Reviews tagging 'Body horror'

Tokyo hoàng đạo án by Sōji Shimada

7 reviews

clavishorti's review against another edition

Go to review page

challenging dark emotional mysterious reflective sad tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.0

Novel The Tokyo Zodiac Murders (Pembunuhan Zodiak Tokyo) karya Soji Shimada membuka pintu menuju misteri gelap dan penuh teka-teki yang terjadi di Jepang, sebuah kisah yang melibatkan pembunuhan-pembunuhan yang tetap tak terpecahkan selama lebih dari 40 tahun. Bahkan pihak kepolisian maupun detektif-detektif ulung tak mampu menemukan jawaban yang memuaskan. Cerita ini mengeksplorasi tiga kasus pembunuhan beruntun yang mengerikan, masing-masing penuh dengan liku-liku yang mengguncang dan menguji logika. Semua bermula dengan kematian seorang seniman nyentrik yang menyimpan obsesi mengerikan.
 
Heikichi Umezawa, sang seniman dan kepala keluarga yang terkenal dengan karya-karya surealisnya, ditemukan tewas mengenaskan di studio pribadinya. Sebuah hantaman benda tumpul mengakhiri hidupnya, namun itu baru permulaan dari misteri yang lebih dalam. Ruangan di mana ia ditemukan terkunci rapat dari dalam, seakan memberi petunjuk bahwa kematian ini bukan sekadar pembunuhan biasa, tetapi sebuah permainan penuh tipu muslihat yang kompleks. Di dekat tubuhnya, ditemukan sebuah surat wasiat yang mengejutkan semua orang. Heikichi merencanakan penciptaan seorang wanita sempurna, yang disebutnya ‘Azoth’, yang akan ia bentuk dari potongan tubuh perempuan-perempuan muda di keluarganya sendiri. Rencana ini bukan hanya menggila, tetapi juga memantik kecurigaan, mungkinkah ia adalah korban dari obsesinya sendiri?
 
Namun, misteri tidak berhenti di sana. Tak lama setelah kematian Heikichi, Kazue Kanemoto, putri tiri sang seniman, ditemukan tewas dengan cara yang tak kalah kejam. Kepala Kazue dihantam dengan vas beling, dan di tubuhnya ditemukan bukti adanya kekerasan seksual. Kejahatan yang brutal ini membawa cerita ke babak baru yang semakin kelam. Polisi dan penyelidik berusaha keras untuk menghubungkan titik-titik antara kedua kasus ini. Apakah kematian Kazue adalah bagian dari rencana gila Heikichi? Ataukah ada dalang lain yang lebih berbahaya di balik semua ini? Bukti yang ada tak cukup kuat untuk mengaitkan kedua kematian tersebut, namun ada kesan kuat bahwa kedua peristiwa ini terhubung oleh benang merah yang tidak kasat mata.
 
Pembunuhan ketiga mengguncang Tokyo dengan cara yang tak terbayangkan. Satu per satu, gadis-gadis dari keluarga Umezawa ditemukan tewas mengenaskan. Tubuh mereka dimutilasi dengan presisi mengerikan, masing-masing kehilangan satu anggota tubuh, dan bagian-bagian tubuh tersebut tersebar di berbagai lokasi dengan kedalaman yang berbeda-beda. Penemuan ini menambah lapisan baru pada misteri yang sudah begitu rumit. Semua detail pembunuhan ini mengingatkan pada surat wasiat yang ditinggalkan oleh Heikichi Umezawa—sebuah rencana untuk menciptakan sosok Azoth dari potongan-potongan tubuh perempuan. Apakah ini kebetulan yang terlalu mencolok? Ataukah ada seseorang yang melanjutkan mimpi gila Heikichi setelah kematiannya?
 
