Reviews tagging 'Sexual violence'

Pretty Girls by Karin Slaughter

816 reviews

becinneverland's review against another edition

Go to review page

adventurous dark emotional mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0


Expand filter menu Content Warnings

whatsemmareading's review against another edition

Go to review page

3.5


Expand filter menu Content Warnings

kristihiggi's review against another edition

Go to review page

dark emotional mysterious sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? N/A
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0


Expand filter menu Content Warnings

echenderlin's review against another edition

Go to review page

dark tense

3.0

Well written, however this book is so dark and graphic I know it will not leave my head for quite some time. 
Read at your own risk - rape, torture, violence, kidnapping, and murder of young women. 

Expand filter menu Content Warnings

thepurplepeep's review against another edition

Go to review page

dark emotional mysterious sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.75


Expand filter menu Content Warnings

ivriab's review against another edition

Go to review page

4.25

My jaw was on the floor so many times. I felt the end was a bit rushed, they tried to just tie everything up super quickly. I had several questions like
how did they tell the authorities about everything? What was the reaction to the volume of women affected? Did the authorities find the other bodies so the other families could lay them to rest?
I felt like these missing items make it to where I can’t give this a 5 star. I will warn this book is gruesome, graphic, gory, and horrifying at times - please look at the warnings before reading. I would consider this splatterpunk. 

Expand filter menu Content Warnings

ohsunnyaa's review against another edition

Go to review page

dark emotional sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.25


Expand filter menu Content Warnings

swajena's review against another edition

Go to review page

dark tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated

Expand filter menu Content Warnings

sydryan13's review against another edition

Go to review page

challenging dark mysterious sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.75


Expand filter menu Content Warnings

clavishorti's review against another edition

Go to review page

dark emotional mysterious sad tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.0

Sudah sejak lama saya merasa penasaran dengan karya-karya dari Karin Slaughter. Nama “Karin Slaughter” tampaknya tak pernah absen dari daftar rekomendasi ketika orang-orang diminta menyebutkan novel dengan genre thriller terbaik. Dengan reputasinya sebagai penulis yang mahir merangkai cerita penuh ketegangan, serta ulasan positif yang menghiasi berbagai platform literatur, saya pun akhirnya memutuskan untuk mencoba salah satu karyanya. Saya memilih Putri-Putri Cantikku (Pretty Girls), versi terjemahan bahasa Indonesia oleh Gloria Saripah Patara. Judul tersebut seolah menjanjikan sebuah perjalanan yang penuh dengan misteri dan dinamika emosional yang kompleks, sesuatu yang menarik hati saya sejak awal. 
 
Saya menyelami halaman-halaman pertama dengan antusiasme yang tinggi. Di benak saya, harapan sudah terbangun sedemikian rupa—menggambarkan narasi yang akan memikat dan membuat saya terpaku hingga halaman terakhir. Namun, semakin jauh saya membaca, semakin saya merasa tersesat. Kesulitan pertama yang saya temui adalah memperjelas siapa tokoh-tokoh utama di dalam cerita ini. Nama-nama bermunculan tanpa konteks yang memadai, sementara latar belakang dan hubungan antar karakter terasa kabur. Situasi ini diperparah dengan penggunaan sudut pandang yang terus berganti; seolah-olah setiap bab memiliki suara naratif yang berbeda. Perubahan perspektif ini bukannya menambah kedalaman cerita, melainkan membuat saya semakin sulit mengikuti benang merahnya. Bahkan, terkadang saya merasa bingung dengan bagaimana karakter-karakter tersebut dipanggil, yang kadang terasa tidak konsisten. 
 
Dari segi cerita, saya sebenarnya merasa bahwa topik yang diangkat memiliki potensi yang luar biasa. Premis yang ditawarkan terasa cukup kuat untuk menarik minat pembaca yang menyukai ketegangan dan misteri sehingga saya tetap berusaha memberikan kesempatan. Saya berharap bahwa setelah melewati beberapa bab, kebingungan awal ini akan terurai dan cerita akan mulai mengalir dengan lebih lancar. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Alur cerita bergerak dengan ritme yang sangat lambat, sering kali mengulur-ulur tanpa ada perkembangan berarti. Saya sempat bertanya-tanya apakah ini adalah teknik yang sengaja digunakan penulis untuk menambah rasa misteri, namun lama-kelamaan rasa penasaran itu mulai meredup. Alih-alih dipenuhi dengan kejutan yang membuat saya ingin membalik halaman berikutnya, yang saya rasakan justru adalah kejenuhan. Plot yang lamban, dialog yang berkepanjangan, dan deskripsi yang seolah berputar di tempat membuat saya merasa terperangkap dalam sebuah cerita yang berjalan di tempat. 
 
Saya juga merasakan bahwa fokus cerita ini terlalu banyak diberikan pada aspek kejahatan dan kekerasan seksual, terutama terhadap wanita, yang digambarkan dengan sangat eksplisit dan brutal. Alih-alih fokus pada unsur thriller yang menegangkan, cerita ini justru lebih banyak menampilkan adegan-adegan siksaan yang tidak manusiawi terhadap wanita. Beberapa adegan terasa terlalu berlebihan, menimbulkan rasa mual dan ketidaknyamanan yang cukup mendalam. Hal ini bukan saja membuat saya merasa tidak nyaman, tetapi juga semakin membuat saya kehilangan energi untuk terus melanjutkan pembacaan. 
 
Kemudian, ada usaha dari penulis untuk menciptakan momen-momen kejutan, seakan ingin membawa pembaca ke puncak ketegangan dengan hal yang mengejutkan. Sayangnya, bagi saya, momen-momen ini terasa kurang efektif. Ketegangan yang diharapkan tidak benar-benar tercapai. Kejutan-kejutan yang ada hanya memberikan sedikit guncangan, tanpa meninggalkan kesan mendalam. Saya mendapati diri berharap pada setiap akhir bab akan ada sesuatu yang membuat saya tersentak, namun sampai akhir cerita, saya tak pernah menemui momen itu. Bahkan, ketika cerita mencapai klimaksnya, saya merasa bahwa penyelesaiannya datar dan antiklimaks, tidak memberikan resolusi yang memuaskan. 
 
Pada akhirnya, setelah menutup buku ini, saya merasa seolah baru saja melewati sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan, tanpa ada satu pun pemandangan yang menawan. Buku Putri-Putri Cantikku (Pretty Girls) karya Karin Slaughter, bagi saya, tidak memberikan kesan yang kuat atau menggugah, hanya meninggalkan rasa lelah dan sedikit kecewa. Mungkin saya akan mencoba karya Karin Slaughter yang lain di masa mendatang, dengan harapan bahwa buku berikutnya akan lebih baik, lebih terarah, dan lebih mampu menghidupkan kembali semangat saya dalam menikmati genre thriller.

Expand filter menu Content Warnings