Reviews

The Kudryavka Sequence by Honobu Yonezawa

pasarmalam's review

Go to review page

5.0

Saat baca kata penutup di bagian paling akhir, Yonezawa Honobu menyebutkan kalau tokoh utama seri ketiga Hyouka ini adalah Festival Budaya itu sendiri. Pandangan saya jadi terbuka, benar juga, pikir saya. Dari tiga buku Hyouka yang saya baca, ini adalah yang paling bagus sekaligus menjadi favorit saya. Memang, saya udah pernah nonton animenya dulu banget, mungkin terakhir kali saat masih SMA, udah lupa detail-detail plotnya-tapi saya ingat betul arc Festival Kanya ini juga favorit saya di anime. Bener-bener seru. Sempet kaget karena buku ini jauh lebih tebal ketimbang buku sebelumnya, tapi pas dibaca sama sekali nggak bosan, malah sebagian hati saya nggak tega menyelesaikannya. Rasanya terlalu bagus untuk diselesaikan.

Di sini, ada empat sudut pandang berbeda yang ditandai dengan motif kartu di awal sub-babnya, masing-masing milik empat anggota Kotenbu. Ini yang bikin bukunya punya napas berbeda dari adaptasi anime. Subjektivitasnya kerasa banget. Saya pengen lemparin bunga ke Yonezawa Honobu karena berhasil menuliskan empat sudut pandang dengan konsisten sekaligus menguatkan karakteristik para tokoh. Biasanya kita cuma menyelami pikirannya Oreki, namun kali ini kita juga dikasih kesempatan untuk lebih memahami karakter Satoshi, Chitanda, dan Ibara. Kalau boleh dibilang, Festival Kanya ini mendorong character development mereka semua. Saya suka bagaimana galaunya Satoshi kerasa obvious banget di sini, pandangan dia ke Oreki juga bagaikan jendela berembun yang mulai diseka perlahan-lahan. Ibara punya pendirian kuat dan prinsip yang kompleks tapi saya jadi suka karena temperamen dan gejolak emosinya bikin dia lebih manusiawi. Nggak banyak yang bisa dikomentari dari Chitanda, dia lucu, saya gemes, kebingungan dan kegelisahannya kentara banget kadang saya sampe ikut anxious.

Untuk plot misterinya sendiri, menurut saya cerdas banget. Dia bisa nyambung linear sama empat tokoh utama kita. Racikannya pas, benang-benang yang disambungkan nggak ada kusutnya sama sekali. Pengen deh suatu saat bisa nulis premis kasus misteri sebagus ini. Digabungkan dengan pendalaman karakter yang sudah saya puji-puji tadi, plot buku ketiga ini berhasil menyempurnakan finalnya-menjadi alasan saya berubah pikiran lalu berani ngasih bintang lima.

Oh, iya, standing ovation juga buat penerjemahnya, Andry Setiawan. Saya enjoy banget baca ini, kalimatnya ngalir dan jokesnya dapet banget. Mungkin emang ada beberapa jokes yang makin ngena karena saya sedikit paham konteksnya dalam Bahasa Jepang (ada beberapa bagian juga yang kayaknya bakal sulit dipahami orang dengan pengetahuan nol soal Jepang), tapi serius-pengalaman baca Kudryavka Sequence sangat menyenangkan berkat penerjemahannya yang amat bagus. Terima kasih Haru. Terima kasih Ika yang udah minjemin bukunya!

longtimewish's review against another edition

Go to review page

4.0

Me gustó que tuviéramos los povs de todos los miembros; no me acordaba del misterio (y mucho menos de la resolución) así que estaba enganchadisima. Hasta ahora mi favorito de la serie.

bookwormdaily's review

Go to review page

adventurous challenging funny mysterious medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.5


“Wajar kalau orang lain gagal, wajar juga kalau aku gagal. Jadi, aku harus bisa memaafkan diriku sendiri, seperti aku memaafkan orang lain.
Hanya saja, aku ini pemarah. Meski orang lain sudah bisa memaafkan diriku, kadang aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.”

Sangat enjoy baca buku ketiga Hyouka ini, kayaknya ini juga jadi fav ku diantara 3 buku yang sudah ku baca. Ceritanya ttg Festival Budaya yang terjadi di SMA. Festival Budaya ini sudah di spoiler dan dibangun excitementnya sejak buku pertama, makanya pas baca buku ketiga ini jadi lebih berasa grande dan seheboh itu dengan banyak macam club (puluhan) yang menyumbangkan ide, kreatifitas dan acara mereka selama festival 3 hari ini.

Klub sastra klasik yang terdiri dari 4 orang juga nggak mau kalah, antologi Hyouka yang dibuat dari buku pertama dan kedua akhirnya dijual di buku ini. Tapi, ada kesalahan cetak sehingga mereka harus menjual 200 antologi, 7 kali lipat dari rencana awal. Mereka pun dengan keunikan karakter masing-masing mulai menyusun strategi bagaimana menjual antologi ini agar mereka tidak rugi, mengingat club mereka yang masih baru dan belum banyak dikenal.

Selama baca buku ini, setiap karakter dan keunikannya semakin menonjol. Masalah yang terjadi ditambah misteri pencurian barang-barang di beberapa club bikin ceritanya semakin menegangkan dan seru.