Novel ini mengajak pembaca untuk menyelami teka-teki yang mengelilingi ketiga kasus pembunuhan tersebut. Upaya penyelidikan yang telah dilakukan dengan intensif, termasuk oleh polisi, tetap tidak mampu mengungkap identitas pelaku atau motif di balik serangkaian kejahatan ini. Lalu, di tahun 1979, muncul secercah harapan ketika sebuah dokumen misterius diserahkan kepada Kiyoshi Mitarai. Sosok ini bukan detektif biasa; dia adalah seorang astrolog eksentrik yang juga memiliki bakat sebagai peramal nasib. Dengan didampingi Kazumi Ishioka—ilustrator dan penggemar kisah detektif—Kiyoshi Mitarai mulai melacak jejak pelaku pembunuhan, serta pencipta Azoth yang seolah hilang ditelan bumi.
 
Saya pribadi merasa sangat menikmati perjalanan dalam buku The Tokyo Zodiac Murders (Pembunuhan Zodiak Tokyo). Soji Shimada berhasil menyajikan sebuah cerita penuh intrik yang memaksa pembaca untuk terus berpikir: siapa sebenarnya pelaku, bagaimana metode pembunuhannya, dan apa alasan di balik kejahatan yang begitu keji ini? Kebetulan saya membaca versi terjemahan bahasa Indonesia oleh Barokah Ruziati, dan sejak awal, saya sudah merasa tertantang oleh banyaknya karakter yang diperkenalkan. Saya harus sering merujuk ke catatan nama-nama tokoh untuk memastikan tidak kehilangan arah dalam mengikuti alur cerita yang rumit namun tetap memikat.
 
Novel ini memang padat dengan berbagai informasi dan detail yang menuntut perhatian penuh dari pembaca. Saya merasa, untuk bisa menikmati kisah ini dengan baik, kita harus benar-benar menyimak setiap petunjuk dan dialog yang ada. Namun, saya juga merasa sedikit frustrasi pada bagian di mana Kiyoshi Mitarai dan Kazumi Ishioka mulai melakukan penyelidikan mereka. Terkadang, mereka tampak seperti berputar-putar di tempat tanpa kemajuan yang berarti. Saya sempat bertanya-tanya, apakah ini adalah cara Soji Shimada untuk mempermainkan kesabaran pembaca, atau mungkin untuk menambah kedalaman pada karakter dan dinamika mereka? 
 
Mungkin penulis sengaja menghadirkan ketidaksabaran ini untuk menciptakan rasa cemas dan mendalam, untuk membuat kita merasa seolah-olah kita sendiri terjebak di tengah teka-teki yang belum terpecahkan ini. Ketika saya membaca lebih lanjut, saya menyadari bahwa setiap percakapan dan tindakan, seberapa pun tampaknya membingungkan atau bertele-tele, sebenarnya mengandung petunjuk-petunjuk tersembunyi.

Menjelang akhir cerita, rasa penasaran saya kembali membara. Ketegangan yang terus meningkat membuat saya tidak sabar menantikan kejutan apa yang akan diungkap. Tanpa adanya bocoran atau petunjuk sebelumnya, saya benar-benar terkejut ketika akhirnya mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik misteri ini. Penulis, Soji Shimada, menunjukkan kecerdikan luar biasa dengan menghadirkan kejutan yang tak terduga sebagai kunci utama dalam keseluruhan cerita.  Kejutan ini benar-benar menyentak dan memberikan dimensi baru yang menyegarkan bagi keseluruhan narasi. Saya merasa bahwa penulis telah berhasil menciptakan akhir yang memuaskan sekaligus menggugah pikiran, yang tentunya meninggalkan kesan mendalam bagi saya sebagai pembaca. 
 
Saya sangat merekomendasikan The Tokyo Zodiac Murders (Pembunuhan Zodiak Tokyo) karya Soji Shimada kepada siapa saja yang menyukai teka-teki pembunuhan yang kompleks dan menantang. Meskipun ada bagian-bagian yang terasa bertele-tele, terutama dalam narasi Kiyoshi Mitarai dan Kazumi Ishioka, ketelitian dan kesabaran pembaca akan terbayar dengan pengalaman membaca yang memuaskan dan penuh kejutan. Dengan memperhatikan setiap detail dan tetap fokus, pembaca akan dapat menghargai betapa briliannya plot cerita ini dan bagaimana setiap elemen saling terkait untuk membentuk gambaran yang utuh.

