A review by perpeitually
Perempuan di Titik Nol by Moh. Amir Sutaarga, Nawal El Saadawi

5.0

Buku ini adalah sebuah kebenaran, yang tertulis hampir 50 tahun lalu, namun kisahnya masih menggema dan menjadi kenyataan di zaman ini. Nawal El Saadawi, dengan wawancara singkatnya dengan Firdaus, menyingkapkan betapa bobroknya masyarakat patriarkal yang hidup dalam kemunafikan belaka. Firdaus mungkin kini telah tiada, tapi seluruh dunia, masih ada Firdaus lainnya yang menderita di bawah budaya bobrok yang terpelihara berabad-abad.

Seharusnya, membaca buku ini meninggalkan rasa nyaman yang tidak enak. Yang membuat otak tak bisa berhenti berpikir mengenai sistem buruk yang masih saja terpelihara. Firdaus mungkin hidup 50 tahun lalu dan zaman sudah berubah, tapi budaya yang sama masih hidup dan terpelihara dengan sedemikian baik. Ada berapa banyak perempuan yang tak ditolong ketika mendapatkan kekerasan namun kemudian ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara karena membela diri?

Firdaus adalah lambang perlawanan. Betulah kata Beliau: Hidup saya berarti kematian mereka, bukan pisau saya yang mereka takuti melainkan kebenaran.

Kekurangan dari buku ini hanyalah di bagian teknisnya saja. Penerjemahan yang masih kasar dan beberapa salah ketik di sana sini padahal buku yang saya punya adalah cetakan ke-18. Pesan dari buku ini akan lebih tersampaikan dan dimengerti dengan baik, jikalau penerjemahannya juga diperbarui dan diteliti lebih lagi.