Reviews tagging 'Bullying'

Second Sister by Chan Ho-Kei

20 reviews

taleofabibliophile's review against another edition

Go to review page

medium-paced

4.25


Expand filter menu Content Warnings

shawbey's review against another edition

Go to review page

challenging dark mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.25

this book humbled me so bad, I feel like I've been manipulated all the time.

Expand filter menu Content Warnings

majaestic's review against another edition

Go to review page

emotional mysterious sad tense medium-paced

4.25


Expand filter menu Content Warnings

niaaaao_o's review against another edition

Go to review page

dark emotional mysterious sad slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

"Manusia takkan pernah mau mengakui bahwa mereka makhluk yang egois. Kita bicara tanpa henti tentang moral dan keadilan, tapi begitu kita terancam kehilangan apa yang kita miliki, kita kembali pada kemampuan untuk bertahan hidup. Itu manusiawi. Yang lebih parah, kita suka mencari-cari alasan, kita bahkan tidak cukup berani untuk mengakui tindakan egois kita sendiri. Dengan kata lain, kemunafikan"

Buku ini menceritakan sebuah kasus bunuh diri seorang siswi karena INTERNET. Buku ini bisa menjadi contoh sejahat apa manusia dibalik akun anonimnya, dampak yang sangat besar dari sebuah 'HATE COMMENT'. 

Tidak hanya alur ceritanya yang menarik tapi beberapa detail yang diceritakan seperti "apa itu teknologi" dan pandangan psikologis seorang manusia "kenapa manusia bisa menjadi seperti itu? Kenapa manusia melakukan itu?" menjadi daya tarik dari buku ini. Serta banyaknya plot twist yang ada pada buku ini.

Note: Untuk pembaca yang memiliki mental issue mungkin buku ini akan menjadi bacaan yang cukup berat di beberapa babnya

Expand filter menu Content Warnings

felinecie's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark emotional hopeful inspiring mysterious sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? No

4.0

a little bit confusing but idk maybe it’s just me and my slow brain… it’s just too much to take in… 

but if you like a book with tons of infos about technology then you might like it,

Expand filter menu Content Warnings

tjieldi's review against another edition

Go to review page

dark emotional mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Loveable characters? Yes

4.5

“Kebodohan manusia di internet. Dalam mencari kebenaran, kita memilih untuk mempercayai sumber yg tidak bisa dipertanggungjawabkan, menyebarkan kebohongan atas nama ‘berbagi’, menciptakan bencana yg sulit diperbaiki.” —N

626 halaman yg mampu bikin emosi kecampur aduk roller coaster. Cerita di buku ini menurutku kejadian yang bisa terjadi di era sekarang.

Iya, cyber-bullying dan berakhir bunuh diri.

*agak trauma*

Kayak sekarang orang-orang tuh gampang banget spreading hatred di internet pake tuduhan gak berdasar, ngeluarin opini-opini dan teori gak masuk akal, bikin konten melenceng hanya untuk memuaskan hasrat keegoisan mereka di internet. Keluarga Au ini tuh beneran ngenes banget dari halaman awal sampe akhir pas ditelisik tuh beneran bikin mikir, “Nga-Yee, gue yakin lu orang terpilih. Lu kuat banget!”
Banyak bersyukur deh Nga-Yee punya temen kayak Wendy, soalnya kalo gak ada Wendy, Nga-Yee gak bakal kenal N.

Yang menarik dari buku ini tuh cara penyelidikan kasus bunuh dirinya Siu-Man dengan nyewa detektif peretas N yang menurutku keren dan jenius banget 👏🏻 Ada orang bisa sedetail itu buat merhatiin hal-hal kecil yang ternyata itu bisa jadi clue di proses penyelidikannya.

