1863) - arguably the first English detective novel - published in 8 episodes in Once a Week (Illustrated by George Du Maurier) - Charles Felix a pseudo. of Charles Warren Adams.
Free download available at Project Gutenberg.
A classical mystery fiction, with some hints of gothic style of the 19th century which certainly influenced many writers.
[It is unnecessary for us to state by what means the following papers came into our hands, and it would be no compliment to the penetration of our readers if we indicated beforehand the nature of the mystery they are supposed to unravel. It will, however, require a very close attention to names and dates to comprehend the view of the compiler, as to the case he is investigating; and, so far, it is requisite to rely on the reader's patience and discernment. The whole particulars of the case will extend to some seven or eight numbers of "Once a Week" and some things which are dark at first will appear clearer in the sequel. If the compiler has really discovered a new species or description of crime, it is natural that the evidence of it, which is circumstantial, should be somewhat difficult of acceptance. The illustrations are simply added to make the reader's task more agreeable, but, of course, it is not pretended that they were made simultaneously with the events they represent.]
The Notting Hill Mystery (1862-1863) - arguably the first English detective novel - published in 8 episodes in Once a Week (Illustrated by George Du Maurier) - Charles Felix a pseudo. of Charles Warren Adams.
Free download available at Project Gutenberg.
A classical mystery fiction, with some hints of gothic style of the 19th century which certainly influenced many writers.
[It is unnecessary for us to state by what means the following papers came into our hands, and it would be no compliment to the penetration of our readers if we indicated beforehand the nature of the mystery they are supposed to unravel. It will, however, require a very close attention to names and dates to comprehend the view of the compiler, as to the case he is investigating; and, so far, it is requisite to rely on the reader's patience and discernment. The whole particulars of the case will extend to some seven or eight numbers of "Once a Week" and some things which are dark at first will appear clearer in the sequel. If the compiler has really discovered a new species or description of crime, it is natural that the evidence of it, which is circumstantial, should be somewhat difficult of acceptance. The illustrations are simply added to make the reader's task more agreeable, but, of course, it is not pretended that they were made simultaneously with the events they represent.]
cindyc3689's review
4.0
Buku yang diterbitkan tahun 1863 ini konon adalah novel detektif yang pertama di dunia. Pertama kali beredar sebagai kisah bersambung 8 seri di sebuah majalah mingguan Once a Week, dan bagian pertamanya muncul pada 29 November 1862. Nama pengarangnya - Charles Felix - sangat misterius, karena merupakan sebuah nama pena dari orang yang dirahasiakan oleh pihak penerbit. Berdasarkan penelitian akhir, disimpulkan bahwa Charles Felix adalah pseudonim dari Charles Warren Adams yang tidak lain adalah pengacara dan pemilik perusahan penerbitan tersebut.
Pengkisahannya sangat unik untuk sebuah novel detektif. Ralph Henderson, si Detektif dalam novel ini, tidak memegang peranan dalam kisah sedikit pun. Malah ia sama sekali tidak pernah dideskripsikan secara umum. Hanya hasil kerjanya yang tampak. Kisah dibuka dalam narasi surat yang isinya menyertakan laporan penyelidikan terhadap klaim asuransi Baron R** terhadap kematian istrinya. Dari sini pembaca diajak menelusuri fakta demi fakta yang telah dikumpulkan Henderson, dalam bentuk pernyataan-pernyataan berbagai pihak yang terlibat, surat pribadi, jurnal dan buku harian, peta lokasi kejadian serta laporan dokter dan polisi. Masing-masing memunculkan serpihan kisah, yang jika dibaca sendiri tidak terlalu penting, namun setelah disatukan, serpihan-serpihan ini memunculkan gambaran seorang pembunuh sadis yang mampu melenyapkan nyawa 3 orang tak bersalah demi uang asuransi.
Dalam membaca novel ini, saya merasa menjadi juri dalam panel hukum sebuah kasus di pengadilan, di mana Henderson sebagai jaksa penuntut yang memberikan bukti-bukti. Kesulitannya adalah, semua bukti yang diberikan adalah bukti tidak langsung (circumstantial evidence). Saya tidak meragukan bahwa Baron R** benar-benar bersalah, tapi saya ragu ada pengadilan yang menjatuhkan hukuman bagi dirinya.
