Scan barcode
A review by renpuspita
The Historian - Sang Sejarawan by Elizabeth Kostova
challenging
dark
mysterious
slow-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? No
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
3.0
Satu kata yang terucap setelah selesai baca buku ini adalah:
CAPEK
Yha, selain tema yang diangkat cukup berat dan kompleks, bukunya sendiri juga sama beratnya karena format hardcover dan tebalnya 768 halaman. Gue perkirakan berat bukunya sendiri nyaris 1 kilo dan karena gue baca sambil tiduran maka otot biseps gue sepertinya sudah lumayan terlatih membawa buku karena sampai sekarang pun masih terasa kram :))
The Historian, pada dasarnya adalah buku jalan - jalan. Lha kok iso? Karena dari awal sampe akhir, kita diajak menelusuri jejak darah dan mitos Vlad III atau Vlad Tepes, atau yang lebih dikenal dengan nama Vlad the Impaler, sang Penyula. Premisnya sendiri cukup sederhana, beberapa akademisi menemukan buku tua berisi halaman - halaman kosong dengan pengecualian gambar naga bengis di tengah - tengahnya. Entah kerasukan apa, para akademisi ini jadi terobsesi untuk mencari kebenaran di balik mitos Drakula dan juga kenyataan di balik hidup Vlad III. Apakah Vlad beneran seorang vampir dan dia masih hidup sampai saat ini?
Diceritakan seutuhnya dari PoV pertama, ada 4 PoV utama di buku ini yang semuanya ditulis dalam bentuk catatan, surat, diary, jurnal, you name it lah. The Historian ini gabungan dari "cerita dalam cerita" yang dibawakan dengan gaya epistolari. Membaca buku ini memang harus dengan FOKUS yang lumayan, karena dibawakan dalam PoV pertama jadi kalau ga fokus, ya ga bisa bedain ini siapa dan ini siapa. Sebenarnya cukup mudah juga sih, dari 4 PoV ini hanya PoV sang protagonis, gadis 16 tahun yang namanya sampai akhir ga disebut yang berada di masa ini, di tahun 1972, dijabarkan dengan narasi penceritaan secara langsung. PoV selanjutnya adalah PoV ayah si gadis tak bernama, yaitu Paul (nama belakang ga tahu siapa), yang awalnya dibawakan dengan cara Paul ini cerita ke si protagonis dan lalu dilanjutkan via surat - surat yang ditemukan oleh si gadis. Lalu ada PoV dari mentor Paul, yaitu Professor Bartolomew Rossi, yang selain berbentuk surat juga berisi catatan - catatan jurnal. Dan terakhir adalah PoV Helen Rossi, ibu si gadis dan anak dari Prof Rossi, yang mengirimkan kartu pos kepada si gadis, 5-6 tahun setelah dia dianggap telah mati.
Plot besar di The Historian sendiri banyak diceritakan dari PoV Paul, sehingga rasanya lebih tepat dia yang disebut protagonis ketimbang anak gadisnya yang tak bernama. Karena ceritanya emang sebagian besar adalah perjalanan Paul dan Helen mencari Prof Rossi yang menghilang entah kemana. Kalau di awal cerita, perjalanan si gadis tak bernama dan Paul menelusuri Amsterdam (kota tempat mereka tinggal), Slovenia, Italia, Venesia, Perancis dan Inggris (Oxford), maka perjalanan Paul dan Helen membawa mereka ke Istanbul (Turki),Budapest (Hungaria) dan Pegunungan Balkan (Bulgaria). Yang perlu digaris bawahi lagi, setting cerita dari PoV Paul kebanyakan di tahun 1954, era dimana Perang Dingin sudah dimulai dan pembaca juga ditunjukkan sentimen terhadap Soviet dari penduduk Budapest, sementara di Bulgaria mereka malah jadi pendukung para komunis. Tentunya ada juga catatan dari Prof Rossi yang ditulis pada tahun 1930, perjalanannya ke Transylvania dan Wallachia yang mempertemukannya dengan ibu Helen, yang lalu Rossi tinggalkan dan membuat Helen terobsesi pada ayahnya itu.
