A review by tiareadsbooks25
Autumn in Paris by Ilana Tan

5.0

•reread•
4.5/5⭐

❝Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu.❞
—Page 233

❝Aku memang baru mengenalnya, tapi rasanya aku sudah mengenalnya seumur hidup. Dan tiba-tiba saja aku sadar dia telah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupku.❞
—Page 233

❝Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup menghempaskanmu begitu keras ke bumi. Ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam hidup ini, kenyataan berteriak di telingaku dia juga satu-satunya orang yang tidak boleh kudapatkan.❞
—Page 234-235

❝Sekarang... Saat ini saja... Untuk beberapa detik saja... aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, atau harapan, aku ingin mengaku.

Aku mencintainya.❞
—Page 235-236

❝Jangan marah padaku kalau aku menangis sekarang. Biarkan aku menangis. Hari ini saja.... Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa. Aku janji.❞
—Page 259

❝Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu.❞
—Page 264

❝Seandainya masih ada harapan - sekecil apapun untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya demi harapan.❞

•••

Autumn in Paris bercerita tentang Tatsuya Fujisawa—arsitek asal Jepang yang tak pernah menyukai Paris. Tatsuya pun begitu membenci musim gugur, namun ia harus menelusuri Paris untuk menemui seseorang dari masa lalunya. Pandangan Tatsuya terhadap dunia pun berubah sejak ia bertemu dan terpesona pada gadis yang sangat mencintai Paris dan musim gugur, Gadis Musim Gugur-nya, Tara Dupont.

Tara merupakan gadis yang begitu riang, cerewet dan mudah dibuat penasaran. Sejak awal mengenal Tatsuya, Tara merasa telah mengenal laki-laki itu begitu lama. Pertemuan keduanya yang tidak disangka pun begitu indah. Namun, siapa sangka ada benang merah yang menghubungkan keduanya? Benang merah itulah yang menghancurkan segala perasaan, harapan dan kekeyakin. Membuat keduanya mengerti arti putus asa dan tak berdaya.

Tulisan Ilana Tan masih sangat mengalir dengan gaya bahasa baik. Meskipun ceritanya cukup klise dan mudah ditebak, namun Ilana Tan berhasil mengaduk perasaan dan emosi pembaca melalui buku ini. Dengan mengambil latar musim gugur di Paris, pembaca dimanjakan dengan kisah manis dan romantis antara Tatsuya dan Tara. Apalagi dengan surat-surat yang Tatsuya kirimkan ke acara 'Je me souviens'. Namun, di pertengahan cerita hingga akhir, pembaca dapat merasakan pedihnya kisah Tatsuya dan Tara. Apalagi pada bagian Tara di Sungai Seine, surat terakhir Tatsuya dan bagian epilog.

Among the books in Empat Musim tetralogy, which one do you like the most? My favorite one is Autumn in Paris. This is the second book by Ilana Tan that I read. I lost count how many times I read this book, but each time, I can't help myself for crying out loud when I finished reading it. One of the books that always makes me cry.