A review by virishin
Dunia Anna by Jostein Gaarder

4.0

⭐️4/5

Lebih enjoy bacanya dibanding buku Jostein yang Perpustakaan Ajaib.

Pendapat untuk isi buku:
Pembahasannya terbilang berat, tapi jadi berkurang karena gaya bahasanya nggak terlalu rumit. Seperti blurbnya, buku ini menceritakan kegelisahan Nova dan Anna akan keadaan bumi. Jadi ini memang bisa termasuk ke dalam kritik lingkungan alam. Genrenya mencakup fantasi dan scifi (yang menggabungkan dongeng aladdin dengan time travel), walau dikemas ringan, sesuai untuk dibaca semua umur. Alur yang dipake maju mundur, tiap ganti bab bakal ganti POV dari Anna ke Nova dan sebaliknya. Cukup bikin bingung, tapi menurutku itu titik serunya karena jadi nebak-nebak ini kita lagi ada di situasi yang sebelum dunia diubah sama Anna atau setelah perubahannya berhasil. Yang mengganggu untukku mungkin karena ini dari perspektif MC yang tinggalnya di daerah 4 musim, jadi nggak bisa relate untuk aku, yang mana agak susah ngebayanginnya kalau beberapa saran di dalam buku direalisasikan di sini. Untuk hubungannya dengan judul, cukup menarik buat aku. Pertimbangan kenapa dinamai dunianya 'Anna' dan bukan dunianya 'Nova' padahal konflik terpentingnya ada di dunia Nova, yang mana menurutku karena ini berfokus ke nunjukin adanya fantasi dan scifi itu sendiri. Gimana 'kegilaan' Anna sampai dibawa ke psikiater yang ujung-ujungnya ternyata nggak gila karena memang ini fantasi wkwk. Yah, pendukung utamanya lagi adalah karena POV yang pertama muncul adalah dari sisi Anna :P


Pendapat untuk buku fisik:
Covernya menarik, walau nggak tau sosok cewek di tengah Anna atau Nova, alias aku nggak bisa nentuin apa kondisi alam di cover nunjukin sisi yang udah rusak atau belum. Terjemahannya lumayan ringan, tapi masih terbilang kaku, apalagi bagian penempatan tanda baca dan bahasa sehari-hari di dialog antartokohnya yang nggak konsisten mau baku atau nggaknya. Format cetakannya bikin mataku nyaman, fontnya nggak terlalu kecil ataupun besar.

Secara keseluruhan, aku suka-suka aja. Untuk gimana ide ceritanya, yah aku seneng banget karena cocok buat dibaca di situasi dunia yang lagi panas-panasnya (aku pun ngetik review ini sambil kepanasan di suhu 37 derajat, sial). Disuguhi juga beberapa penjelasan apa alasan terjadinya kerusakan itu (walau kayaknya mesti dicrosscheck ulang apa benar keseluruhan penyebabnya karena itu atau engga), dan ada kritik-kritik bagi para penguasa kaya yang seenaknya merusak alam. Tapi yang bikin aku agak 'meh' itu adalah solusi yang ditawarkan, aku gak bisa ngebayangin itu. Kayak, lebih ke solusi yang memang udah sering dijalanin sekarang, tapi ujung-ujungnya nggak tuntas. Masih aja solusi utamanya adalah kesadaran diri, yang nggak segampang itu buat dibangkitkan. Apalagi untuk seluruh dunia. Seperti kutipan dari gurunya Jonas, "solusinya tidak membumi."

Meski gitu, masih aman dan berguna lah untuk jadi bahan bacaan tambahan. Bisa nambah ilmu gimana situasi dunia di era modern ini. Dan aku kepikiran, ini Jostein pas banget bahas kerusakan alam di tahun 2012, ini berdasarkan ramalan kiamat itu kali ya? wkwk. Peace! ✌️