A review by snowonirori
Semusim, dan Semusim Lagi by Andina Dwifatma

3.0

Ceritanya menurutku ngga beda dari khayalan kita waktu sakit atau biasanya orang awam menyebut fever dream. Jujur aku suka sama penyampaian ceritanya, bener2 page turner. Tapi setelah itu rasanya kosong. Persis ketika kamu mencapai sesuatu terus ngga tau lagi apa yang harus dilakukan. Yah begitulah novel dengan genre surrealism. Menurutku ada beberapa hal yang agak kurang nyaman dan jujur aku juga membenci tokoh utama, terutama dari sikapnya. Sosok si ayah juga terlalu diagungkan padahal kita hanya bertemunya di akhir saja (memang aku tidak pernah mengalami baru bertemu bapak diumur 16)