Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.0
Sejujurnya opening dari Marsia yang tiba-tiba mati itu jadi daya tarik pembaca yang penasaran siapa pelakunya dan kenapa Marsia bisa ditemukan di makam Syekh Jakfar Sadik. Tapi agak kecewa sampai akhir cerita gak ada penjelasan apapun tentang kematian Marsia. Yang dibahas di buku ini pun sebenernya lumayan menarik dan sering ditemuin di lingkungan sekitar. Berawal dari rasa dendam, timbul fitnah yang disebar dari mulut ke mulut oleh tetangga, pesugihan, konflik politik (kegaduhan calon kepala desa), konflik rumah tangga, tapi lagi dan lagi dari semua masalah tersebut gak ada titik terang atau penyelesaian sekalipun. & THE ENDING REALLY MAKES ME SHOCKED gue pikir selain Madong ngasih ruang sendiri ke Maeda buat mengatasi rasa sedihnya atas kepergian ibunya, Marsia, Madong juga lagi mempersiapkan dirinya buat ngungkapin rahasia terbesarnya ke Maeda, TAPI TERNYATA GAK....beneran miris + jijik.
Kalau dilihat dari sinopsisnya akan mengira kalau buku ini hanya bercerita tentang anak sekolah dengan kisah cintanya yang menye-menye. Tapi nggak, ini lebih dari itu. Ini bercerita tentang seorang anak remaja yang bernama Sylvia yang memiliki gangguan makan.
Awalnya aku kira Sylvia ini mengidap bulimia, tapi ternyata mengidap anoreksia nervosa. Walaupun bulimia dan anoreksia nervosa sama-sama gangguan makan, tapi pengertiannya berbeda.
Anoreksia itu penderita akan selalu merasa bahwa dirinya terlalu gemuk (mau badannya terlihat sudah kurus, dia tetap menganggap bahwa dirinya gemuk), sehingga dia melakukan diet berlebihan dan membatasi asupan makanannya untuk menghindari kenaikan berat badan.
Penderita anoreksia nervosa bisa tidak mengkonsumi makanan sampai 2 minggu lamanya, sekalinya ada makanan yang masuk, akan dikeluarkan kembali. Sedangkan bulimia, penderita akan mengkonsumsi makanan secara berlebihan, ketika dia sadar kalau sudah makan terlalu banyak, dia akan menyesalina dan makanan yang dia konsumsi akan dikeluarkan kembali.
Ceritanya unik, dibuat dalam potongan-potongan surat yang terkirim dan tidak terkirim. Suka juga ngeliat persahabatan Sylvia, Scarlet, Layla, dan Andy, mereka peduli banget satu sama lain.
Tertarik baca 'Penaka' karena premisnya yang unik; "Pagi ini aku terbangun sebagai botol minum." Nggak cuma jadi botol minum, tapi juga berubah wujud jadi kucing, anjing, burung, benda, bahkan mereka juga bisa berubah menjadi orang lain. Dari perubahan wujud itu mereka bisa menilik bagaimana kehidupannya selama ini melalui sudut pandang yang berbeda.
Penaka ini bercerita bagaimana Sofia dan Laksana, pasangan suami-istri, dealing dengan segala permasalahan rumah tangga yang ada. Sofia sebagai ibu rumah tangga yang merasa hidupnya nggak berkembang seperti teman-temannya yang lain. Hidup Sofia hanya penuh diisi dengan mengurus rumah, dan mejaga anaknya, Raisa, sendirian, yang membuat insekuritas Sofia jadi tinggi. Belum lagi suaminya, Laksana, yang kecanduan main game online. Hampir setiap malam setiap pulang kerja waktu Laksana hanya dihabiskan dengan bermain game bersama teman-teman kantornya.
Buku ini nggak terlalu meromantisasi kehidupan rumah tangga, tapi menunjukkan bagaimana kehidupan setelah menikah yang sesungguhnya. Egois dan keras kepala mungkin akan menjadi makanan sehari-hari dalam potret kehidupan rumah tangga.
Selama baca ini ikutan stress ngeliat Sofia yang mengurus pekerjaan rumah apalagi punya anak yang lagi aktif-aktifnya dan nggak mau berjauhan sama Mamanya. Tapi ada juga hal yang menjengkelkan dari Sofia kalau lagi marah-marah dan berdebat dia nggak mau kalah, seakan Begitupun juga dengan Laksana, dia terlalu ignorant sama anaknya sendiri sampai dia nggak sadar kalau anaknya jatuh dan jidatnya berdarah. Karena apa? karena Laksana cuma fokus ngegame sampai lupa kalau ada anak yang harus dia perhatikan dan diawasi.
