Reviews

Penaka by Altami N.D.

abovethecloud's review

Go to review page

4.0

Wahh, bagus sekaliii ceritanyaa. Benar2 memberi banyak pelajaran mengenai hidup berumah tangga, buku ini harus dibaca sih baik untuk perempuan dan laki2 nantinya jika memilih berumah tangga dan yg aku suka, buku ini ga hanya menampilkan satu pov saja tpi, kedua pov yg berperan sangat penting untuk krakter development pemeran utama, pokoknyaa bukunyaa sangat rekomendeddd wlopun bab awal2 cukup membuatku emosi dan sakit hati sebagai perempuan. Tpi, seiring ceritanya dibaca jadi merasa "ohh seperti itu". Menurutku, dua pemeran utamanya memang ditakdirkan satu sama lain, Laksamana yg berpikiran realistis tuh cocok banget sama Sofia yg suka membanding2kan dan berangan2, pokoknyaa mantapp betulll

viraaptrh's review

Go to review page

adventurous emotional funny informative inspiring lighthearted relaxing medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes

5.0

tiareadsbooks25's review

Go to review page

4.0

•recently read•
4.3/5⭐️


Awal tau premis dari novel ini, aku langsung tertarik! Apalagi dengan embel-embel magical realism. Auto masuk WL deh!

Oh iya, kalian pernah nonton film The Beauty Inside (2015) gak? Itu loh, salah satu film romcom Korea dimana ada seorang pria yang bangun setiap hari dalam tubuh yang berbeda-beda. Nah, premis dari Penaka tuh mirip sama film itu. Bedanya, Sofia selalu terbangun dalam wujud yang berbeda-beda, dari mulai jadi botol minum, kucing, anjing, burung, orang-orang di sekitarnya, dll. To my surprise, gak hanya Sofia, tapi Laksana juga loh!

Semua bermula ketika Sofia minta cerai, karena tidak tahan dengan kehidupan berumah tangga-nya. Laksana yang kecanduan game online tak lagi memberikan perhatian pada dirinya dan putri mereka, Raisa. Ia bahkan lalai dan membahayakan Raisa ketika menjaganya.

Pas awal baca, aku gedeg sama kelakuan Laksana! Eh, makin dibaca, kok ya ikutan sebel juga sama Sofia! Menurutku, keduanya sama-sama salah, keras kepala, gak mau berkomunikasi, dan terbuka satu sama lain. Pantesan aja sampe mengalami hal absurd gitu! Rasain!

Ini novel pertama Altami N.D. yang aku baca dan aku suka! Kak Altami piawai dalam merangkai alur cerita dengan padat, apik dan mengalir, gaya bercerita yang enak, dan humor-nya pun dapet! Pace-nya yang cepat pun seru untuk diikuti! Meski konflik-nya cukup kompleks dan berat, Kak Altami berhasil mengeksekusinya dengan luwes dan asyik! Page-turner deh!

Penaka merupakan sebuah novel yang menceritakan kompleks-nya kehidupan rumah tangga, parenting, self-love, dan bagaimana kita harus bisa melihat suatu hal dari beragam sudut pandang. Novel dengan balutan unsur magical realism yang absurd dan nyeleneh ini, nyatanya begitu emosional, hangat, dan insightful!

Meski aku belom berkeluarga, tapi menurutku novel ini sangat relatable dan menggambarkan potret dan drama kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya. Banyak pelajaran tentang pernikahan dan kehidupan yang bisa kita ambil dari kisah Sofia dan Laksana, yaitu:
1. Pentingnya komunikasi, terutama dalam hubungan pernikahan. Kita harus bisa berkomunikasi dengan baik untuk bisa menyelesaikan segala permasalahan yang ada.
2. Rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau, tapi benarkah begitu? Jangan membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, karena tiap orang memiliki permasalahannya masing-masing. Dalam menjalani hidup, kita harus bisa 'sawang sinawang'.
3. Jangan terlalu percaya dengan apa yang terpampang di media sosial. Kehidupan orang lain tak selalu seindah apa yang kita lihat. Nyatanya, kita tak pernah tau, kehidupan seperti apa yang ada di balik layar media sosial mereka.

All in all, aku merekomendasikan novel ini untuk dibaca semua orang!

chckmate's review

Go to review page

adventurous emotional funny hopeful inspiring lighthearted sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

mpris's review against another edition

Go to review page

5.0

SUKAA BANGETT❤️

Abis baca tiba-tiba keinget meme tulisannya "Makanya Komunikasi" WKWKWKW. Yash, meme itu mewakili pembaca, termasuk aku yang greget dengan permasalahan Laksana dengan Sofia. 

