Reviews

Hunger by Knut Hamsun

spyfox's review against another edition

Go to review page

5.0

Unforgettable.

ferrywijn's review against another edition

Go to review page

emotional sad slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

catayane's review against another edition

Go to review page

challenging dark reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

fachrinaa's review against another edition

Go to review page

3.0

Bought this book at Indonesia Book Fair 2013. Am re-reading it.

zainablunat's review against another edition

Go to review page

1.0

was just bored tbh x

thebookclubmks's review against another edition

Go to review page

Bayangkan- -dirimu bangun di pagi hari, merogoh-rogoh bungkusan kecil di pojok tempat tidurmu, sekiranya menemukan sesuatu tuk dimakan sebagai sarapan, namun tak menemukan apapun. Dengan perut lapar, dirimu lalu keluar dari kamar kumuhmu--yang juga belum dibayar biaya sewanya-menuju taman kota tuk mencari inspirasi, berharap dapat membuat beberapa tulisan-tulisan untuk dikirim ke koran--yang barangkali jika diterima, dapat menghasilkan beberapa uang untuk dibelikan roti.

Itulah gambaran cerita dari awalan di novel ini. Secara keseluruhan mengisahkan keseharian karakter "Aku" yang berjuang bertahan hidup-menahan lapar--dan hanya menggantungkan hidupnya dari honor tulisan-tulisan yang dirinya kirim ke koran. Di sepanjang novelnya, Knut Hamsun berhasil mendeskripsikan dengan baik dan detail perihal segala hal tentang lapar-dengan diksi yang indah-membuat siapapun yang membaca karyanya akan terhanyut dengan penderitaan ekstrem sang karakter "Aku".

Membaca Lapar niscaya akan membuatmu paham mengapa Knut Hamsun layak mendapatkan Nobel Sastra-nya di tahun 1920. Kisah di dalam novel ini bak ingin menyampaikan kepada dunia bahwa tidak semua orang memiliki hak istimewa untuk dapat hidup dan menafkahi dirinya dengan seni dan sastra.

"Aku memaki diriku karena kemiskinanku, menjuluki diriku segala macam keparat, mencari-cari kata baru untuk mencemoohkan diriku, kata-kata caci maki istimewa yang dapa kusandang."

"Aku sangat lapar dan menemukan sekeping kulit pohon di jalan, yang mulai kugigit-gigit.
Agak membantu. Mengapa tak kucoba lebih dulu!"

*Reviewed by Lemon

kumipaul's review against another edition

Go to review page

2.0

I appreciate the fact that this is a great Norwegian classic of 1890, and I get that sense from some of the pacing and style. The unnamed protagonist was interesting, and I suffered along with him at times, but I was just eager for the story to end.

vincentkonrad's review against another edition

Go to review page

4.0

like a feverish and mad 'down and out in Paris and london'

zacktraum's review against another edition

Go to review page

dark emotional reflective sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? N/A
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

A brilliant glimpse of the bleak landscape that is a wrong turn away for most. 

boohelimo's review against another edition

Go to review page

sad medium-paced
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

2.75