Permasalahan utama mereka berdua ini ada di komunikasi. Sofia yang nggak mau bertanya lebih dulu (tapi berasumsi di awal) dan Laksana yang nggak mau menjelaskan. Padahal keduanya sama-sama lagi kesulitan. Pernikahan itu nggak cuma sehari tapi seumur hidup. Komunikasi dan komitmen kunci dari segalanya. Mau hal sepelepun harus tetep dibicarain, dirembuk dan terbuka satu sama lain supaya suatu saat nggak jadi bom atom. Untuk gue yang belum nikah, setelah baca ini lumayan dapat pelajaran dan tau apa yang harus dihindari dalam berumah tangga.
Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
VERY RECOMMENDED!!!!!!!!!! Ini pertama kalinya aku baca psychological thriller. Di awal baca pasti akan menganggap kalau ini cerita horror, tapi setelah baca berapa puluh halaman akan tersadar kalau ini tentang mental illness. Sesuai dengan kalimat yang tertulis di covernya “Semua wajah memiliki rahasia”, kalian akan menebak-nebak siapa sih di sini yang sebenarnya sakit? Nawai, Mama Mala, dengan hipokondrianya, Mala dan teman-teman imajinasinya (Wilis, Satira, Tante Ana, Abuela, dan Si Kembar), Alegra Kahlo sang artis terkenal, Rayyan pengusaha kaya raya, Winaya, Papa Mala, yang merupakan seorang penulis atau justru seluruh orang yang ada di buku ini sakit semua?
Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
Tragis dan miris adalah ungkapan perasaan yang cocok setelahselesai membaca Di Tanah Lada. Diceritakan dari sudut pandangorang pertama, anak perempuan berusia 6 tahun, dan anak laki-laki berusia 10 tahun. Namanya Salva dan P, iya, anak laki-lakiitu hanya mempunyai nama dengan satu huruf yaitu “P”. Katanya, semua orang punya nama tapi Papa P nggakmenganggap P sebagai orang, jadi dia nggak dikasih nama. Salva, nama yang bagus, kan? Artinya penyelamat. Tapi Papa Salva hampir memberinya nama ‘saliva’ yang artinya ludah.Kedua anak kecil yang seharusnya tumbuh dengan keluargayang hangat tapi yang mereka dapatkan adalah figur seorangAyah yang abusive. Perlakuan yang didapatkan menimbulkantrauma yang mendalam hingga mereka menganggap bahwasemua Papa, terutama anak laki-laki di dunia ini adalah orangpaling jahat dan juga seorang monster.
“Jadilah anak kecil barang sebentar lagi. Lebih lama lagi. Bacalah banyak buku tanpa mengerti artinya. Bermainlah tanpa takut sakit. Tonton televisi tanpa takut jadi bodoh. Bermanja-manjalah tanpa takut dibenci. Makanlah tanpa takut gendut. Percayalah tanpa takut kecewa. Sayangilah orang tanpa takut dikhianati. Hanyak sekarang kamu bisa mendapatkan semua itu. Rugi, kalau kamu tidak memanfaatkan saat-saat ini untuk hidup tanpa rasa takut.” - Mas Alri (Page 205)
Untuk ukuran anak berusia 6 tahun Ava itu cerdas sekali. Diaselalu bawa kamus bahasa Indonesia. Jadi kalau ada kata yang dia nggak paham, dia akan langsung cari kata itu lewat kamus. Banyak kosakata yang sudah Ava pahami, bahkan kosakata yang seharusnya sulit dimengerti untuk seusianya tapi Ava sudah bisamenjelaskan arti kata tersebut pada P. Berbeda dengan Ava, P itusangat mandiri, selama mereka bertemu, P sepertibertanggungjawab atas Ava. Mereka tidak dipaksa atau dituntutuntuk menjadi dewasa sebelum waktunya, tapi keadaan yang merubah segalanya. Seharusnya mereka bermain, berlari, bercanda gurau tanpa perlu repot-repot membuka kamus duluuntuk memahami suatu persoalan. Ada perasaan kehilangan, sedih, marah, kosong dan tidak terima dengan akhir yangdisajikan. Aku berharap mereka bisa diberi kesempatan untukmendapatkan lebih banyak lagi cinta dan kasih sayang. Aku maumereka merasakan dunia dari sisi baiknya. Aku mau merekamenerima hangatnya perlakuan dari orang-orang baik. Tapi,semoga, mereka bereinkarnasi menjadi penguin seperti apa yang mereka harapkan.