Aku suka bagian dimana Laksana dan Sofia berubah jadi barang dan bentuk yang random, mulai dari botol, anjing, kucing, burung, anak sekolahan, perawat bahkan sampai jadi Kakek Nenek; karena di momen itu mereka jadi tahu titik permasalahan dalam rumah tangga mereka itu apa. Konsep yang dibuat penulis buat menyadarkan mereka itu sangat out of the box🤌

Pesan yang disampaikan buku ini juga nggak hanya tentang bagaimana komunikasi di sebuah pernikahan itu diperlukan, tapi juga tentang bagaimana perjuangan yang kita lakukan jika kehidupan yang kita jalani nggak sesuai dengan apa yang kita inginkan karena kehidupan nggak selalu berjalan dengan mulus, akan selalu ada tantangan yang muncul. Ketika kita menjalani kehidupan tersebut dengan sabar dan tulus mungkin tanpa kita sadari, ternyata ada banyak hal menarik yang bisa kita dapatkan dan eksplor. Karena terkadang hal-hal yang kita inginkan bukanlah hal-hal yang kita butuhkan.

Dan penting untuk diingat bahwa kesempurnaan itu fana, nggak selamanya kebahagiaan seseorang yang kita lihat di sosial media itu benar-benar kebahagiaan mutlak karena setiap orang punya medan perangnya sendiri. Daripada menyibukkan diri dengan membandingkan kebahagiaan kita dengan orang lain, lebih baik kita fokus untuk menjadikan diri kita lebih baik dengan versi yang kita inginkan.

lilalayachi's review

Go to review page

5.0

Sudah lama tidak baca buku dari penulis lokal Indonesia dan Penaka menjadi awal mula yang sangat baik.
Penaka bercerita seputar kehidupan pernikahan, parenting, self love, dan kehidupan secara general. Tema-tema tersebut dibalut dengan sangat cantik dan mengharukan. Membuat tak bisa berhenti membaca.
Tapi yang paling utama dari Penaka adalah ceritanya sangat relate dalam kehidupan saya sebagai istri, ibu, dan diri saya sendiri.
Banyak momen-momen yang membuat saya tertohok tepat di hati karena memang amat sangat relate.
Penaka dibanjiri banyak quotes cantik, tapi karena saya membaca di Gramedia Digital, screenshot is not allowed. Berencana akan membeli paperback edition karena Penaka sangat worth it untuk dibaca lagi di kemudian hari, sebagai pengingat kalau hidup saya sebagai istri, ibu, dan diri saya sendiri adalah berharga.

ulfahftryh's review

Go to review page

challenging emotional hopeful medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

Tertarik baca 'Penaka' karena premisnya yang unik;
"Pagi ini aku terbangun sebagai botol minum."
Nggak cuma jadi botol minum, tapi juga berubah wujud jadi kucing, anjing, burung, benda, bahkan mereka juga bisa berubah menjadi orang lain. Dari perubahan wujud itu mereka bisa menilik bagaimana kehidupannya selama ini melalui sudut pandang yang berbeda.

Penaka ini bercerita bagaimana Sofia dan Laksana, pasangan suami-istri, dealing dengan segala permasalahan rumah tangga yang ada. Sofia sebagai ibu rumah tangga yang merasa hidupnya nggak berkembang seperti teman-temannya yang lain. Hidup Sofia hanya penuh diisi dengan mengurus rumah, dan mejaga anaknya, Raisa, sendirian, yang membuat insekuritas Sofia jadi tinggi. Belum lagi suaminya, Laksana, yang kecanduan main game online. Hampir setiap malam setiap pulang kerja waktu Laksana hanya dihabiskan dengan bermain game bersama teman-teman kantornya. 

Buku ini nggak terlalu meromantisasi kehidupan rumah tangga, tapi menunjukkan bagaimana kehidupan setelah menikah yang sesungguhnya. Egois dan keras kepala mungkin akan menjadi makanan sehari-hari dalam potret kehidupan rumah tangga.  

