cakrawala's reviews
31 reviews

Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage by Haruki Murakami

Go to review page

dark emotional reflective sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Secara ringkas, buku ini memiliki seorang tokoh utama bernama Tsukuru Tazaki. Dalam bahasa Jepang, "Tsukuru" sendiri artinya membuat barang. Tsukuru Tazaki menghabiskan usia remajanya bersama keempat temannya yang penuh 'warna'. Aka, Ao, Kuro, dan Shiro - semua nama mereka memiliki unsur warna di dalamnya. Hanya Tsukuru yang tidak memiliki unsur warna di namanya, yang mana membuatnya sering diejek 'Tanpa Warna' atau 'Colorless'. Tapi ejekan itu hanyalah ejekan belaka, tanpa ada maksud diskriminasi dari teman-temannya. Mereka berlima berdinamika dengan baik dan memiliki hubungan yang begitu erat. Banyak kegiatan volunteer yang mereka lakukan bersama-sama. Mereka berpisah ketika lulus SMA, atau tepatnya Tsukuru yang pergi meninggalkan Nagoya sekalipun keempat teman-temannya memilih untuk tetap tinggal di kota kelahiran mereka. Tsukuru yang memiliki minat pada stasiun sejak kecil memutuskan untuk kuliah di sebuah universitas teknologi ternama di Tokyo. Ia tinggal di apartemen yang diberikan ayahnya. Sekalipun hanya Ia yang ada di Tokyo, setiap pulang ke Nagoya pasti mereka berlima berkumpul kembali dan semuanya saling bertukar cerita seputar kehidupan mereka.

Semua kedekatan dan hubungan yang erat itu berubah begitu Tsukuru berusia 20 tahun, di tahun keduanya kuliah. Tiba-tiba semua temannya menolak untuk berbicara dengan dia dan 'membuangnya' dari kelompok. Tsukuru yang tidak memiliki apa-apa selain pertemanan dengan kelompok itu tentu hancur secara jasmani dan rohani. Dia tidak tahu apa kesalahannya dan teman-temannya pun tidak ada yang memberitahunya. Tsukuru dipaksa untuk tetap menjalani hidup setelah kehilangan hal yang paling berharga untuknya. Selama 5 bulan, Ia berubah drastis dan kehilangan motivasi untuk hidup. Namun Ia memutuskan untuk bangkit dan kembali menjalani hidup, meskipun tidak akan sama seperti dulu.

Sejak saat itu, Tsukuru tidak pernah dekat lagi dengan siapapun. Ia masih kencan beberapa kali, tapi tidak ada yang berakhir dengan baik. Kemudian Ia bertemu Sara, sesosok perempuan yang berusia 2 tahun lebih tua darinya. Ia kenal Sara dari teman kerjanya. Sara mendorong Tsukuru untuk menyelesaikan masa lalunya karena menurut Sara hal itu akan terus-terusan menghantui Tsukuru jika Ia tidak segera menyelesaikannya dan menjadi sebuah penghambat. Maka Tsukuru melakukan apa yang dikatakan Sara.

 
Menurut saya, buku ini menyimpan banyak cerita tentang ketakutan ditinggalkan, kesepian, hubungan antar manusia yang kompleks dan rumit. Sangat tipikal dari Haruki Murakami. Ini karya Murakami yang ketiga saya baca. Dapat dikatakan untuk ceritanya saya secara subjektif lebih menyukai cerita ini dibanding Norwegian Wood. Tapi ending dari buku ini sangat mengecewakan dan banyak pertanyaan saya yang tidak terjawab. Hal yang paling krusial dan saya nantikan jawabannya adalah siapa dan bagaimana Yuzu terbunuh, apa yang sebenarnya terjadi 16 tahun yang lalu, bagaimana hubungan Sara dan Tsukuru, dan keberadaan Haida. 
 

Ada banyak misteri yang ditinggalkan, tapi banyak juga hal yang dapat pembaca refleksikan selama membaca buku ini.



Expand filter menu Content Warnings
Cold Enough for Snow by Jessica Au

Go to review page

adventurous lighthearted reflective relaxing fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

3.5

It feels like the breeze in autumn, both chilly and comforting. A short story about a woman and her mother's journey in Japan. With a bit of flashbacks during the journey, trying to transcribe the meaning of life. The detail description of the story made me feel like I was the one who went through it. It was me who wandering through Japan, having short trips, walking here and there, and many more. I wish there would be more depth in character development. The connection between the main character and her mother is not as strong as I wished. Maybe if it's not a short story, the character development and their chemistry could be better. Overall, the story was pretty enjoyable for me. 
Norwegian Wood by Haruki Murakami

