Reviews

Mencari Simetri by Annisa Ihsani

meijunejuly's review against another edition

Go to review page

slow-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? N/A
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.0

gooddaysahead's review

Go to review page

emotional reflective sad fast-paced

5.0

sadisa's review against another edition

Go to review page

3.0

Setelah mikir lama, dari 2⭐ jadi 3⭐ berkat endingnya.

Gatau ni gara-gara tokohnya yg nyebelin atau aku yg ga bisa relate. Tapi sekali lagi, puas sama endingnya

abovethecloud's review against another edition

Go to review page

5.0

Menurutku sih bagusss, aku suka banget sama April karena kayaknya aku bisa melihat diriku di April? Suka sama sikap dia yg ga menyerah sama keadaan dan lebih memilih fokus sama diri sendiri

senandika's review against another edition

Go to review page

medium-paced

5.0

fitriaisyah's review

Go to review page

emotional hopeful reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

Waaaah berasa lompat banget setelah baca Teka Teki Terakhir, lalu baca Mencari Simetri.

Kalau sedang mencari cerita tentang keresahan perempuan usia 29 yang sama sekali nggak di sugarcoat, silakan baca cerita ini. April seperti mendapat paket lengkap: punya kakak yang hidupnya ideal, harus mendampingi orang tuanya yang sakit, pekerjaan menumpuk yang nggak dilihat seperti "pekerjaan beneran" oleh ibunya, tekanan sosial karena belum menikah, tiba-tiba berasa nggak punya teman, dan ada lagi masalah cinta bertepuk sebelah tangannya yang nggak jelas 6 tahun terakhir. April bukanlah karakter yang sempurna dan likeable; dia nggak sabaran, salah-salah menentukan prioritas, terjebak dalam pikirannya sendiri, but aren't we all?

Justru inilah yang membuatku merasa cerita ini berkesan. Banyak pesan moral tentang merawat pertemanan di usia dewasa, perbedaan struggle saat fase hidup berubah, dan hubungan dengan orang tua dan orang-orang lain yang sebaiknya nggak dipaksa sama keadaan. Cerita ini bikin aku berefleksi dan mengajukan pertanyaan ke diriku sendiri: apa ya yang akan jadi immediate response aku kalau aku ada dalam situasi seperti April?

Recommended untuk yang cari slice of life versi bahasa Indonesia. Wonderful writings!

betweenthestar's review against another edition

Go to review page

3.0

Selama baca ini ngerasa campur aduk, tapi pas udah selesai malah ngerasa numb. Alurnya emang lambat dan kita dibawa dengan kebingungan April sama semua yg terjadi.

Perasaan manusia emang ga mudah dipahami. Cuma bingung aja kenapa April bisa segitunya bertahan suka sama Armin? Dia sendiri juga kesel tapi kalau Armin reach out dia, dia seneng. Emang susah dimengerti ya manusia, tapi ngeliatnya bikin capek banget. Tingkah Armin yang semaunya dan bikin orang bingung, April yang tetap ngeladenin dan ga bisa ngutarain perasaannya (aku tau itu susah tapi tetep aja rasanya greget banget

antologisahi's review against another edition

Go to review page

4.0

gak relate (tapi lebih ke belum) sebel di awal sm April karna segitu butanya sm Armin sampe menyianyiakan Luqman gitu tp di menuju ending aku berusaha buat memahami April sih ya karena mau bangun rumah tangga tuh gk semudah itu, berkomitmen iya tp kalo dia blm siap buat ngejalanin ya gak bisa dipaksakan. mungkin April maunya begini terus asal sama Armin kali ya, gak ngerti sih tujuan dia kemana yang penting happy aja deh Pril

heavenlyrealms's review against another edition

Go to review page

4.0

Tidak butuh waktu lama untukku merasa “klik” dengan buku ini. Bahkan baru halaman kedua, aku sadar kalau aku suka bukunya. Tulisannya sangat enak untuk dibaca, kaku? Menurutku tidak. Annisa Ihsani memiliki ciri khasnya sendiri dan aku menyukai itu. Ceritanya pun sangat amat realistis. Terutama, untuk manusia-manusia yang berada di rentang umur yang sama.

Gejolak asmara, ketidakpastian, merasa sendiri, segala permasalahan hidup yang dijelaskan di dalam buku ini sangat “relate” dan nyata untuk kondisi sekarang. Di mana hati tak bisa dipungkiri, sebagaimana pun mencoba membukanya kalau memang ia tak bisa terbuka untuk orang lain maka tidak bisa. Sebesar apapun usaha orang lain. Tidak saling simetri, kata penulis. Dan buku ini juga mengajarkan untuk menghargai jawaban dan pilihan orang lain. Hal ini yang kerap kali dilupakan oleh kebanyakan orang, menghargai.

Tidak ada salahnya untuk bertahan menyukai orang yang tidak menyukai balik. Tidak ada salahnya memilih untuk tidak menikah karena memang belum siap untuk hal itu. Tidak ada salahnya menolak orang yang serius kepada kita karena memang hati kita tidak tergerak untuk mereka. Tidak ada salahnya menolak tawaran pekerjaan. Tidak ada salahnya tidak ingin memiliki anak. Tidak ada salahnya.

Segala hal tidak bisa dipaksakan. Segala hal memang tidak serta merta memiliki jawaban. Mungkin, segala hal tidak simetri sebagaimana mestinya karena memang tidak jodoh. Terkadang, sesederhana itu.

koalala1031's review

Go to review page

emotional hopeful lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.5

Okay so I didn't expect much reading this bcs tadinya cuma asal milih Metropop di iPusnas buat cari yg ringan. Eh tapi ternyata MC-nya lumayan relatable. Mungkin karena aku juga kadang suka mikirin quarter life crisis ku sendiri kali ya.

Oya sama endingnya lumayan  juga.
April malah gak jadian sama siapa2
mungkin agak underwhelming di satu sisi, tapi di sisi lain emang lumayan bagus dan sesuai sama tema ceritanya.