A review by marinazala
Bukan Pasar Malam by Pramoedya Ananta Toer

4.0

** Books 165-2014 **

"Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang.. seperti dunia dalam pasar malam. seorang-seorang mereka datang.. dan pergi. dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya terbang entah ke mana"

Itulah yang tertulis di belakang cover buku ini yang mengisahkan tentang seorang anak revolusi yang harus pulang ke Blora menengok ayahnya yang jatuh sakit karena TBC. Ia merasa menderita dan tertampar melihat kenyataan bahwa rumahnya dan penghuninya telah berubah.. ya Ayahnya dulu pernah menjadi guru tapi kalah dan gagal dalam lapangan politik.. dan adik terkecilnya yang meninggal.. adiknya yang sedang menderita sakit.. kemiskinan yang melanda mereka dan rumah tua yang seakan hendak roboh tergerus oleh zaman..

"Tapi sesungguhnya begitu Ayah Tuan jatuh sakit oleh kekecewaan -kecewa oleh keadaan yg terjadi sesudah kemerdekaan tercapai. rasa2 nya tak sanggup lagi ia melihat dunia kelilingnya yg jadi bobrok itu -bobrok dengan segala akibatnya. Mereka yang dulu jadi jenderal di daerah gerilya, mereka yang tadinya menduduki kedudukan-kedudukan penting sebelum Belanda menyerbu, jadi pemimpin pula di daerah Gerilya dan jadi bapak rakyat sungguh2. Dan bukan tanggung2 lagi ayah tuan membela kepentingan merdeka itu. Tapi kala kemerdekaan telah tercapai, mereka itu sama berebutan gedung dan kursi.."halaman 102

Buku ini SANGAT BAGUS! Sederhana, padat tapi mengena entah kenapa saat saya menyelesaikan buku ini ada rasa sesak yang menyelumuti hati saya.. sesak, sedih dan pedih yang rasakan. Buku ini sukses membuat saya menjadi "gloomy" malam ini... ada yang mengatakan bahwa buku ini adalah salah satu luapan hati dari Pramoedya Ananta Toer yang sempat ditahan dan ini adalah salah satu buku kisah beliau dan ayahnya.. buku ini layak saya berikan 4,3 dari 5 bintang!

*gloomynya makin menjadi-jadi mendengar lagu2 Yoshiki Classical - Live in London Royal Festival Hall 2014*