Reviews

Sirkus Pohon by Andrea Hirata

uthie's review

Go to review page

3.0

Bagaimanapun, saya selalu suka gaya tulisan Andrea Hirata (despite that he sounds like a jerk on media).

Tapi overall buku ini biasa saja. Saya masih lebih suka Padang Bulan/Cinta di Dalam Gelas atau Edensor.

yangmuliadiva's review

Go to review page

4.0

Wow! Akhir yang mengejutkan!

Novel ini mengisahkan kehidupan Sobri β€”yang kemudian disebut Hobri. Banyak hal-hal terjadi di hidupnya, kebanyakan buruk dan sial. Namun, ya pantas. Hidupnya tak jelas, aku saja kesal membaca sikap dan kebiasaan Hobri yang pasrah dan cenderung tak mau mikir. Tabiat Taripol juga membuatku jengkel, tapi tetap lebih jengkel ke Hobri, sih.

Adapun yang membuatku gemas ialah kisah Tara dan Tegar. Penantian itu sangat terasa sampai aku pun tak sabar kelak mereka bersemuka dan sadar betapa alur semesta sangat lucu.

lilalayachi's review

Go to review page

4.0

Endingnya luar biasa sekali. Bikin penasaran dengan buku keduanya.

ulyazmh's review

Go to review page

4.0

Bukunya ringan; menceritakan tingkah polah warga melayu yang suka nongkrong di kedai kopi dan masih percaya sama hal-hal mistis.
Sampai tengah merasa bingung buku ini mau dibawa kemana? Ada kesan permasalahan yang terlalu simpel tapi juga masalahnya aneh bin ajaib. Di akhir masih ada pertanyaan yang tidak terjawab (seperti apa yg terjadi dengan Dinda?) tapi overall bukunya lumayan bisa dinikmati.

sabilalramadan's review

Go to review page

4.0

hanya pohon delima, sirkus keliling, dan gadis berbau vanili, novel ini berhasil menjadi novel terbaik versi saya. sederhana tapi nyelekit, simple tapi manis.

seishunsike's review

Go to review page

emotional funny lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

normnialib's review

Go to review page

funny lighthearted reflective relaxing slow-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

 "π‘¨π’‘π’‚π’Œπ’‚π’‰ 𝑰𝒃𝒖 π’‘π’†π’“π’„π’‚π’šπ’‚ π’Œπ’†π’‘π’‚π’…π’‚π’Œπ’–?"
"π‘¨π’‘π’‚π’Œπ’‚π’‰ π‘©π’–π’π’ˆ π’‘π’†π’“π’„π’‚π’šπ’‚ π’Œπ’†π’‘π’‚π’…π’‚ π‘©π’–π’π’ˆ π’”π’†π’π’…π’Šπ’“π’Š?"
π‘¨π’Œπ’– π’•π’†π’“π’Œπ’†π’”π’Šπ’‚π’‘.
"𝑰𝒃𝒖 π’‚π’Œπ’‚π’ π’Žπ’†π’π’…π’†π’π’ˆπ’‚π’“ 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 π’ƒπ’–π’“π’–π’Œ π’šπ’‚π’π’ˆ π’…π’Šπ’Œπ’‚π’•π’‚π’Œπ’‚π’ π’π’“π’‚π’π’ˆ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆπ’Œπ’–."
𝑰𝒃𝒖 π’•π’†π’“π’”π’†π’π’šπ’–π’Ž.
"π‘Άπ’“π’‚π’π’ˆ-π’π’“π’‚π’π’ˆ π’šπ’‚π’π’ˆ π’ƒπ’†π’“π’Œπ’‚π’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’…π’Šπ’“π’Š π’Žπ’†π’“π’†π’Œπ’‚ π’”π’†π’π’…π’Šπ’“π’Š, π’Žπ’†π’π’†π’ƒπ’Šπ’‰-π’π’†π’ƒπ’Šπ’‰π’Œπ’‚π’, π’π’“π’‚π’π’ˆ-π’π’“π’‚π’π’ˆ π’šπ’‚π’π’ˆ π’ƒπ’†π’“π’Œπ’‚π’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’, π’Žπ’†π’π’ˆπ’–π’“π’‚π’π’ˆ-π’π’ˆπ’–π’“π’‚π’π’ˆπ’Š."

