A review by mataharipagipagi
The Good Son by You-Jeong Jeong

3.0

Judul : Good Son anak teladan
penulis : You-Jeong
Penerbit : Gramedia
My Rating : 3.8⭐

God Son adalah novel karya You-Jeong, penulis asal Korea Selatan yang bercerita tentang kehidupan Yu-jin. Yu-jin menderita epilepsi, dan karenanya ia jadi sulit mengingat beberapa kejadian apalagi saat epilepsi nya kambuh.

Suatu hari Yu-jin terbangun dari ranjangnya yang bau dan berlumuran darah. Tapi itu bukan darahnya, lalu darah siapa ? Lalu Yu-Jin menemukan ibunya tergeletak tak bernyawa dengan leher tergorok.

Novel Good Son ini mengajak kita untuk bersama sama dengan Yu-Jin mencari tau apa yang terjadi, sebab epilepsi yang di idapnya sejak kecil membuatnya melupakan apa yang terjadi semalam hingga ibunya tewas di apartemen mereka.

Saat membaca Good Son ini, terasa kental sekali nuansa korea nya. Saya menyukai drama Korea bergenre thriller, misteri, dan saat membaca ini rasanya seperti sedang menonton serial drama wahahaha.

Alurnya cukup lambat, karena kita di ajak pelan-pelan mencari tau ingatan Yu-Jin yang hilang, karena itu juga alurnya menjadi maju-mundur. Namun minim sekali keterangan waktu dan tempatnya, jadi saya sebagai pembaca agak kebingungan saat membaca satu paragraf ke paragraf lain, yang ternyata sedang flashback.

Cukup jauh untuk mendapati seluruh ingatan Yu-Jin, perlu kira-kira 300 halaman. Tidak hanya mendapati ingatannya, kita juga menemukan rahasia yang di sembunyikan oleh ibu nya dari Yu-Jin selama 10 tahun lebih.

Tapi perjalanan panjang dan menegangkan selama 400an halaman ini , sangat disayangkan di tutup kurang memuaskan oleh sang penulis.

Ada kutipan percakapan Yu-Jin dan Kakak angkatnya Hae-jin

Hae-jin : " ... Bahwa ada 3 cara yang bisa kita lakukan untuk menyingkirkan rasa takut kita tentang kematian.... Tapi apakah kau tau apa kesamaan dari ketiga cara ini ? "
Yu-jin menggeleng

Hae-jin : " semua itu bohong. Semua itu adalah bentuk lain dari rasa takut"
Yu-jin : " kalau begitu apa yang benar ? "
Hae-jin : " rasa takut. Karena adalah perasaan yang paling jujur " (halaman 352)