A review by moilady
Breaking Point by Pretty Angelia

inspiring lighthearted relaxing fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

2.5

Sebenernya, baca ini betul-betul selingan. Aku baca ini melalui aplikasi baca digital, karena direkomendasikan seseorang sebagai bacaan selingan. Selama baca ini, jujur aku sedikit geli-geli merinding, bukan karena seram tapi karena penggambaran karakter dan beberapa dialognya yang mengingatkan aku sama sebuah adegan FTV dan sinetron (yang mana aku baru tau kalau Kak Pretty Angelia memang merupakan seorang penulis naskah). Dan sayangnya ini kurang cocok di aku. But, aku cukup enjoy bacanya karena aku suka banget sama alurnya. Terbukti aku baca ini sekali duduk yang cuma kehalang sama tidur, makan, mandi, dan kerja.

Aku suka sama konfliknya yang lumayan unik,
mengangkat kasus korupsi di sekolah
sekaligus tuduhan bullying yang bikin anak orang sampai dikeluarin dari sekolah. Walaupun, di bagian ini aku tetep merasa geli karena ya itu ... beberapa bagian terkesan cliche di aku. Dan aku juga di beberapa bagian sudah bisa menebak konflik antara Geta dan Rajen, lalu gimana kelanjutan Geta dan Vierro.
Tapi, yang bikin aku nggak bisa menebak adalah konflik yang terjadi diantara Rajen dan Daniar.


Pemilihan penyakit Daniar juga menurutku unik, karena sejauh ini aku belum pernah melihat buku yang mengangkat kasus tentang Ewing's Sarcoma dan aku kasih jempol untuk ini. Aku sendiri justru dibuat sedih sama Daniar, mau peluk Daniar.

Tapi, di sisi lain, aku rasa Kak Pretty sukses besar menyampaikan pesannya melalui buku ini. Ada banyak kutipan yang aku suka dari buku ini, sebagian besar cocok banget buat penyemangat hidup yang lagi susah-susahnya. Kayak menyadarkan aku bahwa semua orang punya permasalahannya masing-masing. Kita nggak bisa adu nasib, karena bagaimanapun nggak cuma kita yang kesusahan, nggak cuma kita yang menderita. Tapi, kita bisa berjuang bersama-sama, bisa berjuang bareng buat mengubah penderitaan kita jadi sesuatu yang indah ke depannya. Terus di buku ini juga memberi gambaran bahwa, peserta ujian Paket C itu bukan orang-orang gagal!

Worth to read buat ngisi waktu kosong.