A review by astoldbyridha
If I Were You by Leslie Margolis

3.0

Menceritakan dua orang sahabat berumur 12 tahun : Katie dan Melody yang punya harapan untuk bisa bertukar tubuh. Katie iri sama kehidupan Melody yang selalu dipuja orang krn kecantikannya, rumah mewah bak istana, ibu gaul sosialita yang perhatian dan yang paling penting : orangtua Melodi tidak bercerai.

Di sisi lain, Melodi juga sangat iri dengan Katie yg pintar dan selalu jadi bintang kelas, punya saudara (tiri) kembar berusia 4 tahun yang super cute, Ryan dan Reese. Punya rumah yang selalu penuh kehangatan, punya ayah (yang walaupun ayah tiri) yang selalu care dan enak diajak ngobrol.

Suatu hari, di akhir musim panas, di dalam bus menuju Malibu Beach mereka berdua berhasil body switch dan musim panas terulang lagi dari awal.

Tapiiiii apa yang selama ini mereka pikirkan tentang 'kehidupan sempurna' yang dimiliki orang lain, ternyata tidak seindah yang terlihat.
Katie jadi sadar kalau hidup sebagai Melodi itu gak enak!! Sering digodain cowok2 krn cantik, harus nemenin mamanya shopping beronde-ronde tiap hari, harus ikut mamanya exercise, makanannya diatur biar gak gendut, rumahnya yg walaupun luas ternyata luar biasa sepi krn semua orang sibuk, gak ada yang namanya makan malam bersama di meja makan sambil diselingi canda tawa.

On the other side, Melodi juga jengah harus hidup sebagai Katie yang cuman dianggap orang2 sebagai sidekick-nya Melody. Tiap hari disuruh babysit Ryan dan Reese yang exhausting bangetttt and of corz for free, gak punya banyak uang untuk beli ini dan itu, tiap Sabtu wajib bangun jam 6 pagi buat hiking bareng.

Pokoknya mereka jadi sadar kalau ternyata kehidupan mereka yang dulu itu udah yang terbaik!!

Aku suka novel ini karena relate bangetttt, kita juga pasti sering gitu, pengen jadi kyk si ini atau si ituu soalnya hidupnya kyk enak banget. Aku pernah baca quote yang bunyinya kurang lebih 'kita selalu merasa hidup org lain lebih segala2nya krn kita bandingin RESULT-nya dia dengan BEHIND THE SCENE-nya kita'.

Ini bacaan yang light tapi value yang dikasih sama penulis penting banget menurutku dan bisa jadi media untuk berefleksi kalau ternyata kita terlalu sibuk menuntut Tuhan utk ngasih apa2 yang kita gak punya sampe2 kita lupa bersyukur untuk apa yang udah Tuhan kasih sampai detik ini.