Selama baca ini ikutan stress ngeliat Sofia yang mengurus pekerjaan rumah apalagi punya anak yang lagi aktif-aktifnya dan nggak mau berjauhan sama Mamanya. Tapi ada juga hal yang menjengkelkan dari Sofia kalau lagi marah-marah dan berdebat dia nggak mau kalah, seakan Begitupun juga dengan Laksana, dia terlalu ignorant sama anaknya sendiri sampai dia nggak sadar kalau anaknya jatuh dan jidatnya berdarah. Karena apa? karena Laksana cuma fokus ngegame sampai lupa kalau ada anak yang harus dia perhatikan dan diawasi.

Permasalahan utama mereka berdua ini ada di komunikasi. Sofia yang nggak mau bertanya lebih dulu (tapi berasumsi di awal) dan Laksana yang nggak mau menjelaskan. Padahal keduanya sama-sama lagi kesulitan. Pernikahan itu nggak cuma sehari tapi seumur hidup. Komunikasi dan komitmen kunci dari segalanya. Mau hal sepelepun harus tetep dibicarain, dirembuk dan terbuka satu sama lain supaya suatu saat nggak jadi bom atom. Untuk gue yang belum nikah, setelah baca ini lumayan dapat pelajaran dan tau apa yang harus dihindari dalam berumah tangga.

kalamala's review

Go to review page

adventurous challenging emotional inspiring reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes

4.5


Expand filter menu Content Warnings

aliferuz's review

Go to review page

5.0

Hal pertama yang aku rasakan ketika membaca bab-bab awal buku ini adalah kedongkolan yang amat sangat tinggi. Kenapa? Karena di bab-bab tersebut aku, yang juga seorang perempuan, seolah ikut merasakan emosi si Sofia, tokoh aku. Nah, karena ditulis dari sudut pandang orang pertama inilah penyampaian emosinya semakin berasa.

Awalnya, kukira ini akan menjadi cerita tentang keretakan rumah tangga karena si suami tidak becus; selalu istri yang berkorban; mimpi istri yang tidak pernah tergapai; effort istri penuh, sedangkan effort suami nol. Tapi, semakin aku sampai di bagian tengah, semakin aku sadar bahwa buku ini ingin menunjukkan kepada kita bagaimana menjalankan kehidupan rumah tangga yang semestinya; bagaimana kita harus bisa melihat dari kacamata Sofia, si istri, pun dari kacamata Laksana sebagai suami.

Uniknya dari buku ini adalah cara penulis menunjukkan kepada pembaca bagaimana Laksana menjalani kesehariannya. Yap, dengan membuat ‘jiwa’ Sofia berpindah ke berbagai benda, manusia, maupun hewan. Dengan jiwanya yang setiap hari berpindah itu, akhirnya mata Sofia terbuka bagaimana suaminya juga telah berkorban selama ini; tidak hanya Sofia yang mengalami kesulitan, tapi Laksana pun juga mempunyai porsi kesulitannya sendiri; tidak hanya Sofia yang berjuang, tapi suaminya pun begitu.

Lalu, yang aku suka adalah penulis tidak hanya membuat Sofia yang ’berpindah-pindah’, tetapi Laksana juga. Hal itu membuat Laksana juga membuka mata bahwa Sofia yang menjadi full time house-wife selama ini sangat kerepotan. Penulis membuat Laksana melihat sesuatu dari sudut pandang Sofia, yang selama ini tidak terlihat olehnya. Karenanya, buku ini akhirnya tidak ada ketimpangan dan bias peran gender dalam rumah tangga. She made a point that they both have their own share of struggles.

“Semua punya porsinya masing-masing. Yang seharusnya kami lakukan adalah saling meringankan langkah. Mungkin dengan begitu, kami bisa lebih nyaman menjalani pernikahan ini.”

Selain berkutat di masalah rumah tangga, buku ini juga memberikan pengingat bahwa kita tidak pernah tahu kehidupan orang lain yang sebenarnya. Berkat jiwa Sofia yang berkelana ke beberapa orang, dia bisa menyadari hal itu. Betapa kita punya tendensi mengecap seseorang hanya dari unggahan sosial medianya, bahkan dari sekali tatap saja.

Well, this book is well-written. Bahasanya mudah dipahami, wejangan tentang kehidupan pernikahan yang didapat pembaca pun tersalurkan secara tersirat dan ‘halus’ sehingga tidak terasa seperti menggurui. Kalau ingin membaca buku tentang tips atau cara menjalani kehidupan rumah tangga, tapi enggan membaca non-fiksi, this book is the right choice.

kanayasya's review against another edition

Go to review page

emotional hopeful informative inspiring reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5