Terus N ini diliat-liat tuh tsundere ya? 😂 Dia tuh sok gak peduli dan bodo amat, cuma dia gak suka aja kalo ngeliat orang-orang ketindas tapi sok gak peduli gitu tapi tetep dibantuin. Emang aslinya baik aja ini orang. Aku suka banget sama karakter N di buku ini 🫶🏻

Btw, ada satu hal yg aku relate sama omongan N.
“Kau menyaksikan adikmu tumbuh besar, jadi kau selalu menganggap dia sbg anak kecil yg lugu, tp anak2 pada akhirnya akan belajar berpikir untuk diri sendiri. Terkadang jawaban mereka agak ekstrem.”
Langsung keinget adikku sendiri, soalnya aku tuh selalu menganggap adikku tuh masih kecil dan butuh diarahkan tapi nyatanya dia udah segede itu. *sister’s problem*

Dan satu lagi.

“Kau dan aku sama saja: kita menikmati kesendirian. Daripada membuang-buang waktu untuk interaksi sosial tidak berguna, kita lebih memilih fokus pada hal-hal yang kita anggap penting.” Menikmati kesendirian itu betul, sangkin menikmatinya kadang malah jadi takut 😥

Intinya aku suka Second Sister karena berhasil bikin aku penasaran di setiap lembarnya dan konsisten baca sampe akhir. 


Expand filter menu Content Warnings

clavishorti's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark emotional funny informative inspiring mysterious reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

Sungguh, dalam kesunyian lantai dua puluh, Siu-Man dengan nekat melompat dari jendela, mengakhiri hidupnya. Peristiwa ini membawa kita ke dalam dunia Second Sister (Putri Kedua) karya Chan Ho-Kei yang sarat misteri, merembes dari dunia nyata hingga labirin digital yang penuh rahasia gelap.

Nga-Yee, kakak Siu-Man, menolak pahitnya kehilangan dan meragukan kematian adiknya. Apakah Siu-Man benar-benar bunuh diri, ataukah ada rahasia kelam yang menyelimuti peristiwa di lantai dua puluh? Dimulailah perburuan kebenaran yang membuka pintu ke kota Hong Kong yang tak hanya menyimpan skyline megah, tetapi juga dendam dan rahasia tersembunyi di balik platform gosip daring.

Cerita ini tak hanya mengungkap misteri kematian tragis; Chan Ho-Kei menggali isu-isu mendalam, mencerminkan tantangan dan kompleksitas kehidupan modern. Chan Ho-Kei dengan berani mengeksplorasi dampak penyebaran hoaks dan maraknya cyberbullying, permasalahan yang bergema di tengah gejolak era digital ini. Second Sister (Putri Kedua) menjadi panggung untuk menghadapi realitas pahit yang sering terabaikan, termasuk pelecehan dan penyerangan seksual yang marak terjadi.

Nga-Yee, sosok penuh keteguhan, dan peretas misterius dengan inisial N, memasuki labirin maya yang penuh risiko. Bersama-sama, mereka mengungkap konspirasi tersembunyi melalui tautan-tautan daring, merayap ke dalam kegelapan. Keberanian mereka tidak hanya mengungkap kebenaran, tetapi juga mempertanyakan esensi kehidupan daring yang sering dianggap tak tergoyahkan.

Kehebatan Chan Ho-Kei dalam menyatukan elemen teknologi dengan alur cerita yang tak terduga memberikan dimensi baru pada petualangan misteri ini. Ketegangan cerita yang memikat dan ketidakdugaan akhir yang sangat mengejutkan menjadikan Second Sister (Putri Kedua) bukan sekadar novel misteri biasa. Dalam upaya mencoba menebak jalan cerita, kejutan dalam puncak cerita memberikan dimensi baru, mengubah arah dengan brilian. Pembaca tak hanya disuguhkan ketegangan dan kejutan, tetapi diajak untuk merenung tentang implikasi mendalam dari kehidupan di dunia maya.