β™₯ =-----= β™₯

(っ◔◑◔)っ Buku apa ini? β™₯
Buku ini berkisah tentang seorang insan bernama Hobri. Sang pengangguran tingkat lanjut yang merasa dirinya beban keluarga dan negara. Hobri ini jenaka, segala penderitaan tidak dibuatnya perkara. Jika ada yang menghina, maka biarlah apa yang ada. Karena sesungguhnya Tuhan tak kan meninggalkannya.
Azekk!!!
Hal pertama yang aku notis dari buku ini adalah gaya bahasa si penulis. KEREN! PARAH!! Aku sebagai generasi jaman sekarang jarang banget nemuin tulisan yang bak pantun, berima, enak dibaca. Dari awal aja udah page turner banget! Bukan main Andrea Hirata ini. Karya pertama beliau yang aku baca meninggalkan kesan yang sangat-sangat positif.
β™₯
(っ◔◑◔)っ Apa yang bikin aku suka buku ini? β™₯
Bukan cuma lucu, buku ini juga berisi sindiran-sindiran pada pemerintah, masyarakat, dan kehidupan sosial kita. Rasanya keluh kesah pikiran diwakilkan si penulis dalam ceritanya. Makanya pas baca auto senyam senyum sendiri hahaha. Aku suka gimana buku ini menceritakan suara batin Hobri. Banyak sekali keresahan beliau ini. Mulai dari pengangguran, telat nikah, pencarian jati diri, masalah adiknya, iparnya, pohon delimanya, burung kutilangnya, pokoknya dari hal besar sampai hal remeh temeh begitu. Ngakak waktu Hobri bantuin iparnya dari amarah si adik, eh rupanya Hobri pun takut sama adiknya, jadilah sepasang ipar itu saling berpelukan karena bernasib sama hahaha.
β™₯
(っ◔◑◔)っ Apa yang kurang aku suka dari buku ini? β™₯
Kalau ditanya hal yang gak aku suka, aku agak bingung sama cerita Tegar & Tara. Disamping indahnya perjuangan dari kisah cinta mereka, aku kurang suka dengan penempatannya di cerita ini. Agak ganggu cerita si Hobri, dan Hobri pun gak ada sangkut pautnya secara langsung ke cerita Tegar Tara, walaupun aku memang suka kisah mereka berdua. Ketegaran si Tegar menghadapi cobaan hidup, kesabaran Tara yang tiada tara melukiskan kisah indahnya, patut diacungi sebelas jempol. Cuma memang kurang bersangkut paut dengan cerita Hobri. Kalau baca kisah Tegar Tara, rasanya Hobri hanyalah tokoh sampingan.
β™₯
(っ◔◑◔)っ Gimana dengan amanat dari buku ini? β™₯
Pastinya ada pelajaran berharga dari buku ini. Yaitu, pelajaran kalau hidup itu ya dijalani aja. Santai aja gitu loh. Enjoy our little moment. Bersama orang terkasih. Bersama orang tercinta. Kalau lagi sedih ya nangis aja gak papa. Kalau lagi senang ya ketawa yang keras juga gak papa. Jangan menekan diri terlalu kuat, karena toh kebahagian sesungguhnya datang dari hal-hal kecil yang kita lakukan di masa sekarang. Dan yang terpenting tentu saja, jangan lupa berdoa, pada Yang Maha Kuasa. Karena memang Yang Maha Esa itulah yang dapat membolak-balikkan takdir manusia.
β™₯
(っ◔◑◔)っ Buku ini cocok untuk siapa? β™₯
Buku ini cocok untuk kalian pecinta heart-warming story. Yang butuh bacaan di waktu gabut. Vibes buku ini persis kayak Anne of Green Gables. Intinya tentang cerita sehari-hari seorang manusia, yang dibungkus dengan hangat. Bedanya cerita ini kental akan budaya nusantara, khususnya melayu. Aku sebagai orang yang tinggal di Sumatra sangat-sangat ingin memberi sebelas jempol (kalau ada) kepada sang penulis. Terima kasih telah membuat cerita semenyenangkan ini.
πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

β™₯ =-----= β™₯

Ps. Aku masih penasaran sama manusia bernama Taripol. Dia kayak karakter anti-hero. Jahat tapi baik. Baik tapi jahat. Aneh. Pengen baca kisah beliau ini kalau ada hehe. 

brownbass's review

Go to review page

3.0

3.5 stars

lamida's review

Go to review page

3.0

This is the story of "I" (Sobri) and Dinda also Tegar and Tara. Sobri loves Dinda although the love is not smooth. Tegar loves Tara, also although the love is not smoth. The Blasia circus is the center of the story that make all of those people met. Sobri is the one that really happy to get a job as a circus clown. Dinda is the girl that is loved so much by the clown. Tara is the daughter of the circus boss. Tegar eventually is becoming another important member of the circus. Tegar and Tara have a similar past pain and sadness.

In the beginning the story is a bit confusing because there are two perspective combination of the narrative. From the first person, in the chapter involving Sobri. But also from the third person, in other chapters. A style that I have never seen in other novel, maybe just because I haven't read enough novel.

As Andrea Hirata fans, I found this novel is a bit bland. Maybe because I don't like clown and circus as the main theme. Most the character doesn't feel really live. Dinda seems really passive and just act to feel the gap. The relationship between Tara and Tegar also still feel a bit distance.

ichacink's review

Go to review page

5.0

Applause untuk Andrea Hirata dan sirkus pohonnya, sepanjang cerita dibuat (banyak) tertawa dan ikut merasakan getir, bingung aku di tengah kegaduhan namun ternyata menyajikan hasil akhir yang luar biasa. terima kasih atas karya yang sangat orisinilnya!