A review by nalracy
Rembulan Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye

adventurous emotional hopeful informative inspiring lighthearted reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? N/A
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.75

Dimulai dari cerita tentang Rehan, seorang anak yatim-piatu yang sudah berteman dengan rembulan sejak berada di panti asuhan.

Berlanjut cerita tentang Ray. Ray yang sudah berumur terbaring di rumah sakit dengan tubuhnya yang renta dan berpenyakit, ketika dia di ambang mautnya, hadir seseorang dengan wajah menyenangkan yang membawanya kembali melihat serta mempelajari masa lalunya dan memberikan Ray jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah Ray temukan jawabannya selama dia hidup.

Selama Ray hidup, seperti kebanyakan manusia di bumi, dia kerap melayangkan pertanyaan-pertanyaan besar terkait sesuatu yang semesta takdirkan kepadanya, dia mempunyai lima pertanyaan besar yang tidak pernah dia temukan jawabannya.

Pertanyaan yang dipertanyakan Ray juga universal, mungkin hampir semua manusia pernah menanyakan pertanyaan yang sejenis di masa-masa tertentu dalam hidupnya.

Seperti kebanyakan novel Tere Liye yang lain, selepas menutup halaman terakhir selalu saja kita dibuat merenung dan memikirkannya, amanat yang disampaikan selalu beririsan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Tere Liye membawa satu kisah kehidupan yang utuh, luar biasa melihat konsep sebab-akibat yang saling berkaitan satu sama lain, kita dibawa memandang kehidupan dari sudut pandang yang lain, mencoba untuk selalu berbaik sangka kepada langit, dan merasa cukup dengan apa yang diberikannya.

Membaca ini sangat menguras emosi, melihat pahitnya kehidupan yang diterima Ray, berkali-kali dia menemukan masa-masa bahagia, berkali-kali juga direnggut kembali tanpa aba-aba. Dengan kehidupan yang seperti itu Ray tumbuh menjadi seseorang yang mempertanyakan keadilan Tuhan dan berbagai pertanyaan lainnya.

Awal-awal memang agak membingungkan karena lompat dari satu waktu ke waktu yang lain, ditambah dengan konsep menjelajah masa lalu, lanjutkan saja lembaran demi lembaran semuanya akan terjelaskan. 

Tempo bagian akhir cerita ini juga agak cepat dibandingkan awal-tengah, tapi tetap bisa dinikmati.
Gaya bercerita Tere Liye memang sudah terasah dengan jam terbangnya, sangat bisa dinikmati, bahasa Indonesia yang baik, tapi tidak kaku.

"Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian memiliki kepal tangan untuk mengubahnya. Kepal tangan yang akan menentukan sendiri nasib kalian hari ini, kepal tangan yang akan melukis sendiri masa depan kalian."

Overall 4,75/5 🌟

Ini ada lanjutannya gak sih, siapa tau cerita Rinai dilanjutin...