A review by tiareadsbooks25
Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh by Dee Lestari

4.0

4.3/5⭐

Dimas dan Reuben sedang menciptakan sebuah karya roman yang dapat menjembatani semua percabangan sains serta mampu menggerakkan hati banyak orang. Masterpiece ini diberi judul Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh (KPBJ). Dalam kehidupan nyata, ada sebuah kisah yang begitu mirip dengan karya Dimas dan Reuben. Ada Ferre sebagai Kesatria dan Rana sebagai Putri yang menjalin cinta terlarang. Juga ada Diva yang mempresentasikan tokoh Bintang Jatuh.

Super telat banget baru baca buku ini 20 tahun setelah pertama terbit. Tapi bukan kah tiap pembaca akan menemukan buku yang tepat di waktu yang tepat juga? So, instead of regret it, I'm glad that I read this book right now.

Jujur agak ragu mau lanjut baca buku ini karena beberapa halaman awal langsung disuguhi dengan penjelasan membingungkan tentang teori matematika dan fisika kuantum. Well, those subjects isn't my thing, especially physics. I hate it to death! Tapi, semakin aku membalik halaman demi halamannya, aku seolah tersihir dengan ceritanya.

Can you imagine, science integrated with love story? It's indeed a masterpiece! Buku ini sangat page-turner karena aku dibuat penasaran untuk mengikuti kisah Ferre-Rana-Diva yang begitu memikat. Juga diskusi panjang antara Dimas dan Reuben yang mind blowing.

Bisa dibilang, premis yang diangkat Dee Lestari di buku KPBJ ini begitu biasa dan sederhana. Namun, tak bisa dipungkiri, Dee begitu piawai dalam meramu kata-kata menjadi karya yang menawan. Aku suka dengan gaya penulisannya yang selalu berhasil membuatku tak bisa berhenti membaca.

#tiareadsbooks #tiawritesreviews

•••

FAVE QUOTES:

❝Tidak ada awal dan akhir. Tidak ada sebab dan akibat. Tidak ada ruang dan waktu. Yang ada hanyalah Ada. Terus bergerak, berekspansi, berevolusi. Sia-sialah orang yang berusaha menjadi batu di arus ini, yang menginginkan kepastian ataupun ramalan masa depan karena sesungguhnya justru dalam ketidakpastian manusia dapat berjaya, menggunakan potensinya untuk berkreasi.❞
—Page 7-8

❝Bahwa kebenaran yang utuh baru kamu dapatkan setelah melihat kedua sisi cermin kehidupan. Tidak cuma sebelah.❞
—Page 10

❝Well, semua peristiwa hanyalah semata-mata peristiwa, tapi cara kita menyikapinyalah yang memberi label, kan? Entah itu diberi judul tragedi atau keberuntungan.❞
—Page 155

❝Segalanya terjadi tak terduga-duga. Hanya ada satu yang pasti dalam hidup, yaitu ketidakpastian. Hanya ada satu yang patut Anda harapkan datang, yaitu yang tidak diharapkan.❞
—Page 227

❝Berhenti memilah antara apa yang diinginkan dan tidak, lalu stagnasi hanya karena Anda berkeras atas sesuatu yang sebenarnya harus berubah. Berhenti juga menilai baik-buruk dari apa pun. Bahkan untuk itu Anda hidup. Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan hakim.❞
—Page 227

❝Saya percaya setiap manusia dapat mewujudkan surga, neraka, berlaku seperti malaikat, dan menjadi iblis itu sendiri.❞
—Page 286