Buku Second Sister (Putri Kedua) yang saya baca merupakan hasil alih bahasa oleh Reita Ariyanti. Sebagai buku kedua hasil alih bahasa Reita Aryanti yang telah saya baca, saya merasa terpikat dan jatuh cinta dengan kepiawaian Reita Ariyanti dalam menjalankan tugas alih bahasa. Alih bahasa yang dilakukan Reita Ariyanti berhasil menghadirkan kecerdasan dan kekayaan nuansa cerita, menciptakan keterhubungan emosional antara pembaca dan cerita. Bahasa yang digunakan mampu menangkap esensi dan kekuatan naratif buku, memberikan pengalaman membaca yang mendalam dan autentik.

Bagi mereka yang merindukan petualangan misteri yang mendalam dan ingin merasakan denyut nadi kehidupan digital yang gelap, Second Sister (Putri Kedua) karya Chan Ho-Kei adalah perjalanan luar biasa yang tak boleh dilewatkan. Setiap kata yang terpilih dengan cermat, setiap kejutan yang merayapi setiap halaman, dan setiap detil yang diungkap membentuk sebuah pengalaman membaca yang tak terlupakan. Buku ini seperti sebuah labirin yang memikat, mengajak pembaca menyelusuri liku-liku misteri yang menggetarkan jiwa, seolah merasakan denyut-denyut kehidupan digital yang serba kompleks dan misterius.

Expand filter menu Content Warnings

aoodiobooks's review against another edition

Go to review page

challenging dark emotional informative inspiring mysterious reflective sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

5.0


Expand filter menu Content Warnings

lor_nia's review against another edition

Go to review page

dark emotional informative reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.25


Expand filter menu Content Warnings

muyelinh's review against another edition

Go to review page

challenging dark emotional mysterious sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

5.0

Als Au Nga-Yee von der Arbeit in ihre Hongkonger Wohnung zurückkehrt ist ihr ganzes Leben mit einem Mal zerstört: Ihre kleine Schwester Siu-man, das einzige ihr verbliebene Familienmitglied, hat Suizid begangen und sich vom Balkon des Hochhauses gestürzt. Schnell ist Nga-Yee sich klar, dass die Schuld für diesen Tod bei dem Verfasser einer anonymen Nachricht im Internet liegen muss, der eine beispiellose Hetzjagd in den Tiefen der Onlinewelt losgetreten hat. Mithilfe des Hackers N versucht sie, den Täter zu finden und entfesselt einen Racheplan.

"Die zweite Schwester" ist nicht nur ein Kriminalroman, wie der Titel suggeriert. Zwar beginnt die Suche mit detektivischem Ermitteln, doch wandelt sich die Geschichte immer mehr zu einem waschechten Hackerthriller. Am Ende steht ein ziemlich universelles Resultat, das Köpfe zum Rauchen bringt, aber trotzdem von einer bestechenden Logik durchzogen ist.

Die Art, wie das faszinierende und doch so enigmatische Handwerk des Hackens in die Story implementiert ist, hat mir sehr gefallen. Der Hacker ist hier nicht Protagonist, sondern Erklärbär, obwohl er das eigentlich gar nicht sein will. Überhaupt ist die Handlung zeitweise angenehm, zeitweise beängstigend realistisch. N ist eine wahnsinnig vielschichtige und beeindruckende Figur. Die Dynamik hat mir gut gefallen, man muss allerdings damit klar kommen, dass er ein sehr verschlossener Zeitgenosse ist - und gerne mal drei Schritte voraus, ohne das irgendwem mitzuteilen. Auch Nga-Yee ist gut gezeichnet und bietet ein hohes Identifikationspotenzial.

Nur sehr vereinzelt fühlte ich mich von den plötzlich auftauchenden Zusammenhängen etwas überrollt oder, wenn das IT-Business und die High Society thematisiert werden, nicht so recht abgeholt. Bis kurz vor Schluss wartet der Roman mit interessanten Twists auf, ohne seine Glaubwürdigkeit zu verlieren.

Das Werk ist ein großer Wurf und mein bisheriges Jahreshighlight. Ich kann jedem Leser nur raten, sich selbst auf die Jagd zu begeben und seine eigenen kombinatorischen und schließlich auch moralischen Grenzen einmal selbst auszuloten. 

Expand filter menu Content Warnings