A review by renpuspita
Year of the Hyenas - Tahun Anjing Hiena by Lanny Murtihardjana, Brad Geagley

3.0

3 stars

Bisa kasih 4 bintang, kalau aja TERJEMAHANNYA oke!!

Bukan, bukan berarti secara keseluruhan terjemahannya jelek. Malah menurut gue, enak dibaca, ngalir, ya rada kaku - kaku, tapi terjemahan mana sih yang gaul banget (malah kalau kelewat gaul, jatuhnya kayak buku PJO pertama yang bikin gue puyeng dengan prokemnya itu). Yang gue masalahin adalah SELINGKUNGnya! Yang tidak tahu selingkung apa, ini adalah gaya bahasa penerbit tertentu. Gue pertama kali nemu ini pas baca Silent in the Grave, dan mengingat gue ga banyak baca terjemahan, agak terganggu juga baca panggilan "Aunt" dan "Uncle" ga diterjemahin sama sekali. Info dari salah satu editornya, ya memang itu selingkungnya. Oke lah, ga masalah kalau kayak gitu, toh ga banyak. Masalahnya di buku ini? Kebanyakan dan ga banget!!

Beberapa yang bikin gue terganggu:

- Panggilan macam "Lord" dan "Lady tidak diterjemahkan. Sama sekali. Lucu dong baca "Lord Walikota", atau saat seorang Ratu dipanggil "My Lady". Loh, kenapa tidak pake panggilang "Yang Mulia"? saja. Gue heran kenapa "Lord" disini tidak diterjemahkan jadi "Tuan", atau apalah yang sepadan. Saat gue konfirmasi ini di grup WA, ada yang info kalau memang selingkungnya. Masalahnya, buku ini settingnya tuh Mesir. MESIR yang juga jadi settingan AAC. Bukan Inggris ataupun Skotlandia, yang gue juga udah tahu kalau Lord ini semacam salah satu gelar disana. Tapi bahkan untuk jadi panggilan pun, istilah Lord dan Lady (plus, Sir), yang tidak diterjemahkan ini, semacam bikin aura Mesirnya kurang kerasa. Alih - alih Mesir Jaman Kuno..ini apa Mesir jaman Kolonial? Ya kali walau edisi aslinya pake Lord dan Lady... itu wajar karena ditulis dalam bahasa Inggris. Trus kan jadi lucu pas diterjemahin ke Indonesia, istilah itu tetap ada. Dan ini bertebaran di buku ini, bikin gue mati - matian nahan buat ga DNF.

Lucunya, panggilan "lord" dan "lady" ini ga konsisten, karena ada di suatu adegan Semerket manggil Ratunya dengan "yang mulia", habis itu ganti lagi dengan "Great Lady" *jambak rambut*

- Nenry sempat memanggil Semerket dengan kata "brother". Cuma satu, tapi ya ampun, ini konyol banget. Kalau pada nganggap Lord dan Lady yang ga diterjemahin itu udah aneh, ini ada satu lagi "brother". Kenapa ga "dik" atau "saudaraku" aja sih?

- Nama kapal Firaun, Horus's of the Morning..ya dibiarin aja gitu. Walau pun udah di-italic, apa susahnya sih menerjemahkannya menjadi "Fajar Horus"? Terus terang ini bagian yang bikin gue "rage" banget, karena kesan Mesirnya jadi tercoreng gara- gara nama kapal yang dibiarkan apa adanya!

Gue bukannya ga tahu nerjemahin itu susah apa gimana, dan gue juga ga mengecilkan peran penerjemah disini. Tapi terjemahan yang enak itu yang bikin gue nyambung ke ceritanya, dan selingkung penerbitnya yang berlebihan di buku ini bikin gue ilpil berat. Gue jadi ga bisa menikmati penyelidikan Semerket, karena ngedumel terus masalah terjemahannya. Sangat lucu membiarkan banyaknya selingkung, padahal ada satu terjemahan yang saya suka, dimana penerjemah (atau editornya) menerjemahkan "crook" dengan "pokrol bambu tua". Istilah yang ga biasa kan? Tapi semuanya jadi tercoreng gara - gara selingkungnya!

*rant about translation over*

Story wise, gue suka sih baca cerita Semerket yang menyelidiki kematian seorang pendeta wanita. Inti ceritanya sendiri sudah dispoiler habis - habisan di blurbnya, ada konspirasi buat menggulingkan Fir'aun, Ramses III. Buat gue yang ga terlalu paham sejarah Mesir Kuno, lumayan kasih info kok buku ini, dan beberapa kejadiannya emang nyata adanya. Tentunya dibumbui drama dan juga..unsur mistis. Gue ga terlalu keberatan dengan unsur mistisnya, malah fine - fine aja, mengingat ini masa dimana dewa - dewi Mesir sedang jaya - jayanya disembah.

Semerket secara ga langsung jadi ngingetin gue sama Cormoran Strike. Semerket ini punya flaws, salah satunya suka mabuk dan sempat ga bisa move on dari mantan istrinya. Ini bikin dia ya kelihatan kayak manusia biasa, ga yang ahli - ahli banget, tapi Semerket bisa memecahkan masalah simply karena kemampuan observasi, blak - blakan, dan juga sedikit keberuntungan (atau bantuan dari dewa, yang mana aja boleh). Kalau pada berharap Semerket bakal bahagia di endingnya, tenang, endingnya cukup realistis kok. Gue suka dengan penjabaran Brad Geagley untuk karakter - karakternya. Pembaca akan dibuat simpati sama Semerket, dan jengkel sama penduduk di sekitar galian makam yang ekslusif dan jelas - jelas bersalah, tapi berusaha menutup - nutupi. Misterinya sendiri cukup oke, gue udah bisa nebak siapa, tapi membaca prosesnyalah yang menarik. Bagi beberapa pembaca, mungkin Semerket ini agak lelet, tapi gue bisa memahami sih. Apalagi mengingat kondisi sekitar Semerket yang nyaris semuanya berkonspirasi melawan dia.

Duh ya...gue masih bete aja kalau ingat terjemahannya, tapi yang suka thriller dan juga settingan Mesir Kuno, Year of the Hyenas ini unik kok. Gue jadi ingat - ingat Ledakan Dendamnya Agatha Christie, dan jadi pengen baca lagi. Yang suka ending yang realistis juga bakal suka. Cuma harusnya ada tulisan "Novel Dewasa" selain kategori Novel Thriller di belakangnya, karena ada adegan sex yang lumayan eksplisit (walau bisa diskip). Agak heran juga kenapa temen2 GRI dan BBI ga banyak yang baca :/