A review by taintdsorrow
Twenty-Four Eyes by Akira Miura, Sakae Tsuboi

emotional sad fast-paced

4.0

About the Book
Ceritanya menceritakan perjalanan 12 anak-anak bersama guru mereka, Miss Oishi, dari mereka kecil (SD) hingga dewasa. Di awal, diceritakan bahwa Miss Oishi harus mengajar di sekolah yang terletak di desa terpencil dan dihuni oleh masyarakat yang masih tradisional dan kurang mampu. Awalnya Miss Oishi tidak betah karena mendapatkan perlakuan yang buruk dari warga setempat hanya karena dia terlihat lebih modern. Namun, beberapa kejadian yang melibatkan 12 muridnya membuat Miss Oishi bertekad untuk terus mengajar di sekolah tersebut.

Cerita di novel ini berlatar belakang pada saat Perang Dunia ke-2, sehingga pembaca bisa mengetahui bagaimana kondisi pendidikan pada masa tersebut. Dua belas murid yang ada di dalam novel ini memiliki latar belakang, sifat, dan takdir yang berbeda-beda. Pembaca akan diperlihatkan bagaimana perjalanan kedua belas murid-murid Miss Oishi bertahan dari kecil hingga dewasa di masa perang dan setelah perang.

My thoughts

Awalnya, saya tidak berekspektasi banyak dari buku ini karena awal ceritanya sedikit membosankan dan alurnya berjalan begitu cepat. Namun, di tengah cerita saat diperlihatkan nasib beberapa murid, saya mulai tertarik dan memahami novel ini. Menurut saya, novel ini mencoba untuk menggambarkan efek perang pada anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, digambarkan juga bagaimana anak laki-laki pada zaman itu sangat dinanti-nanti karena mereka akan berguna untuk menjadi militer negara, sehingga jika suatu keluarga tidak memiliki anak laki-laki, maka kepala keluarga merasa kecewa, bahkan menyalahkan anak perempuannya yang lahir. Selama membaca nasib para 12 murid, saya merasa sedih karena para murid tidak dapat merasakan bagaimana rasanya "bahagia menjadi anak kecil". Beberapa dari mereka harus bekerja mengurus rumah dan saudaranya karena kedua orangtuanya sibuk mencari uang. Ada juga yang ditinggal mati oleh ibunya sehingga ia harus pindah ke tempat lain dan bekerja. Bahkan ada juga yang dijual oleh orang tuanya demi mendapatkan uang. Dan nasib beberapa murid laki-laki berakhir menjadi tentara, yang mana ada yang meninggal saat menjalankan tugasnya.