Sayangnya, kompleksitas cerita dan PoV pertama yang berganti - ganti serta alur yang tak linear memang menjadi kelemahan buku ini. Kelebihannya mungkin hanya di penelitian yang sungguh masif oleh Elizabeth Kostova untuk menulis buku ini. Apalagi pas gue cek wiki, Kostova menghabiskan 10 tahun untuk penelitiannya tentang Vlad III yang diakuinya terinspirasi dari Dracula karya Bram Stoker dan penjabaran Kostova untuk beberapa tempat di buku ini memang mau ga mau bikin pengen melakukan hal yang sama, menelusuri jejak sejarah Vlad yang dijuluki Kazikly Bey, Sang Penyula. Tak cuma itu, sentimen agama pun cukup gamblang dituliskan, apa adanya seperti sejarah karena memang pada masa Vlad III berkuasa, bbrp tahun sebelumnya yaitu di 1453 Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II dan sejak saat itu rasa benci terjadi antara Vlad III dan Mehmed II. Namun rasa benci ini tidak hanya oleh kedua penguasa, karena ternyata rakyat Rumania, Hungary dan Bulgaria pada umumnya juga masih tidak bisa menghapus kebencian mereka pada Kesultana Ottoman. Pun orang - orang Turki juga mengutuk Vlad yang dianggap membawa kutukan vampir. Jadi kebencian atas dasar agama ini memang sudah mengakar sangat jauh.
Begitu banyak yang seolah ingin dibicarakan oleh Kostova, sehingga membaca buku ini memang seperti membaca buku referensi alih - alih buku fiksi, walau element supranaturalnya sendiri emang ada. Ga heran gue butuh dua minggu untuk membaca buku ini, berusaha melawan kantuk dan rasa bosan, karena penasaran apakah Paul & Helen bisa menemukan Prof Rossi, apa alasan di balik Prof Rossi yang meninggalkan ibu Helen, dan juga kenapa Helen yang dianggap sudah mati, ternyata masih hidup. Pertanyaan besar yang juga mengarah pada Helen, apakah kematiannya pertanda dia menjadi vampir karena Helen sudah diserang 2x oleh vampir. Namun pertanyaan lebih mendasar, yang sangat fundamental dan jadi basis buku ini ada dua. Apakah Vlad the Impaler memang seorang vampir? Apa maksud buku yang bergambar naga besar di tengah itu yang membuat penerimanya menjadi terobsesi ingin mengetahui sejarah sang Penyula dan mitos yang menyelimutinya?
Semua pertanyaan itu memang cukup terjawab di akhir buku, tapi sayangnya menurut gue momentumnya berkurang dan klimaksnya sangat terburu - buru. Seolah Kostova sudah kehabisan bensin untuk menulis atau mungkin editornya bilang "sudah, ini sudah cukup melantur kemana - mana dan habis banyak kertas." Edisi bahasa Inggrisnya sendiri tebalnya 650-an hal yang ketika diterjemahkan ke Indonesia, menjadi 768 halaman. Masalahnya, buku ini tebal tapi emang Kostova itu gaya nulisnya kadang suka lebay dan ga langsung tepat tujuan. Jadi kayak muter - muter ga jelas. Pun, beberapa plot device seperti kebetulan - kebetulan yang sering terjadi cukup bikin gue merasa kesal. Karena untuk sebuah buku yang berbasis jurnal akademi walau dipenuhi dengan element takhayul yang cukup misterius, kebetulan - kebetulan yang terjadi cukup dipaksakan. Selain itu juga ada beberapa bab yang come out of nowhere kayak pas si gadis tak bernama saat perjalanannya mencari sang ayah hanya dengan ditemani rekannya, Barley yang dia kenal waktu di Oxford, tahu - tahu mereka berdua making out. Gue kayak yang "he, apa sih ini", karena benar - benar cukup mengacaukan tensi cerita. Untuk terjemahannya sendiri menurut gue enak dibaca walau gue berharap setidaknya ada beberapa catatan kaki untuk menjelaskan istilah - istilah yang cukup asing di buku ini.
