A review by heavenlyrealms
Kembali Bebas by Sasa Ahadiah

5.0

Bagus BAGUS BANGET. Beneran sebagus itu. Buku ini membuka prespektif terhadap pernikahan, mungkin lebih tepatnya menjelaskan bahwa pernikahan itu bukan hanya sekedar pesta lalu bahagia selamanya. Asam garam kehidupan akan LEBIH diuji lagi setelahnya. Buku ini layak dibaca semua orang dalam segala jenis statusnya.

Jujur, buku ini sukses bikin nangis… iya kayaknya aku nangis terus bacanya. Terlalu banyak hal yang rasanya nyata dan benar-benar umum terjadi. Yang perlu aku highlight dari buku ini adalah:

• Pembahasan mengenai perempuan sebagai istri yang sulit untuk mendapatkan kebebasan dirinya sendiri. Harus menuruti dan mengalah pada suami salah satunya (bukan berati membangkang, ya). Kebebasan disini ketika sang istri ingin belajar atau melakukan sesuatu tanpa adanya penghalang seperti membereskan rumah, dll. Lalu mengenai istri yang hanya boleh mengurus anak, mengerjakan pekerjaan rumah, dan tidak bekerja. Kebayang bertahun-tahun seperti itu rasanya seperti terpenjara. Perempuan juga punya haknya atas dirinya sendiri. Kebebasan tersebut bisa saja didapatkan jika di dalamnya terdapat komunikasi yang baik.

• Communication is the key, they said. Hal yang paling penting tetapi memang… ketika kita berhasil mengomunukasikan tetapi lawan bicaranya tidak bisa diajak berkomunikasi maka sama saja bohong. Seperti ngomong dengan tembok. Dalam cerita ini, Tata sudah berkali-kali mencoba mengomunikasikan semuanya tetapi jawaban sang suami jauh di luar ekspektasinya dan hal tersebut terjadi berkali-kali hingga ia jengah dan tiba di puncak kesabarannya.

• Ego. Di dalam cerita digambarkan bahwa Ibra sebagai suami lebih sering menggangap dirinya paling lelah karena bekerja. Padahal Tata pun melakukan hal yang sama. Ia tidak menghargai Tata dan sangat self centered. Semuanya itu lelah dengan kondisinya masing-masing, harus saling mengerti dan mendengar dari sisi masing-masing.

• Prespektif. Terkadang apa yang kita lihat belum tentu sesuai dengan apa yang terjadi. Mencoba meletakkan diri di sudut pandang masing-masing adalah hal yang harus dilakukan. Jika Ibra mencoba menempatkan dirinya di sisi Tata, maka Tata tidak akan pernah merasa lelah seperti sekarang.

• Paling penting, kenapa orang baru sadar sosok atau hadirnya atau LEBIH MENGHARGAI orang lain ketika orang lain itu pergi? Rasanya bodoh, ketika ada disia-siakan ketika ingin pergi baru merasakan keberadaan. Jahat sekali rasanya. Ini merupakan main point dari cerita ini, semuanya, prespektif, hati, telinga, semuanya diterbuka ketika seseorang hendak pergi. Jadi, tolong, lebih hargailah orang-orang disekitar kalian mulai dari sekarang.

• Kesempatan kedua. Tata sudah memberikan ribuan kali kesempatan selama 29 tahun usia pernikahannya tetapi itu semua dihancurkan oleh Ibra, sampai akhirnya terakhir, Ibra meminta kesempatan untuk tidak bercerai dan Tata menerimanya. Memang… memang semuanya bisa berubah dan yah… memang SANGAT terlambat tetapi setidaknya keterlambatan ini membuat perubahan yang sangat berarti.

Satu hal yang aku salut adalah cara Ibra meyakinkan Tata dan caranya untuk mengembalikan keadaan, mempererat hubungan.

Sekian, tulisanku sudah panjang. Semua orang harus baca ini!