Expand filter menu Content Warnings

duskx's review against another edition

Go to review page

challenging dark mysterious sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

4.5

 
Sōji Shimada’s honkaku masterpiece, “The Tokyo Zodiac Murders,” is a mesmerizing blend of cerebral intrigue and macabre fascination. 
 
Set in 1936 during the Shōwa period in pre-World War II Japan, Heikichi Umezawa, the eccentric artist, stands at the center of this twisted tale. His confession drips with madness: he plans to kill his six daughters and nieces to assemble their bodies into the perfect woman, Azoth. Astrological alignments guide his blade, and alchemical metals mark their resting places. But before Umezawa can carry out his macabre plan, he is found murdered in his locked private studio, skull shattered—a classic locked-room mystery. And then, Kazue Kanemoto, the daughter he meant to spare, meets a similar fate—violated, her head crushed. 
 
As the days unfold, Umezawa’s horrifying vision materializes. His six daughters and nieces, dismembered, their lives stolen to create Azoth. The question echoes: Who committed these atrocities, and why? 
 
"My greatest fear is that I might already have told you too much about the case! But I dared to do that both for the sake of fairness of the game, and, of course, to provide you with a little help. 
Let me throw down the gauntlet: I challenge you to solve the mystery before the final chapters!" 
—Excerpt from The Tokyo Zodiac Murders, Sōji Shimada 
 
Shimada challenges readers to think critically, question assumptions, and appreciate the beauty of deduction. His prose, like a blade poised above our hearts, reveals clues with surgical precision. Every clue necessary for unraveling the web of intrigue is meticulously included in the text, along with dramatis personae, maps, charts, and illustrations—no unfair advantages, no hidden tricks. As you turn each page, you're both observer and participant, piecing together the puzzle with a sense of urgency. 
 
What makes “The Tokyo Zodiac Murders” stand out is not just its intricate plot but also its masterstroke of misdirection. The story's originality lies in its ability to weave an elaborate tale that keeps readers on the edge of their seats. Just when certainty blooms, doubt creeps in. Shadows shift, and we question our assumptions. Even though I happened to solve the mystery early on—largely due to having encountered “inspired” plots in other thrillers (Kindaichi Case Files vol 2 - The Ijinkan Village Murder Case and 少年包青天 / Young Justice Bao)—the novel's relentless pacing and palpable tension ensured that I remained captivated throughout the 252 pages. 
 
For those who relish intellectual challenges and the satisfaction of piecing together a complex puzzle, "The Tokyo Zodiac Murders" is an unmissable triumph—a literary gauntlet flung down, daring us to solve the case before the final revelation, and it is a dare well worth accepting. 


Expand filter menu Content Warnings

ainavio's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging mysterious fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.75


Expand filter menu Content Warnings

librasgroove's review against another edition

Go to review page

mysterious tense medium-paced

3.75

It has a slow beginning but once kiyoshi and kazumi get out of Tokyo, it starts to pick up. Kiyoshi and Kazumi’s dynamic is also pretty entertaining and adds some humor to a book about disemboweled women. 

While I didn’t guess the correct culprit, I was able to get where Shimada was going. It was pretty satisfying to be even half-way right. 

I did get lost in the discussions of longitudes and latitudes. The little diagrams where a nice way to give visuals to some of the more complex/wordy explanations. So I wasn’t totally lost and able to piece some of the clues together.

Expand filter menu Content Warnings

rosaread_'s review against another edition

Go to review page

challenging dark informative mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

i just love the way the author give us a picture of how he cuts the bodies. cause my right brain cannot underatand fully without a pict XD

Expand filter menu Content Warnings

linguaphile412's review against another edition

Go to review page

dark mysterious medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

2.75


Expand filter menu Content Warnings

ina_midnight_reader's review against another edition

Go to review page

challenging dark mysterious medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

5.0


Expand filter menu Content Warnings
More...