Batas fiksi dan realita sejarah di The Historian memang kabur tapi gue saranin perlakukan The Historian ini sebagai fiksi karena ya walau gue suka cerita tentang vampir, gue tetap merasa mereka itu mitos aja. Gue akuin penelitian Kostova tentang Vlad III dan juga penjabarannya tentang era Perang Dingin memang cukup oke, namun gue kurang suka dengan pemilihan PoV pertama dari sudut pandang banyak orang tanpa tanda yang cukup jelas dan alur non linear yang kurang mulus. Pun, gue ga yakin itu Paul nulis suratnya panjang - panjang, karena bisa jadi 1 buku sendiri, hahaha. Kalau kamu suka hisfic dengan bbrp element supranatural, mungkin bisa coba baca The Historian ini. Walau kalau gue, ini buku yang cukup dibaca sekali seumur hidup saja
CAPEK
Yha, selain tema yang diangkat cukup berat dan kompleks, bukunya sendiri juga sama beratnya karena format hardcover dan tebalnya 768 halaman. Gue perkirakan berat bukunya sendiri nyaris 1 kilo dan karena gue baca sambil tiduran maka otot biseps gue sepertinya sudah lumayan terlatih membawa buku karena sampai sekarang pun masih terasa kram :))
The Historian, pada dasarnya adalah buku jalan - jalan. Lha kok iso? Karena dari awal sampe akhir, kita diajak menelusuri jejak darah dan mitos Vlad III atau Vlad Tepes, atau yang lebih dikenal dengan nama Vlad the Impaler, sang Penyula. Premisnya sendiri cukup sederhana, beberapa akademisi menemukan buku tua berisi halaman - halaman kosong dengan pengecualian gambar naga bengis di tengah - tengahnya. Entah kerasukan apa, para akademisi ini jadi terobsesi untuk mencari kebenaran di balik mitos Drakula dan juga kenyataan di balik hidup Vlad III. Apakah Vlad beneran seorang vampir dan dia masih hidup sampai saat ini?
Diceritakan seutuhnya dari PoV pertama, ada 4 PoV utama di buku ini yang semuanya ditulis dalam bentuk catatan, surat, diary, jurnal, you name it lah. The Historian ini gabungan dari "cerita dalam cerita" yang dibawakan dengan gaya epistolari. Membaca buku ini memang harus dengan FOKUS yang lumayan, karena dibawakan dalam PoV pertama jadi kalau ga fokus, ya ga bisa bedain ini siapa dan ini siapa. Sebenarnya cukup mudah juga sih, dari 4 PoV ini hanya PoV sang protagonis, gadis 16 tahun yang namanya sampai akhir ga disebut yang berada di masa ini, di tahun 1972, dijabarkan dengan narasi penceritaan secara langsung. PoV selanjutnya adalah PoV ayah si gadis tak bernama, yaitu Paul (nama belakang ga tahu siapa), yang awalnya dibawakan dengan cara Paul ini cerita ke si protagonis dan lalu dilanjutkan via surat - surat yang ditemukan oleh si gadis. Lalu ada PoV dari mentor Paul, yaitu Professor Bartolomew Rossi, yang selain berbentuk surat juga berisi catatan - catatan jurnal. Dan terakhir adalah PoV Helen Rossi, ibu si gadis dan anak dari Prof Rossi, yang mengirimkan kartu pos kepada si gadis, 5-6 tahun setelah dia dianggap telah mati.
Plot besar di The Historian sendiri banyak diceritakan dari PoV Paul, sehingga rasanya lebih tepat dia yang disebut protagonis ketimbang anak gadisnya yang tak bernama. Karena ceritanya emang sebagian besar adalah perjalanan Paul dan Helen mencari Prof Rossi yang menghilang entah kemana. Kalau di awal cerita, perjalanan si gadis tak bernama dan Paul menelusuri Amsterdam (kota tempat mereka tinggal), Slovenia, Italia, Venesia, Perancis dan Inggris (Oxford), maka perjalanan Paul dan Helen membawa mereka ke Istanbul (Turki),Budapest (Hungaria) dan Pegunungan Balkan (Bulgaria). Yang perlu digaris bawahi lagi, setting cerita dari PoV Paul kebanyakan di tahun 1954, era dimana Perang Dingin sudah dimulai dan pembaca juga ditunjukkan sentimen terhadap Soviet dari penduduk Budapest, sementara di Bulgaria mereka malah jadi pendukung para komunis. Tentunya ada juga catatan dari Prof Rossi yang ditulis pada tahun 1930, perjalanannya ke Transylvania dan Wallachia yang mempertemukannya dengan ibu Helen, yang lalu Rossi tinggalkan dan membuat Helen terobsesi pada ayahnya itu.
