A review by blackferrum
NOVEMBER by Felix Martua

dark emotional lighthearted reflective relaxing medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

Bacanya kapan, reviunya kapan (1)

Ceritanya menarik, ada lima cowok datang ke kehidupan satu cewek dan tiga di antaranya (atau bahkan semua?) bikin trust issue.

Pertama kenalan dengan Fredio, si atlet plus anak pindahan yang canggung di awal, sampai berhubungan dengan November pun masih tetap canggung. Di bagian ini Fredio as cinta sekaligus pacar pertama. Adegan romansa keduanya pun agak canggung. Kayak lucu aja, khas banget anak SMA yang non-nyeplos alias malu lah kalo langsung tancap gas!

Kedua, Bara si asdos yang asdfghkl banget. Di sini posisi November as mahasiswi yang awalnya agak kaget karena dia orangnya nyeplos abis. Yang ada di pikiranku, si November kok nyali banget sih, nyolot gitu ke dosen tamu? Tapi ya, kisah si Nov bareng Bara ini barangkali paling nyelekit. Beneran sakitnya kayak dicubit toddler, perih.

Ketiga, si bos naga iblis, eh. Aduh, nggak tahu mau kasih label apa ke Laksamana. Doi definisi cowok brengski yang punya trust issue ke cewek dan hobinya bikin karyawan-karyawannya resign. Office romance yang mematahkan gambaran romantis, gemas, dan segenap kata penggantinya. Kayaknya yang paling panjang kisahnya si Laksamana, deh. Mana bikin November stres juga. Hhh, yang baca aja stres, gimana di posisi November? Kalau nggak banyak banyol, udah gila beneran kayaknya dikit lagi.

Keempat, cowok misterius bermana *sensor* tapi November maunya manggil Cloud aja. Kalau secara timeline, harusnya Cloud ada di posisi kedua. Cuman, karena dia antara-ada-dan-tiada, akhirnya lebih pas ditaruh sini. Dia nih, apa ya, misterius memang, tapi juga nggak ngoyo apalagi kasih harapan (palsu pula) ke November. Lebih pas kalau Cloud jadi teman curahan hati seorang November Ralin.

Kelima, si cowok ketemu di game jam 3 pagi, Dioffan. Di sini interaksinya online, sih, kebanyakan juga dialog mereka dalam chat di game itu, tapi obrolannya seru. Dioffan bisa mengimbangi humor November, pun sebaliknya. Nggak sekali aja aku ngikik baca obrolan mereka. Nah, bagiku Dioffan ini yang punya twist dari keempat cowok lain.

Kelar baca ini langsung ngajak diskusi buddy read yang biasa baca bareng dan disadarkan oleh satu fakta; buku ini adalah kebalikan dari trope romansa yang sering dipakai dalam novel romance. Lebih tepatnya kayak tamparan, sih. Begini analisa buddy read-ku, yang aku setujui karena emang pas banget. Pertama, soal Fredio, cinta pertama masa SMA. Indah? Canggung? Lucu? Ya, November mengalaminya, tapi apa lantas berjalan mulus, oh itu sih kayaknya beda jurusan, yak.

Kedua, soal Laksamana yang mengusung tema office-romance. Biasanya pasti dikerjain bosnya, kan, si FL. Nah, November bukan cuma dikerjain, tapi diuji mentalnya juga. Ketiga, soal Bara, campus-romance yang biasanya gemas gitu bisa dekat sama sesama mahasiswa, atau malah dosennya, cuman yaaah, ada sinyal yang hilang di sini.

Keempat, Dioffan si orang asing. Biasanya trope stranger to lover bisa bikin mood-ku naik. Terus kayak seru aja ngikutin perkembangan dua karakter utama yang awalnya nggak kenal jadi dekat terus memutuskan buat pacaran. Masalahnya, Dioffan ketemu November di dunia maya :(

Soal Cloud, nggak perlu dibahas lebih jauh karena dari awal senangkapku dia ini sebagai teman November. Orang yang bakal dengerin apa pun keluh kesah November Ralin gitulah.

Nggak bisa spoiler gimana ending bersama para cowok dan November di akhir sama siapa. Pastikan aja baca sendiri dan coba pikir apa dugaan buddy read-ku itu benar. Karena, bagiku ini seru banget. Kayak apa ya, kebalikan dari semua trope yang dipakai di novel-novel romansa.

Mengenai keluarga November, aku turut sedih dan bersimpati. Keluarganya emang nggak yang bakal dipikir banget-banget. Pas masuk konflik ikutan nyesek juga sih, cuman habis itu udahan. Mana November, emak, dan bapaknya sama aja lagi. Sama-sama hadapi masalah dengan guyonan.

Oh, aku suka banget buku ini, walaupun kalo dipikir lagi karakter November agak berbeda dari gambaran perempuan di novel-novel lain. Mungkin faktor penulisnya juga laki-laki, jadi beda vibes, berasa lihat sisi lain gitu.