adorablerhea13's review against another edition

Go to review page

3.0

Aku mengambil buku ini karena banyak direkomendasikan di twitter dan instagram, karena itu mungkin tanpa sadar aku menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap buku ini.

Masuk ke Bab 1, aku hampir saja meletakkan kembali buku ini, karena merasa seperti membaca sebuah skripsi atau disertasi. Alias gaya penulisannya text book banget. Bahkan ada banyak istilah yang gaada footnote atau penjelasannya. Entah berapa kali harus lirik google dulu buat lanjut baca buku ini. Mungkin buku ini sebaiknya dibaca oleh orang yang punya basic atau background psikologi. Namun aku hargai niat penulis dalam meneliti sumber bahan buku ini.

Paling suka tulisan penulis soal Hari Kartini dan Hari Ibu. Bahkan aku sempat menangis di esai perempuan jadilah liar. Tapi hal itu gak lama kurasakan karena buku ini terkesan redundan dengan banyaknya teori yang diulang dan dipaparkan kembali hampir di setiap bab.

Mungkin ini jadi pembelajaran buatku untuk gak kemakan buku hype lagi.

kapulaga's review against another edition

Go to review page

5.0

Bukunya sangat menambah wawasan terutama memandang feminisme dari segi psikologi.

Bab 1 secara general membahas tentang asal psikologi feminis muncul. Hal ini dipantik oleh teori beberapa tokoh psikologi terkenal yang masih bersifat patriarki. Meskipun jujur, secara pribadi yang sangat awam di bidang psikologi agak kebingungan ketika membaca bagian Bab 1 karena ada beberapa istilah psikologi dan perlu saya cari di Google. But all-in-all, istilahnya dapat dicari dan kebingungan saya tidak jadi berlarut-larut, hehe.

Bab selanjutnya, membahas tentang (sesuai dengan judulnya) bagaimana ada serigala betina dalam diri perempuan. Perempuan bebas melakukan apa yang ia mau karena sejatinya perempuan juga manusia, tidak ada aturan ataupun spesifikasi khusus untuk bisa menjadi perempuan yang sempurna.

Bab terakhir ditutup dengan kenyataan yang memilukan. Membahas tentang kekerasan seksual yang marak muncul beritanya akhir-akhir ini. Banyak sekali topik yang menurut saya sensitif untuk dibaca dan mungkin sedikit triggering. Namun, bagi saya topik sangat ini perlu untuk diperbincangkan apalagi jika tujuannya untuk memberi edukasi. Di bab terakhir juga terasa sekali suasana empowering untuk korban kekerasan seksual, meskipun sulit menyembuhkan luka dan trauma.

Salah satu kutipan yang sangat saya suka di buku ini adalah:
"Dinamakan penyintas bukan hanya karena mereka bertahan, lebih dari itu, mereka mampu bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik pascahantaman yang hebat dalam hidup mereka" - 82

charlennekayla's review against another edition

Go to review page

informative reflective medium-paced

4.0

shioriannma's review against another edition

Go to review page

informative inspiring reflective medium-paced

5.0

mlyald's review against another edition

Go to review page

informative inspiring

5.0

goddessoflily's review against another edition

Go to review page

emotional hopeful informative tense fast-paced

4.25

snowonirori's review against another edition

Go to review page

4.0

Dalam diri perempuan masing-masing terdapat serigala betina yang menunggu untuk dilepaskan. Suka dengan perumpamaannya dan gaya penulisannya. Walaupun saya sendiri sudah jengkel bukan main tapi penulis masih netral dengan memberikan bukti-bukti yang konkret mengapa pendapat psikoanalis banyak yang masih androsentris dan misoginis. Semua aspek feminis juga disebutkan, termasuk feminis intersectional yang membuatku tertarik untuk mempelajari lebih dalam

Ada satu quote yang benar-benar membekas. “Menjadi perempuan yang sejahtera bukanlah menjadi perempuan yang sempurna. Menjadi perempuan sejahtera adalah perempuan yang bebas dari kompleks-kompleks kesempurnaan yang standarnya diciptakan dan dipaksakan masyarakat atas diri perempuan.” Jadi, mari kita menjadi perempuan yang sejahtera, perempuan yang bebas, perempuan yang liar

itzreibrary's review against another edition

Go to review page

5.0

Ditulis dengan cermat dan didukung oleh teori yang singkat namun jelas dan mudah diterima, Ester Lianawati menegaskan bahwa perempuan hendaklah belajar untuk membebaskan dirinya dari tekanan sosial demi mencapai aktualisasi diri. Perempuan, tua atau muda, lajang, menikah maupun janda, memiliki anak maupun tidak ingin/belum ingin/tidak bisa memiliki anak, sebaiknya membaca buku ini, karena buku ini akan membebaskan kalian.

rumputlaut's review against another edition

Go to review page

informative reflective fast-paced

4.5

namakurhea's review against another edition

Go to review page

3.0

Translated to English: "There is a she-wolf in every woman."