A review by nikolinaza
If You Leave Me by Crystal Hana Kim

5.0

Trigger Warning(s): war aftermath, depression, suicide, domestic violence.

If You Leave Me menceritakan kisah Lee Haemi yang jatuh cinta pada sahabat karibnya sejak kecil, Yun Kyunghwan. Namun, karena adiknya sakit-sakitan, dia terpaksa menerima lamaran dari Yun Jisoo, sepupu Kyunghwan yang kaya. Setelah menikah, Jisoo pergi berperang, begitu pula dengan Kyunghwan. Ketika perang berakhir, keduanya bukan orang yang sama lagi, dan Haemi pun mempertanyakan apakah pilihan yang dibuatnya sudah benar.

Buku ini berfokus pada apa yang terjadi setelah perang. Meski baku tembak sudah berakhir, masih banyak sisa-sisa kekacauan di mana-mana. Tidak hanya lingkungan yang rusak, tapi sepertinya pola pikir para korban perang juga begitu. Mereka jadi jauh lebih kasar dan egois dibanding sebelumnya. Itu jugalah yang terjadi pada para tokoh utama.

Haemi merasa terperangkap tanpa pilihan dalam hidupnya dengan tiga putri dan suami yang memberatinya. Jisoo yang mengalami kelumpuhan di sebelah tangan juga kacau balau. Dia menghabiskan malam demi malam untuk mabuk-mabukan dan meniduri pelacur. Kyunghwan memutuskan untuk menetap di Seoul dan memulai hidup baru. Kendati begitu, sosok Haemi tidak pernah meninggalkan pikiran dan hatinya. Semua orang punya deritanya dan keegoisannya sendiri-sendiri. Tapi, aku merasa paling kasihan kepada Haemi. Sebagai sesama perempuan, aku merasa relate dengan penderitaannya. Hidup di tengah patriarki yang membuatnya hanya bisa diam menerima segala perilaku suaminya tanpa ada pilihan lain benar-benar mengerikan. Belum lagi para lelaki di sekitarnya sama sekali tidak menghargai usahanya dalam menyayangi mereka dan sama sekali tidak bisa menjaga perasaannya. Entah sudah berapa kali aku memaki Jisoo, Kyunghwan, juga Hyungki selama membaca buku ini.

Alurnya sedikit lambat. Pada bagian awal memang agak terasa membosankan dan dragging dengan kisah cinta segitiga antara Jisoo-Haemi-Kyunghwan. Intrik mulai terasa nendang saat para lelaki kembali dari perang dan memulai kembali kehidupan mereka. Cerita diambil dari sudut pandang Haemi, Kyunghwan, Jisoo, Hyungki, dan juga Solee, putri sulung Haemi dan Jisoo yang hidupnya sedikit banyak terpengaruh oleh pilihan-pilihan yang dibuat oleh orang tuanya.

Jujur, aku salut pada tokoh Solee. Tipikal anak sulung perempuan, dia benar-benar bertanggungjawab dalam menjaga adik-adiknya ketika kedua orang tuanya kacau balau. Pemikirannya begitu dewasa. Aku tidak bisa membayangkan kalau tokoh Solee dibuat sama egoisnya dengan kedua orang tuanya. Mungkin, tidak akan ada yang namanya bahagia dalam buku ini.

Kalau lagi butuh bacaan yang menguras emosi, mungkin bisa dicoba buku ini. Tersedia di Big Bad Wolf :D