Buku ini lumayan relate sama budak korporat yang setiap harinya pengin resign terus. Para The Cungpret, Alranita, Carlo, Karenia, dan Andre, yang bekerja di kantor konsultan di Jakarta, mereka berkompetisi dan buat taruhan siapa orang pertama yang akan resign dari kantor tsb.
Alasan mau resign? Ya apa lagi faktor utamanya kalo bukan karena si bos yang super arogan, misterius, tapi juga genius. Menurutku kurangnya dari buku ini tuh gak terlalu spesifik memperlihatkan budak korporat yang stressing dikejar deadline, probing/kendala sama client gimana, strategi perusahaan gimana, bahkan perjuangan mereka buat resign dari kantor konsultan ya kalo gak mereka gagal wawancara di perusahaan lain, ya, reschedule wawancara. Malah buku ini terlihat lebih condong ke sisi romancenya (walaupun romancenya juga tipis).
Whoever reads this will also guess the end of the story. Dan alur ceritanya juga termasuk fast pace. Aku kasih 4 stars karena aku suka sama penulisannya. Tapi, yang mau coba baca buku buat pertama kalinya bisa dimulai dari baca resign sih cocok. Konfliknya ringan, romancenya tipis, unsur humornya juga ada, dan tulisannya oke. Karena gue termasuk orang yang sangat picky soal tulisan, jadi kalo tulisannya agak kurang enak dibaca, meskipun buku itu lagi hype banget, gue bakal berhenti. Soalnya (imo) what is written must have its own impression. So we as readers get the appeal and can imagine what the atmosphere is like.
Nemu buku ini secara gak sengaja, karena awalnya mau beli buku “Sylvia's Letters”, udah check out eh dichat sama orangnya kalo bukunya ternyata kosong dan dikirimin foto buku-buku yang lain sebagai gantinya. Akhirnya aku memilih “Lilin”.
Dalam buku ini terdapat 3 author yang menyajikan cerita berbeda; 1. Selar-selir oleh Ferry Triadi Sasono: Bedjo Manggali seorang koruptor yang selama masa hidupnya masih mendapatkan kenikmatan dan kebebasan bahkan saat Ia di dalam penjara sekalipun. But in the end, Bedjo mati, dikhianati oleh orang sekitarnya yang selama ini Ia percaya.
Pg. 10
“Sandal dan skandal dari segi huruf tak jauh berbeda. Hanya berbeda huruf ‘K’ saja. Tapi sudah membedakan kelas. Maling sandal sungguh menderita dalam penjara, tetapi pembuat skandal sungguh menikmati dalam penjara.”
Pg.13
“Banyak manusia di negeri ini selalu menuntut keadilan. Padahal apa yang diberikan Tuhan selalu adil. Mereka membela Tuhan tapi tak sadar melukai hati Tuhan.”
Pg.26
Aku salah satu yang cukup relate dengan kutipan di bawah ini. Mungkin gak semua orang tua seperti ini. Tapi, kebanyakan orang tua sudah menetapkan masa depan anaknya harus seperti apa. Tidak membebaskan mereka untuk memilih apa yang mereka mau. Apa yang aku alami sekarang gak akan aku ulangi ke anak ku nanti. Aku akan membiarkan mereka memilih passion yang sesuai dengan dirinya. Aku gak mau membebankan mereka dengan keegoisan ku. Karena, mereka yang menjalani dan mereka juga yang lebih tau atas kemampuan diri mereka sendiri. Aku sebagai orang tua nantinya cukup mendoakan, support sepenuh hati, dan memberikan perhatian selama mereka berprogress.
2. [Li]Linear oleh Irfan Muhammad:
Anindya sangat mencintai tari tradisional. Sewaktu kakeknya masih hidup, Anindya sering mengikuti pentas. Tapi, setelah perkembangan zaman hiburan tradisional mulai dilupakan oleh masyarakat. Ayahnya yang seorang dubes tidak menyukai dan melarang Anindya untuk menari tari tradisional. Sebagai bentuk pemberontakan atas keotoriteran ayahnya dia menjadi PSK dan bertemu dengan Wisnu yang membantunya keluar dari lingkaran gelap itu.
Pg. 72
“Agar mereka mengingat bahwa dalam hidup ini suka memiliki pasangannya yaitu duka. Pasangan yang sampai kapanpun tak bisa dipisahkan.”