Go to review page

adventurous dark emotional sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Buku ini menceritakan tentang Toru Watanabe yang mengenang masa mudanya. Sewaktu SMA, dirinya banyak menghabiskan waktu bersama Kizuki dan kekasihnya yang bernama Naoko. Mereka tumbuh bersama dan bermain bersama. Tetapi pada akhirnya, di saat Watanabe dan Naoko terus bertambah tua, Kizuki berhenti pada umur 17 tahun. Ketika Naoko dan Watanabe mengetahui Kizuki mengakhiri hidupnya sendiri, semuanya berubah. Hubungan mereka ikut terpengaruh selepas kepergian dari Kizuki. Mau tidak mau, mereka harus tetap melanjutkan hidup. Perasaan yang sama karena ditinggal orang yang mereka kasihi membuat mereka semakin dekat. Di masa kuliahnya, Watanabe dan Naoko kerap bertemu dan pergi bersama. Hingga tiba di suatu saat dimana Naoko sudah tidak lagi sama seperti sebelumnya dan mulai kehilangan dirinya. Di saat yang sama, Watanabe bertemu orang baru lagi, dan Ia memasuki kebimbangan antara masa lalu dan masa depannya.

Sebuah buku dengan medium-paced yang di luar ekspektasi saya, dimana saya cukup menikmati alur ceritanya. Rumit, kompleks, dan mendalam. Tiap karakternya memiliki development yang baik sehingga para pembacanya dapat memahami bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi. Duka ditinggal orang yang dikasih, rasa bersalah yang membayang-bayangi, kehilangan jati diri, dan berbagai konten lain yang ada dalam buku ini begitu emosional. Hubungan antar karakternya tentu menimbulkan banyak tanda tanya, tapi menurut saya disitulah hal yang menjadikan buku ini begitu menarik. Personality yang menonjol pada masing-masing karakter disusun begitu detail sehingga pembacanya dapat memahami jalan berpikir mereka sekalipun beberapa pemikiran dapat dikatakan cukup nyeleneh. Plot yang disajikan dalam cerita ini juga cukup menarik, banyak plot twist yang tidak saya sangka akan terjadi. Meskipun buku ini cukup tebal, namun tidak sekalipun saya merasa bosan dalam membacanya. 

Namun buku ini bukanlah buku yang seharusnya dibaca oleh orang dibawah 18 tahun. Banyak konten yang eksplisit dijelaskan, yang mana menurut saya ada beberapa bagian yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dimasukkan. Sekalipun menikmati alur ceritanya, ada beberapa waktu dimana saya merasa tidak nyaman. Bagi yang ingin membaca buku ini sebaiknya melihat trigger warning terlebih dahulu karena banyaknya topik sensitif yang diangkat disini.



Expand filter menu Content Warnings
My Year of Rest and Relaxation by Ottessa Moshfegh

Go to review page

dark reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

 "I'm taking some time off. This is my year of rest and relaxation." 

A girl who's in her hibernation phase, where she decide to heavy amount of drugs to induce days of sleep, with the hope that one day she wake up and could restart her life. I was drawn to the the unique and absurd plot. Ottessa Moshfegh did a really great job to portrays the depressive episodes of a girl, conveying the frustration through her repeated habits.

The character development is really so strong until I kinda miss Reva, the narator's best friend, in the end of the book. The presence of Reva kinda pissed me off at first, it feels like I am become the narrator. But the chemistry between them really unbeatable and weird. It's complex yet beautiful at the same time.  Each characters have their own bizarre personality. No one seems normal here.

With a medium paced plot and detailed description, I have no reason to hate this book. The first half of the book might be boring, like most of the book, but chapter 6-8 were a bomb and I totally love it. When the narrator finally knows what to do and how to fulfil her wants. I like how smart she is, despite the absurdity of her actions.

But the nostalgia didn't hit. These weren't my memory. I felt just a tingling feeling in my hand, an eerie tingle, like when you nearly drop something precious off a balcony, but you don't.
Hear the Wind Sing by Haruki Murakami

Go to review page

reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

2.5

Short story about a young man, currently in his summer break feeling uncertain with his life. Loneliness, friendship, and love, hide within every sentence written. There is no plot, or a specific story written in this book, just a short break where the main character meets his best friend in his hometown and accidentally encounters with a girl with 9 fingers, whom he hadn't seen since he left that small town. There is no character development or any emotion written down here. It feels like the characters are merely existing.  I couldn't say much about his writing style because it still feels unfamiliar.

This is my first time to read Haruki Murakami's work. I must admit that I felt uncomfortable reading the part where he describes woman, he should've shut his mouth and leave it alone. Some parts seemed unnecessary and sexualized woman. The story itself is quite absurd, with no plot or intention. As I mentioned before, it's only a short story about what happened in the main character's life during his 18 days of summer break.

