Reviews

Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi by Theoresia Rumthe

lovingkire's review

Go to review page

4.0

Konon, Mengajak Penyair Yang Sudah Mati ke Kamar Tidur, Dor!

Reread this brings me back to that conversation with Theoresia Rumthe about poetry, life, and the future. And that very, very tight long hug.

aliferuz's review

Go to review page

5.0

Setelah membaca ini, pembaca akan tahu alasan buku ini diberi nama Perihal Pulang Pergi. Benar-benar disusun seperti sebuah percakapan yang bersahutan antara TR dan WJ. Sebuah pergi dan pulang, pergi ke tempat lain, pergi ke dimensi lain. Pulang ke rumah lain, pulang ke masa lain. Mereka berhasil mengemas sebuah tinggal-ditinggalkan-meninggalkan-meninggal menjadi larik-larik yang mendamaikan, tetapi juga mengingatkan.

felinecie's review

Go to review page

emotional relaxing sad medium-paced

4.0

awal pengen baca buku ini karena kepincut covernya cakep banget! isinya pun sangat-sangat cakep meskipun otak ini diajak mikir keras sama rangkaian kata-katanya yg cantikkk

shirasuki's review

Go to review page

4.0

Lahir
Belajar
Bekerja
Menikah
Bekerja lebih banyak
Renta
Sepi,
Lalu mati.

Kumpulan puisi ini beneran bikin banyak merenung tentang hidup akan berhenti. Tentang pulang dan pergi. It helps me a lot to remember that nothing last forever. That our time will end someday.

bookwormdaily's review against another edition

Go to review page

emotional hopeful reflective sad fast-paced

4.0

such a beautiful word of fiction. tentang pulang dan pergi, hubungan ibu dan anak, hubungan manusia dan Tuhan, bagaimana seseorang melewati perasaan kehilangan. Beberapa scenes di buku ini sedih dan bikin merinding. highly recommend 

supdankosmos's review

Go to review page

4.0

Aku sangat menikmati buku ini!

Sebelumnya aku sudah membaca buku mereka sebelum ini yang berjudul Tempat Paling Liar di Bumi. Sudah juga baca karya Theoresia Rumthe yang berjudul Selamat Datang, Bulan. Kedua buku tersebut termasuk buku ini kupinjam melalui ipusnas.
Menurutku buku ini adalah buku terbaik dari kedua penulis.
Mereka saling bersautan di setiap lembar halaman, puisi-puisi nya indah nan mudah dipahami, banyak puisi yang memiliki makna yang dalam, mencakup kehidupan, kematian, cinta, kerinduan, dan banyak hal lain.

Terlalu banyak favorite ku jika harus disebut satu persatu, namun yang paling berkesan antara lain adalah

- Mencari Mata (pg.29)
- Lambung Kapal (pg.79)
- Tiap-tiap Rahasia (pg.93)
- Belajar Menjumlahkan (pg.102)

-
Beberapa kalimat yang ngena banget di aku:

kejujuran membuat pulas.
mungkin pula benar,
kejujuran membuat takut
-takut dihakimi massa, karena tak sama.

from SUSAH TIDUR (WJ / 22 Oktober 2019)
-
betapa hidup adalah rahasia.
tak tertebak hari dan jam,
tak tertebak panjang jalan
menuju ketiadaan atau keabadian.
o, semesta yang agung
kami ini cuma makhluk kecil
yang tak pandai menghitung.
keberanian terbesar yang kami punya
adalah bermimpi.

from K A W A N (WJ / 24 Oktober 2019)
-
tinggal-meninggalkan-ditinggalkan-meninggal

kau tak harus patuh, semua berubah,
tetapi yang terakhir tak mungkin meleset.

from T I N G G A L (WJ / 17 Maret 2020)
-
semua yang muda akan pudar,
semua yang tumbuh pernah tumbang,
semua yang berjalan akan berhenti.

from TERTIDUR (TR / 17 Juli 2020)
-
perlahan aku mengerti
mengapa kata lain dari pergi
adalah meninggalkan.
kepergian bukanlah persoalan besar.
hanya saja selalu ada
yang tak bisa kaubawa serta
kau pergi
meninggalkan separuh kita di dalam aku
yang perlahan mengerti
mengapa kata lain dari mengingat
adalah usaha sia-sia untuk melupakan.

from USAHA SIA-SIA UNTUK MELUPAKAN (WJ / 29 Juli 2020)

readerziyya's review

Go to review page

4.0

Beautiful. Heart-warming. Hypnotizing.
This type of poems that I love; where it's not confusing (because poems tend to be implicit) and classy at its best.
I HEART this duet <3

dreeva's review

Go to review page

4.0

28 - 2020

Makin suka dengan duet TR dan WJ ini.
Coba kalo buku ini ditambahi ilustrasi dengan warna warni ciamik, tambah luar biasa pastinya.

terrapoetic's review

Go to review page

4.0

Format buku ini ditulis dengan gaya berbalas puisi antara Theoresia dan Weslly. Manis banget!

Lalu yang menariknya lagi, ada beberapa kata dari sajak sebelumnya milik yang satu dan dipakai lagi di balasan sajak milik yang lain.

Jadi sajak-sajak di buku ini benar-benar mengalir dan menarik buat dinikmati.
Diksinya sederhana, padat, dan indah.


Banyak judul-judul yang aku suka, tapi ini tiga judul yang paling aku suka dari semuanya:

Tiap-Tiap Rahasia
Kepadamu
Menanti



Kepada luka
yang kau kunci di sudut bibirmu,
dari masa silam yang merdu,
dari siul hutan sagu,
kubawa lagu ini padamu.

Kepada kunci
yang kausimpan di saku dadamu,
dari masa yang jauh,
dari rumah tukang kayu,
kubawa pintu ini padamu.

Kepada sampan
yang kau simpan di laci kepalamu,
dari masa kecil yang riuh,
dari mimpi nelayan kampung,
kubawa laut ini padamu.

—Kepadamu, WJ

imskyy's review

Go to review page

5.0

Senang bisa bergabung, menikmati percakapan :)