3. Sejuta Lilin Untuk Mey oleh Lintang Bawono:
Sejuta lilin untuk Mey dengan latar belakang kerusuhan antara pribumi dan non-pribumi. Fajar telah menjalani hubungan dengan Mey selama 2 tahun. Namun, hubungan mereka ditentang oleh masing-masing keluarga. Long short story, rumah Mey menjadi target oleh oknum warga pribumi. The saddest part is, tepat di hari ulang tahunnya, ayah Mey dan juga Mey meninggal di rumahnya. Dan, siang itu menjadi kenangan terakhir Fajar bertemu dan berkunjung ke rumah Mey untuk memberikan kejutan di hari specialnya.
“Imanku iman seorang budak. Aku takut neraka tapi hanya berharap Tuhan menyelamatkanku dari sana, dan mendambakan surga tapi hanya menjadikan angan-angan belaka tanpa berusaha untuk mendapatkannya. Dunia terlalu kuat menjeratku. Aku masih temukan kesenangan-kesenangan di dunia, masih melihat banyak keindahan di sini.”
Satu kata buat penulis ini, yaitu berani. Berani mengambil topik yang cukup sensitif dikalangan masyarakat, tentang LGBT dan Ahmadiyah. Diambil dari kisah nyata seorang Rara Wilis, atau biasa dikenal dengan Mbok Wilis, ratu waria di kota Semarang yang kesehariannya bekerja sebagai PSK. Dalam sehari Mbok Wilis bisa mendapatkan puluhan pelanggan, dari mulai anak sekolah, kuliah, pejabat sampai suami yang sudah mempunyai istri sekalipun. Buku dengan 354 halaman ini bisa membawa kita merasakan bagaimana menjadi kaum minoritas yang termagilkan. Setelah baca ini benar-benar dibuat takjub akan kuasa Tuhan yang Maha Penyayang, Maha Pengasih dan Maha Pemaaf sebesar apapun dosa yang kita perbuat. Dari cerita ini juga, seandainya Tuhan itu pemarah dan tidak pemaaf, Dia bisa aja langsung mengambil nyawa Mbok Wilis saat itu juga ketika Mbok Wilis pertama kalinya merasa bahwa jati diri dia adalah seorang perempuan, ketika Mbok Wilis mendapatkan kekerasan dari sang pacar, dipukul, ditinju hingga Mbok Wilis mempunyai penyakit kelamin. Tapi Tuhan benar-benar luar biasa baik dengan hamba-Nya, masih memberi kesempatan Mbok Wilis untuk tetap hidup sampai akhirnya mengantarkan Mbok Wilis bebaiat pada Ahmadiyah. Dalam masa pertobatannya pun Mbok Wilis masih harus diterpa fitnah dari orang sekampung serta diteriaki bahwa Pak Wo (Mbok Wilis) adalah orang sesat, dikarenakan dia seorang Ahmadiyah dan menyuruhnya untuk segera bertobat.
“Ia bingung, kenapa pula ia disuruh bertobat padahal ia sedang dalam pertobatan itu sendiri?" (Hal. 316)
Anak Gembala Yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman dibagi menjadi 3 bagian; Mbok Wilis, Babi Lumpur, dan Pak Wo. Menurutku babi lumpur ini representasi dari seorang Mbok Wilis dalam menjajaki kehidupannya yang penuh lika-liku.
Menurutku Funiculi Funicula: 2 >>>>> Funiculi Funicula:1. Lebih emotional, heartwarming and got too overwhelmed. Setiap mereka yang pergi ke masa lalu untuk menemui seseorang yang udah nggak ada, aku selalu berpikir, sebesar apa ya ikhlas yang mereka punya? memutuskan untuk berhadapan dengan seseorang yang udah nggak ada apalagi orang yang kita cintai, menurutku rasanya berat banget. Perasaan menyesal atas apa yang telah terjadi pasti selalu menghantui. Tapi, di sisi lain dengan pertemuan itu juga dapat menyadarkan bahwa mereka yang ditinggalkan juga boleh merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Kesedihan berlarut nggak akan merubah segalanya.
Dari kedua buku tersebut aku dapat pelajaran, kalo menyisihkan sedikit waktu yang kita punya untuk quality time bersama keluarga, orangtua, sahabat, adik, kakak, suami, istri ataupun anak sekalipun itu berharga banget. Kita nggak tau apa yang akan terjadi dalam 5 menit bahkan 1 menit kemudian. Hari ini kita merencanakan sesuatu tapi Tuhan yang berkehendak atas semuanya. Takdir nggak bisa ditentukan dan dirubah semau kita. Kembali ke masa lalu untuk mengubah kenyataan di masa depan juga nggak akan bisa, tapi aku yakin akan selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri atau keadaan di masa kini yang dapat kita pelajari dari masa lalu.