Sampai akhir penutup kisah ini juga tidak diberikan ending yang pasti. Henderson hanya memberi laporan. Apakah klaim asuransi akan diberikan? Tidak tahu. Apakah Baron R** akan didakwa sebagai pembunuh istrinya? Tidak jelas. Apakah Baron R** akan didakwa untuk pembunuhan Mr. Anderton? Tidak ada bukti. Apakah Baron R** akan didakwa untuk pembunuhan Mrs. Anderton? Tentu tidak. Apakah Mr. Anderton akan dibersihkan namanya dari tuduhan pembunuhan terhadap istrinya? Mungkin, tapi apalah gunanya.
Meskipun jalan cerita dan POV-nya sangat menarik, namun saya kurang menyukai latar belakang kisahnya. Gadis kembar yatim piatu, salah satunya diculik kaum Gipsy, dan kemudian bertemu lagi sekian tahun kemudian?? Dooh... lelenovela banget yak..... ^_^
*yeee....ini kan ditulis tahun 1862...*
Notes untuk edisi terjemahan Indonesianya:
Yup, buku kedua dari penerbit Visi Media. Penerjemahannya bagus dan enak dibaca. Typo sudah amat sangat berkurang (saya cuma dapet 1x). Ilustrasi sampul, oke-lah. Nah, yang saya tidak suka adalah gambar amplop di bagian bawah luar dari setiap halaman buku. Selain menghabis-habiskan tinta percetakan *yaelah* noda hitam juga mengenai kedua jempol tangan saya. Jadi nge-plek ke mana-mana negh.... :(
Pengkisahannya sangat unik untuk sebuah novel detektif. Ralph Henderson, si Detektif dalam novel ini, tidak memegang peranan dalam kisah sedikit pun. Malah ia sama sekali tidak pernah dideskripsikan secara umum. Hanya hasil kerjanya yang tampak. Kisah dibuka dalam narasi surat yang isinya menyertakan laporan penyelidikan terhadap klaim asuransi Baron R** terhadap kematian istrinya. Dari sini pembaca diajak menelusuri fakta demi fakta yang telah dikumpulkan Henderson, dalam bentuk pernyataan-pernyataan berbagai pihak yang terlibat, surat pribadi, jurnal dan buku harian, peta lokasi kejadian serta laporan dokter dan polisi. Masing-masing memunculkan serpihan kisah, yang jika dibaca sendiri tidak terlalu penting, namun setelah disatukan, serpihan-serpihan ini memunculkan gambaran seorang pembunuh sadis yang mampu melenyapkan nyawa 3 orang tak bersalah demi uang asuransi.
Dalam membaca novel ini, saya merasa menjadi juri dalam panel hukum sebuah kasus di pengadilan, di mana Henderson sebagai jaksa penuntut yang memberikan bukti-bukti. Kesulitannya adalah, semua bukti yang diberikan adalah bukti tidak langsung (circumstantial evidence). Saya tidak meragukan bahwa Baron R** benar-benar bersalah, tapi saya ragu ada pengadilan yang menjatuhkan hukuman bagi dirinya.
Sampai akhir penutup kisah ini juga tidak diberikan ending yang pasti. Henderson hanya memberi laporan. Apakah klaim asuransi akan diberikan? Tidak tahu. Apakah Baron R** akan didakwa sebagai pembunuh istrinya? Tidak jelas. Apakah Baron R** akan didakwa untuk pembunuhan Mr. Anderton? Tidak ada bukti. Apakah Baron R** akan didakwa untuk pembunuhan Mrs. Anderton? Tentu tidak. Apakah Mr. Anderton akan dibersihkan namanya dari tuduhan pembunuhan terhadap istrinya? Mungkin, tapi apalah gunanya.
Meskipun jalan cerita dan POV-nya sangat menarik, namun saya kurang menyukai latar belakang kisahnya. Gadis kembar yatim piatu, salah satunya diculik kaum Gipsy, dan kemudian bertemu lagi sekian tahun kemudian?? Dooh... lelenovela banget yak..... ^_^
*yeee....ini kan ditulis tahun 1862...*
Notes untuk edisi terjemahan Indonesianya:
Yup, buku kedua dari penerbit Visi Media. Penerjemahannya bagus dan enak dibaca. Typo sudah amat sangat berkurang (saya cuma dapet 1x). Ilustrasi sampul, oke-lah. Nah, yang saya tidak suka adalah gambar amplop di bagian bawah luar dari setiap halaman buku. Selain menghabis-habiskan tinta percetakan *yaelah* noda hitam juga mengenai kedua jempol tangan saya. Jadi nge-plek ke mana-mana negh.... :(
More...