Sayangnya, kompleksitas cerita dan PoV pertama yang berganti - ganti serta alur yang tak linear memang menjadi kelemahan buku ini. Kelebihannya mungkin hanya di penelitian yang sungguh masif oleh Elizabeth Kostova untuk menulis buku ini. Apalagi pas gue cek wiki, Kostova menghabiskan 10 tahun untuk penelitiannya tentang Vlad III yang diakuinya terinspirasi dari Dracula karya Bram Stoker dan penjabaran Kostova untuk beberapa tempat di buku ini memang mau ga mau bikin pengen melakukan hal yang sama, menelusuri jejak sejarah Vlad yang dijuluki Kazikly Bey, Sang Penyula. Tak cuma itu, sentimen agama pun cukup gamblang dituliskan, apa adanya seperti sejarah karena memang pada masa Vlad III berkuasa, bbrp tahun sebelumnya yaitu di 1453 Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II dan sejak saat itu rasa benci terjadi antara Vlad III dan Mehmed II. Namun rasa benci ini tidak hanya oleh kedua penguasa, karena ternyata rakyat Rumania, Hungary dan Bulgaria pada umumnya juga masih tidak bisa menghapus kebencian mereka pada Kesultana Ottoman. Pun orang - orang Turki juga mengutuk Vlad yang dianggap membawa kutukan vampir. Jadi kebencian atas dasar agama ini memang sudah mengakar sangat jauh.
Begitu banyak yang seolah ingin dibicarakan oleh Kostova, sehingga membaca buku ini memang seperti membaca buku referensi alih - alih buku fiksi, walau element supranaturalnya sendiri emang ada. Ga heran gue butuh dua minggu untuk membaca buku ini, berusaha melawan kantuk dan rasa bosan, karena penasaran apakah Paul & Helen bisa menemukan Prof Rossi, apa alasan di balik Prof Rossi yang meninggalkan ibu Helen, dan juga kenapa Helen yang dianggap sudah mati, ternyata masih hidup. Pertanyaan besar yang juga mengarah pada Helen, apakah kematiannya pertanda dia menjadi vampir karena Helen sudah diserang 2x oleh vampir. Namun pertanyaan lebih mendasar, yang sangat fundamental dan jadi basis buku ini ada dua. Apakah Vlad the Impaler memang seorang vampir? Apa maksud buku yang bergambar naga besar di tengah itu yang membuat penerimanya menjadi terobsesi ingin mengetahui sejarah sang Penyula dan mitos yang menyelimutinya?
Semua pertanyaan itu memang cukup terjawab di akhir buku, tapi sayangnya menurut gue momentumnya berkurang dan klimaksnya sangat terburu - buru. Seolah Kostova sudah kehabisan bensin untuk menulis atau mungkin editornya bilang "sudah, ini sudah cukup melantur kemana - mana dan habis banyak kertas." Edisi bahasa Inggrisnya sendiri tebalnya 650-an hal yang ketika diterjemahkan ke Indonesia, menjadi 768 halaman. Masalahnya, buku ini tebal tapi emang Kostova itu gaya nulisnya kadang suka lebay dan ga langsung tepat tujuan. Jadi kayak muter - muter ga jelas. Pun, beberapa plot device seperti kebetulan - kebetulan yang sering terjadi cukup bikin gue merasa kesal. Karena untuk sebuah buku yang berbasis jurnal akademi walau dipenuhi dengan element takhayul yang cukup misterius, kebetulan - kebetulan yang terjadi cukup dipaksakan. Selain itu juga ada beberapa bab yang come out of nowhere kayak pas si gadis tak bernama saat perjalanannya mencari sang ayah hanya dengan ditemani rekannya, Barley yang dia kenal waktu di Oxford, tahu - tahu mereka berdua making out. Gue kayak yang "he, apa sih ini", karena benar - benar cukup mengacaukan tensi cerita. Untuk terjemahannya sendiri menurut gue enak dibaca walau gue berharap setidaknya ada beberapa catatan kaki untuk menjelaskan istilah - istilah yang cukup asing di buku ini.
Batas fiksi dan realita sejarah di The Historian memang kabur tapi gue saranin perlakukan The Historian ini sebagai fiksi karena ya walau gue suka cerita tentang vampir, gue tetap merasa mereka itu mitos aja. Gue akuin penelitian Kostova tentang Vlad III dan juga penjabarannya tentang era Perang Dingin memang cukup oke, namun gue kurang suka dengan pemilihan PoV pertama dari sudut pandang banyak orang tanpa tanda yang cukup jelas dan alur non linear yang kurang mulus. Pun, gue ga yakin itu Paul nulis suratnya panjang - panjang, karena bisa jadi 1 buku sendiri, hahaha. Kalau kamu suka hisfic dengan bbrp element supranatural, mungkin bisa coba baca The Historian ini. Walau kalau gue, ini buku yang cukup dibaca sekali seumur hidup saja
Graphic: Confinement, Racial slurs, Violence, Blood, Murder, and Injury/Injury detail
Moderate: Racism, Religious bigotry, Stalking, Pregnancy, and War
Minor: Miscarriage, Torture, and Kidnapping