Reviews

Negeri Para Bedebah by Tere Liye

abovethecloud's review

Go to review page

4.0

INI SERU SEKALIIIIII, jujurly saat membaca ini aku sangat ngos2an

natlwlyn's review

Go to review page

adventurous challenging informative mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes

4.25

lilalayachi's review against another edition

Go to review page

5.0

Waaaahhhhhh seru sekaliiiii~
Tensinya selalu naik dengan petualangan Thomas.
Menyesal kenapa baru baca sekarang padahal sudah punya sejak 2012 :(
I love Opa, mudah sekali untuk menyukai Opa.
Suka dengan Maggie juga. Bisa banget diandalkan Maggie nih.
Tere Liye tuh memang penulis jago sekali. Imaginasinya keren sekali. That's why he is one of my favorite author 👍🏻
Mari lanjut buku jilid 2!
Karena walaupun endingnya cantik sekali, tapi masih banyak sekali yang belum terjawab. Jadi harus segera baca buku jilid 2 nya.
Btw ku bacanya lama sekali ini :( Karena tidak punya banyak waktu untuk baca akhir-akhir ini. Jadi sedih :(

witnessingrace's review against another edition

Go to review page

adventurous dark emotional funny inspiring tense medium-paced

4.0

huntath's review against another edition

Go to review page

It was chapter 5, I think

zeezah's review against another edition

Go to review page

5.0

Top tier shit, that's all i can say

yonea's review against another edition

Go to review page

4.0

Bagus

fairarera's review against another edition

Go to review page

2.0

Buku ini menceritakan seorang bedebah bernama Thomas yang memiliki sifat bedebah, kaya, muda, lulusan sekolah luar negeri, bedebah, tokoh utama, tampan, perlente, bedebah dalam usahanya menyelamatkan Bank Semesta milik Om Liem dari ancaman pailit. Ya, kamu akan mendapatkan semacam pengingat bahwa Thomas adalah seorang bedebah yang kaya raya di setiap halaman. Kita tahu bahwa Thomas adalah seorang bedebah, tampan, bedebah, pintar, muda, bedebah, bedebah, BEDEBAH! Tidak perlu diingatkan secara terus menerus! Sifat Thomas yang terlalu berfokus menjadi bedebah layaknya tokoh Sasuke dari anime Naruto membuat saya tidak asing.

Saya tidak bergurau, apalagi ketika Thomas menceritakan masa lalunya secara cuma - cuma (dan tidak ditanya) pada Julia di saat mereka sedang dikejar polisi. Adegan tersebut mengingatkannya saya ketika Sasuke minggat dari Konoha. Rasanya konyol sekali ketika ada situasi genting, ada tokoh random yang menceritakan masa lalunya. Misalnya, ketika Om Liem hendak ditangkap polisi, bisa - bisanya Om Liem bercerita ketika dia dirinya pernah dipenjara, sangat logis sekali. Bahkan, ada beberapa tokoh random yang dengan sukarela menceritakan masa lalunya pada Julia, saya bingung kenapa semua tokoh mendadak curhat pada Julia disaat genting? Apakah Julia dewa kematian mereka atau bagaimana?

Sifat Julia dibuku ini persis dengan Sakura dari anime Naruto, hanya dijadikan sebagai tempat curhat saja tanpa signifikan penting sepanjang cerita. Bahkan, Maggie yang dibuat sebagai tokoh comic relief tidak membuat saya tertawa dengan sifatnya yang humoris. Penulisan tokoh yang terkesan sangat hambar ini membuat saya selalu membaca secara cepat karena ingin segera menyelesaikan buku ini.

Namun, pada bagian Thomas dan Rudi? (Saya lupa namanya karena tidak meninggalkan kesan) dalam upayanya menyelamatkan Maggie. Hanya hal itu yang membuat saya takjub karena penulisan actionnya begitu terasa sekali. Saya juga menyukai penjelasan ekonomi yang dijabarkan secara gamblang pada pembaca. Jelas sekali bahwa Tere Liye telah melakukan riset secara menyeluruh.

Secara keseluruhan buku ini bagus untuk tambahan ilmu mengenai bisnis perbankan. Namun, jika dari segi cerita maupun penokohannya, menurut saya sangat kurang.

nafira's review against another edition

Go to review page

3.0

Setelah baca kelima novel sebelumnya, saya sangat-sangat mengantisipasi novel keenam ini. Terlebih dengan bersatunya dua tokoh utama dari cerita sebelumnya, Thomas dan Bujang. Meski mengusung genre berbeda, yaitu gabungan dari genre ekonomi politik dan aksi, tidak dapat dipungkiri bahwa ekspektasi saya terhadap novel keenam menjadi memuncak. Saya memberi rate 5/5 dari novel pertama hingga kelima.

Namun sangat disayangkan, Negeri di Ujung Tanduk sebagai novel keenam ini jauh dari ekspektasi saya. Tentu di bagian-bagian awal cerita, saya sangat excited dan ingin segera mengetahui apa yang akan terjadi, plot twist apa yang akan ada di akhir cerita, siapa pengkhianat, siapa yang muncul, siapa penolong, siapa musuh siapa teman. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul ketika saya membaca novel pertama hingga kelima. Tapi di novel ini, memang ada banyak twist yang megejutkan pembaca. Namun saya rasa itu semua sedikit dipaksakan, dan malah mengarah ke genre cerita aksi fantasi. Terlebih dengan adanya perbedaan karakter dan watak dari Thomas, yang seakan seperti menjadi second lead di novel ini, alias tidak setara dengan exposure yang penulis berikan kepada Bujang.

Membaca novel keenam ini seperti membaca cerita silat. Terlalu terfokus dengan detail-detail pertarungan, sehingga filosofi serta esensi cerita yang disampaikan yang menjadi ciri khas kelima novel sebelumnya menjadi sangat jauh berkurang. Hal ini sangat disayangkan, karena keunikan dan kemenarikan series ini menjadi jauh berkurang juga.

Tapi selajutnya saya akan tetap membaca novel ketujuh, Tanah Para Bandit. Semoga cerita di novel ini kembali ke jalur awal seperti kelima cerita pertama, dan semoga terjauhkan dari genre fantasi yang mencoba masuk ke cerita petualangan Bujang, Thomas, dan kawan-kawan. Hormat

xeaxelli's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

4.0