Reviews

Muara Rasa by Devania Annesya

blackferrum's review

Go to review page

emotional inspiring lighthearted reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

Actual rating: 3,5

Dari sekian seri YARN yang udah kubaca, ini yang paling mendekati YA. Muatan mental health dan permasalahan khas remaja tingkat awalnya kelihatan jelas. Rasanya nyeri dan salut sama persahabatan Flo, Val, dan Ravi yang secara harfiah berdiri di atas tragedi hidup.

Flo suka dengan Val, sedangkan Ravi suka dengan Flo. Kisah cinta segitiga ini awalnya sederhana. Val nggak pernah anggap Flo lebih dari adiknya (atau lebih tepatnya pengganti adik kandungnya), tapi Flo juga nggak bisa mengubah perasaannya buat Ravi dan terima cintanya begitu aja. Kisah persahabatan mereka diulang kembali kisahnya dan diajak berkenalan dengan dua karakter lain yang sejak awal cerita nggak disebut-sebut seolah menjadi sesuatu yang lampau.

Singkatnya, buku ini menceritakan soal Flo, Val, dan Ravi. Bagaimana mereka bertemu dan masalah keluarga masing-masing bisa mempersatukan ketiganya. Kisah romansa hanya pelengkap dan seperti kata-kata yang sering didengar di luar sana, cowok dan cewek nggak bisa murni menjadi sahabat. Di satu sisi kepengin menjaga persahabatan biar nggak aneh, satunya nggak bisa nahan cemburu. Yah, namanya remaja.

Konflik terakhirnya bikin merinding, sih, kayak intens banget sampai bikin meringis berkali-kali. Penulis seolah-olah nggak tanggung mau bikin keadaan para remaja tingkat akhir ini terpuruk sekalian.

Tapi, jelas ada yang bikin aku kurang puas, terutama ekspresi karakter yang cenderung flat atau kalau kelihatan aku nggak merasa sama sekali. Ada juga penjelasan yang nggak konsisten, dari yang awalnya ikhlas jadi nggak terima dan menjauh (buat konteks, silakan baca sendiri). Seolah-olah penulisnya lupa dengan detail di awal cerita. Yah, ini soal karakterisasi yang kurang kuat aja, sih. Overall, aku menikmati ceritanya dan ikut bersimpati dengan para karakter di sini.

Expand filter menu Content Warnings

shanya's review

Go to review page

4.0

“...ada beberapa hal yang sebaiknya tidak diungkapkan. Namun setiap rasa membutuhkan muaranya. Jika tidak diungkapkan, barangkali manusia harus menanggung beban itu seumur hidup.” – halaman 110

Sebuah kesalahan mulai baca buku ini tengah malam jam 1. Padahal cuma mau cicip, tapi malah ketagihan baca sampai lupa waktu.

Flo, Val, dan Ravi adalah sahabat baik sejak SD. Rumah mereka bertetangga. Flo dan kedua cowok itu beda dua tahun sih, dan saat kuliah mereka terpisah. Liburan semester 2016, Flo yang kuliah di Yogyakarta dan Ravi di Jakarta, pulang ke Surabaya untuk bertemu kembali dengan sahabat-sahabatnya. Bukan hanya pulang ke rumah, karena bagi mereka, Val adalah "rumah".

Well, udah sering banget kali, ya? Kalau persahabatan antara 1 cewek dan 2 cowok, pasti ada aja yang jatuh cinta. Ravi suka sama Flo (yang keduanya sama-sama denial saat tau mereka sudah bertambah dewasa), namun Flo sukanya sama Val (yang cuma menganggap dia adik dan juga udah punya pacar).

Eh, tunggu dulu! Konfliknya bukan di sekitar cinta segitiga gitu aja! Buku ini bukan menye-menye gitu, loh. Realitas banget. Masih banyak lagi hal-hal di buku ini yang sukses bikin aku nangis terus-terusan tengah malam. (Mau tau? Mending baca sendiri aja biar lebih surprise hehe). Alur di buku ini bakal bolak-balik dari 2016, ke 2006 saat mereka pertama kali ketemu, dan kejadian lainnya di 2011. Konfliknya benar-benar kompleks dan memakan jiwa. Dari awal memang sudah pertanda dan aku duga kalau buku ini bakal bikin aku takut (secara mental). Beneran sedih dong

claravisthereader's review

Go to review page

4.0

Awalnya cuma mau kukasih 3 bintang aja karena formulasi sahabat 2 cowo 1 cewe yang ditunjukkan kurang menarik Tapi semakin lama....

Semakin lama semakin terlihat kalau kisah buku ini agak gelap, menyakitkan, jelas membuat mata panas
More...