What's the purpose of this book then? It might bring the reader into a dilemma, wondering why I read it in the first place? Maybe, the intention of Haruki Murakami was simply to pour all of his imagination and write a mundane story of a young man in his early 20s. That was pretty realistic, as in our 20, most of people just trying to figure out what they want to do with their life. This thing could be a reflection for us.

A quotation I took from the book, " There are no truly strong people. Only people who pretend to be strong " could be a good reflection and reminder for us.
Beautiful World, Where Are You by Sally Rooney

Go to review page

emotional inspiring tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

It’s not the life I used to imagine for myself either. But it’s the life I have, the only one.

Friendship and love, you have it all here. 4 adults, trying to figure out what they want and where do they belong. Each characters have their own complexity. Their relationship  is so complicated, a lot of misunderstanding and miscommunication. The character development is so strong until you could feel the frustration that happened within them. I love how Sally Rooney could portray that there is no one in this world who's special and always win. Sometimes you lose, sometimes you win, sometimes it's in between. 

The situation is also described very well and detailed. The plot is slowly going forward, it's a bit boring at first (i would say the half of the book) but the ending is finally a happy one. Sorry for being traumatized because of Sally Rooney's previous books that I thought they won't have a good ending, or open ending (worst case). I'm so satisfied at the end. Overall, I definitely love with this book. 

Expand filter menu Content Warnings
Gadis Kretek by Ratih Kumala

Go to review page

adventurous informative medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

3.0

Menceritakan kisah Lebas dan kedua kakaknya mencari sosok 'Jeng Yah' yang disebut-sebut ayahnya yang sedang sekarat. Memang alurnya cukup maju mundur, karena latar waktunya ada yang di masa pak Idroes, dan ada juga yang di masa Lebas. Untuk latar waktunya sendiri pun dituliskan dengan bak, dimana diselipkan peristiwa sejarah dan kebudayaan yang terjadi pada masa itu sehingga pembacanya pun dapat memahami situasi yang terjadi. Alurnya pun banyak perbedaan dengan seriesnya, dimana di buku ini lebih banyak point of view dari pak Idroes. Tapi tetap mudah dinikmati dan dipahami. 

Sangat disayangkan untuk pengembangan karakternya cukup kurang, dimana ada beberapa titik dimana penjelasan latar belakang tiap karakternya masih kurang dan kesannya terlalu cepat berubah-ubah. Walaupun pasti semua orang akan sama-sama kesal jika melihat sikap Soeraja kepada keluarga pak Idroes.
Kudasai by Brian Khrisna

Go to review page

emotional reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Sebuah buku yang alur ceritanya tidak dapat ditebak. Emosi antar karakter bisa tersampaikan dengan baik, bagaimana kita bisa ikut merasa bahagia, sedih, marah, dan perasaan seperti karakternya sendiri. Buku yang cukup padat plot nya, tetapi masih diselipi beberapa jokes di dalamnya. Terima kasih untuk penulisnya karena menjadikan buku ini memiliki ending yang pasti, sekalipun menyakitkan, setidaknya buku ini tidak memiliki open ending.

Untuk character development nya sebenernya ok aja, entah gimana sekalipun tingkah dan sikapnya questionable, tapi tetep masuk akal (atau akunya aja yang too understanding juga ngga tau sih). Chaka terlalu labil, Twindy terlalu emosional, dan Anet yang terlalu terjebak di masa lalunya. Mungkin emang agak kurangnya di bagian sikap karakternya yang inkonsisten, berubah-ubah tapi terlalu cepat dan tidak ada bridging yang kuat. Tapi kembali ke opini pertama, masih understanable.

Overall cukup enjoy dan nangis-nangis waktu baca karena pas baca bukunya selalu ada aja part yang relate (maaf too much information)

Expand filter menu Content Warnings
All the Lovers in the Night by Mieko Kawakami

Go to review page

emotional sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

Mieko Kawakami traumatized me with Heaven but that won't stopping me from read All The Lovers In The Night. I love how Fuyuko's emotion described really detailed here and I FEEL HER... The ending... I didn't expected that to coming, there should've been more explanation about it, that's why i didn't gave 5 stars. But overall, i love this book. 

Expand filter menu Content Warnings
Outliers: The Story of Success by Malcolm Gladwell

Go to review page

hopeful inspiring reflective medium-paced

4.5

As a hopeful person, this book made me realized that behind every sucess people, there will always be a supportive background. Being a sucess person is not an instant things. You might need a wealthy family, great school, or maybe, a chance. It's not the brightest who suceed. Being sucess is also a gift and come from opportunity, which not everyone could have.