A review by hzboy
Post-Truth: The New War on Truth and How to Fight Back by Matthew d'Ancona

4.0

I read in English but this review is being written in Bahasa Indonesia

The BREXIT vote; DONALD TRUMP's victory; the rejection of CLIMATE CHANGE science; the vilification of IMMIGRANTS -- all have been based on the power to evoke feelings and not facts


Kutipan tersebut merupakan premis yang ditawarkan oleh Matthew D'Ancona dalam buku Post-Truth. Baginya, kini bukan lagi masalah percaya dan tidak percaya. Baginya, dishonesty tidak sama dengan post truth.

Penjelasan dalam buku dituliskan oleh D'Ancona secara berurutan. Membuat pembaca paham dengan apa yang tengah dituturkan meskipun secara kosa kata memang cukup rumit. D'Ancona memiliki latar belakan sebagai jurnalis. Maka, tidak heran apabila konten dalam bukunya padat. Rasanya, ingin memberi highlight pada setiap kalimat.

If politics is war by other means, so too is information. - p. 51


Post-Truth dibagi menjadi 5 bab dengan masing-masing membahas satu topik tertentu namun tetap dimulai dengan studi kasus akan Trump dan fenomena Brexit. Seakan, D'Ancona memang ingin menunjukkan bahwa kedua kasus tersebut semata-mata bukan hanya permasalahan sederhana. Ada politik kepercayaan yang sedang dimainkan oleh siapapun itu, membentuk persepsi masyarakat supaya tidak lagi percaya dengan data dan fakta.

Selain cara penuturannya yang tidak berbelit-belit, semua yang disimpulkan oleh D'Ancona juga berlandaskan keilmuan. Tampaknya, D'Ancona sendiri memang memiliki dasar pendidikan di ilmu sosial, sebab teori-teori yang ia sebutkan pun tidak lepas dari teori ilmu sosial. Ia mampu menghubungkan apa yang terjadi saat ini dengan teori dari Roland Barthes, Derrida, hingga
Baudrillard.

You choose your own reality, as if from a buffet. You also select your own falsehood, no less arbitrarily. -p.56


Secara personal, hal lain yang membuat buku ini menjadi layak dibaca ialah karena D'Ancona juga membahas apa yang dituliskan Orwell dalam 1984-nya. Bahkan tidak jarang D'Ancona mengutip tulisan Orwell untuk menjabarkan ide-idenya sendiri.

Orwell feared that totalitarianism would be the force that destroyed the very notion of veracity. -p. 5


Post-Truth merupakan santapan berbobot dalam format yang ringan. Akan ada hal lain yang ternyata tidak sesederhana kemenangan Trump dan fenomena Brexit. Sebuah buku yang seharusnya dibaca oleh semua orang.