A review by safaracathasa
Namaku Sita by Sapardi Djoko Damono

4.0

Saya membaca buku ini dalam Bahasa Indonesia, tersedia di Gramedia Digital.

"Namaku Sita, galur artinya."

Kumpulan puisi ini terinspirasi dari cerita Sita dan Rama dari kisah Ramayana. Jujur, saya sendiri hanya pernah menonton sendratari Ramayana waktu saya masih SD, lebih dari 10 tahun lalu, waktu liburan ke Prambanan. Saya juga tidak pernah menonton wayang karena besar di Jakarta. Ketika menemukan kumpulan puisi ini, saya berharap bisa mengerti lebih dalam kebudayaan mereka.

Format sahut menyahut antara Dalang, Sita, dan Rama sangat menarik. Saya tidak menyangka bahwa saya bisa menikmati alur ceritanya, walau saya bukan orang yang puitis.

Bagian favorit saya adalah penutup dari Sita.

"Sita nama saya, ya. Sita nama saya
setiap hari mengendarai motor
agar tidak terlambat sampai di kantor.
Tak tahu lagi di mana suami saya -
mungkin ia tidak ingin merdeka
dari penjara aksara di Kitab Purba
menyalakan api yang sia-sia"

Saya rasa, Sapardi ingin memberikan relevansi keadaan Sita kepada kebanyakan wanita jaman sekarang. Beliau ingin mematahkan stigma feodalisme bahwa wanita harus di rumah dan tidak bekerja. Sita hanya ingin merdeka.

Kesimpulan: Kalau kamu tertarik dengan topik perwayangan, puisi ini cocok untuk mengisi waktu luang.