Reviews

Garis Lurus by Arnozaha Win

zianazaliah's review

Go to review page

4.0

mungkin karena bukunya ditulis oleh penderita Asperger dan OCD jadi kadang membingungkan menurutku (?) kek tiba2 aja gitu, banyak hal yang dilewat, tapi gapapaa, ceritanya bener2 bikin kadang kesel, bahagia, terus kek bikin bingung + aneh juga wkwkw senengg bisa happy ending ><

ossyfirstan's review

Go to review page

2.0

Membaca isu "Asperger" dan "OCD" di blurb tentu saja menarikku untuk membuka buku ini via Gram-dig. Namun, isu yang besar ini terasa kurang dapat kunikmati.
Namun baru di halaman awal, dahiku sudah berkerut-kerut sendiri. Miko ingin bertemu dengan klien karena merasa cocok di email (?). Lalu, halaman berikutnya bilang, Miko nggak suka ketemu orang baru (?). Semacam inkonsistensi, gitu.
Halaman demi halaman kulalui dengan susah payah. Bukan novel ini yang salah. Mungkin gaya bertutur Miko yang too much information dan too much telling itu... bukan my cup of tea. Mungkin aku berekspektasi terlalu tinggi juga dengan novel ini karena membawa isu yang besar.
Jujur, aku tidak tahu, ketidaklancaran dan perasaan yang bosan dengan apa yang dituturkan Miko adalah bentuk karakteristiknya sebagai Asperger atau kekurang smoothnya penulis menyampaikan sesuatu? Aku tidak tahu. Penulisnya kayaknya perlu rilis buku baru biar aku tahu kalau ketidaklancaran yang kurasakan itu adalah bentuk dari karakter asperger atau memang gaya nulisnya nggak cocok aja di aku ')

"Aku biasa aja, bukan sakit gila kayak skizofrenia yang berhalusinasi gitu." (Miko, hal 254).
Aku agak kaget membaca ini. Kukira, mengatakan semacam ini bisa diminimalisir meskipun keluar dari mulut Miko. Karena asistennya Miko pun berkata semacam itu sebelumnya. Kenapa harus terkesan 'merendahkan' skizofrenia gitu, sih?

Baik, kurasa itu saja. Maafkan kalau ocehanku mungkin tidak menyenangkan, dan sukses!
67-2019

ipehalena's review

Go to review page

2.0

Satu bintang untuk idenya yang masih jarang saya temui. Mengangkat profesi arsitek.

Satu lagi untuk sedikit lika liku dunia desain.

Sisanya. Sungguh ini novel banyak banget bagian nyeramahinnya. Lebih banyak tell ketimbang show. Trus berkali-kali disebut itu OCD dan asperger seolah belum puas. Padahal saya ya udah tau gitu. Tapi sebagai OCD si tokoh buat saya ga menampakkan sama sekali sisi itu. Cuma bagian dimana dia harus memastikan isi ruangannya berada di tempatnya.

Trus ide tentang profesi arsitek memang sedikit di angkat. Tapi ga banyak porsinya buat saya. Masih kurang spesifik sehingga saya ga begitu dapet ilmu atau wawasan baru atau pesan atau apalah itu dari novel ini.

Sepanjang baca ini rasanya cuma hmmm..... Aja bawaannya.
More...