Walaupun beberapa kali aku jadi kebingungan sendiri waktu mereka bahas sastra dan abjad Jepang tapi masih bisa diikuti sampai akhir. Pokoknya aku pengen dan excited banget untuk lanjut di buku selanjutnya. 

strider23's review against another edition

Go to review page

3.0

I liked this volume a little better than the second one. It was a really good idea to have 4 POVs in this and it helped to understand the other characters thoughts. I was actually surprised that I really came to like Ibara's character. The only reason why its not 4 stars is because the first part was a little slow sometimes.

sicli's review

Go to review page

funny lighthearted relaxing medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.0

springymayaka's review against another edition

Go to review page

funny lighthearted mysterious medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

hmonstar's review

Go to review page

4.0

Festival Budaya Kanya sudah dimulai. Untuk memeriahkan festival, klub sastra klasik berpartisipasi dengan cara menjual antologi Hyouka. Yang isinya adalah hasil dari penyelidikan kenapa Festival budaya Kamiyama di panggil juga dengan nama Festival Kanya (Hyouka buku-1). Namun tidak mungkin kalau mereka akan melewatinya dengan lancarkan ? sayangnya ketika antologi Hyouka selesai tercetak, hasilnya harusnya 30 eksemplar, namun malah jadi 200 eksemplar.

Akhirnya 4 sekawan klub sastra klasik ini memutar otak untuk mempromosikan buku mereka agar terjual.

Buku ini memakai 4 POV, semuanya kebagian POV dan baru buku ini yang memakai itu. Biasanya memakai POV Hotarou (cmiiw). Mereka berempat memcari cara masing-masing bagaimana cara mempromosikan antologi hyouka. Dibalik usaha mereka yang berbeda-beda, sesuai ciri khas mereka, dibuku ini juga menyuguhkan permasalahan masing2 karakter. Ibara dengan klub manganya, chitanda dengan sifat penasarannya, satoshi dengan ketidakpuasan akan dirinya yang dia juluki sebagai database, dan database tidak dapat menaruk kesimpulan dan juga Hotarou dengan krisis hemat energinya.

Cinta banget sama terjemahannya penerbit haru, becandaanya hotaro dan kebingungannya satoshi bisa dirasakan banget dibuku ini.

Ketika di festival tersebut ada kejadian bahwa beberapa klub kehilangan barangnya dan mendapatkan kartu ucapan dari pencurinya, disinilah hotarou beraksi. Hotarou membuat kejadian itu untuk menguntungkan klub sastra klasik. Seperti biasa, bakat analisis hotarou memang hebat, pantes aja Satoshi yang ceria itu bisa iri sama dia.

ohiya, kalo diperhatiin, setiap ganti POV, diatasnya ada tulisan angka dan sebelahnya ada kartu remi dan angkanya. Kayaknya ini merepresentasikan 4 karakter masing-masing gitu.

overall, tetep seneng banget ngikutinnya meskipun udah nonton animenya, meskipun tebel rasanya kayak sedikit halamannya.

kusu00's review against another edition

Go to review page

4.0

7/10

laurettalol's review against another edition

Go to review page

5.0

I guess I am just really picky this year huh?
Anyway, here is the second 5 star book of the year
hooray

I think the reason I didn't give the first two books of this series a five star rating is that I still had some plot points pretty clear in mind from watching the animated series back when I was in high school. So, even though they were enjoyable there was no "wow" factor.
After reading the second book, it appears that I have no recollection of the series from that point on. Therefore, this was A BLAST
kininarimasu

I was so invested I ended up reading hours after midnight (oops)
It also feels really nostalgic to read about school festivals, heart strings were definitely tugged
team work

The four points of view were great, I felt really interested in seeing the pov of the other members of the club.
One thing I find great about this series is that Oreki is not perfect. You can see that both in the previous volume and in this one, he may have incredible deduction skills, but there's also some small details that he misses and things that he would have no way of knowing. I just love that.
clapclap

SpoilerThe only thing that bothers me is that there was no explanation as to why Oreki's sister had the manga "Ashes at Dusk"...
I guess it could be understood that she still keeps up with the school's events even after graduating (since she is aware that the club didn't have members and all that stuff)
but still...
explain

kingclock's review against another edition

Go to review page

5.0

Mantap, ini pertama kali pembaca me-review buku di goodreads, mohon bantuannya teman-teman.

Ini buku ketiga dari Serial Hyouka Karya Yonezawa Honobu-sensei. Masih bercerita tentang empat sekawan anggota Klub Literatur Klasik yang kali ini sebagian besar berlatarkan kejadian saat Festival Kanya berlangsung. Pembaca diharapkan membaca buku 1 dan 2 sehingga akan lebih mudah memahami alur dalam novel ini. Seperti biasa, kasus yang dialami mereka berempat merupakan kejadian sehari-hari. Tentunya dengan disisipi pesan moral yang cukup relate sehingga pembaca bisa merasakan apa yang dialami tokoh dalam novel ini. Cara penulisannya cukup unik dengan menuliskan langsung 4 sudut pandang masing-masing anggota Klub Literatur Klasik.

Secara garis besar pembaca cukup terhibur dengan membaca novel ini dari segi cerita dan penulisannya. Terima kasih Penerbit Haru yang sudah mentransalasi buku ini dengan baik.